Lihat lebih banyak

Nasib Suram 3AC: Usai Pengadilan British Virgin Islands Perintahkan Likuidasi, Kini Dapat Teguran dari Regulator Singapura

4 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Otoritas Moneter Singapura (MAS) menegur 3AC, karena memberikan informasi palsu dan melebihi ambang batas AUM yang diizinkan untuk RFMC.
  • Berdasarkan undang-undang SFA dan SFR, ditemukan ada 4 pelanggaran yang dilakukan oleh 3AC.
  • Teguran ini datang setelah pengadilan di British Virgin Islands memerintahkan likuidasi terhadap 3AC.
  • promo

Setelah pengadilan di British Virgin Islands memerintahkan likuidasi Three Arrows Capital (3AC), kini regulator Singapura menyebut hedge fund kripto yang dipimpin oleh Su Zhu dan Kyle Davies ini memberikan informasi palsu.

Otoritas Moneter Singapura (MAS) pada hari Kamis (30/6) mengumumkan bahwa mereka menegur 3AC, karena memberikan informasi palsu dan melebihi ambang batas aset yang dikelola (assets under management / AUM) yang diizinkan untuk perusahaan pengelola dana yang terdaftar (registered fund management company / RFMC).

Pada Agustus 2013, 3AC memperoleh status RFMC yang memungkinkan mereka menjalankan bisnis pengelolaan dana dengan tidak lebih dari 30 investor yang memenuhi syarat dan mengelola aset tidak lebih dari 250 juta dolar Singapura (SGD).

Kemudian, 3AC memperbarui pengelolaan satu-satunya dana yang dikelolanya ke entitas suaka pajak di British Virgin Islands pada 1 September 2021.

Sementara mereka melanjutkan pengelolaan sebagian aset dana pada Februari 2022, 3AC memberitahu MAS pada 29 April 2022 tentang niatannya untuk menghentikan aktivitas pengelolaan dana di Singapura yang berlaku mulai 6 Mei 2022.

Teguran dari MAS berkaitan dengan pelanggaran yang dilakukan 3AC yang terjadi sebelum pemberitahuan pada April 2022. Regulator Singapura mengaku telah melakukan penyelidikan terkait pelanggaran ini sejak Juni 2021.

Pelanggaran yang Dilakukan 3AC Menurut Regulator Singapura

Logo Three Arrows Capital | Singapura
Logo Three Arrows Capital

Berdasarkan Undang-Undang Sekuritas & Berjangka (Securities and Futures Act / SFA) dan Peraturan Sekuritas dan Berjangka (Securities & Futures Regulations / SFR [Lisensi & Perilaku Bisnis]), ini sejumlah temuan pelanggaran yang terkait dengan 3AC.

Pertama, kegagalan untuk memastikan bahwa informasi yang diberikan kepada regulator Singapura tidak salah atau menyesatkan. 3A3 menyatakan kepada MAS bahwa mereka telah merombak pengelolaan dananya ke entitas suaka pajak yang tidak terkait mulai 1 September 2021. Namun, representasi ini menyesatkan karena 3AC dan entitas suaka pajak ini memiliki pemegang saham yaitu Su Zhu yang juga seorang direktur 3AC.

Kedua, kegagalan untuk memberi tahu MAS tentang perubahan jabatan direktur dan kepemilikan saham. 3AC gagal memberi tahu MAS dalam batas waktu yang diperlukan tentang perubahan jabatan direktur dan kepemilikan saham direkturnya yaitu Su Zhu dan Kyle Livingston Davies. 

Keduanya adalah co-founder 3AC. Berdasarkan keterangan dari LinkedIn mereka, Su Zhu berperan sebagai CEO 3AC dan Kyle Davies mengisi posisi Chairman 3AC.

Ketiga, pelanggaran ambang batas AUM yang berkepanjangan. 3AC melebihi ambang batas aset kelolaan yang diizinkan sebesar S$250 juta untuk RFMC antara Juli 2020 dan September 2020 serta antara November 2020 dan Agustus 2021.

Keempat, mengingat perkembangan terakhir yang mempertanyakan solvabilitas dana yang dikelola oleh 3AC, MAS sedang menilai apakah ada pelanggaran lebih lanjut yang dilakukan oleh hedge fund kripto ini terhadap peraturan MAS lainnya.

Pengadilan di British Virgin Islands Perintahkan Likuidasi 3AC

Sebelumnya, Sky News pada hari Rabu (29/6) melaporkan bahwa sebuah pengadilan di British Virgin Islands telah memerintahkan agar 3AC dilikuidasi. Berdasarkan laporan tersebut, sebuah pengajuan pengadilan dibuat pada 27 Juni 2022 untuk melikuidasi dana lindung nilai kripto itu. 

Perusahaan penasihat keuangan Teneo disebut sedang menangani kebangkrutan 3AC. Bloomberg melaporkan bahwa sebuah situs web akan dibuat untuk mengumpulkan informasi dari para kreditur (pihak yang memberikan pinjaman dana) tentang utang yang harus dibayar oleh 3AC. 

Setelah itu, Teneo akan mengawasi proses distribusi, termasuk pembicaraan dengan pembeli potensial yang mungkin tertarik dengan sisa dari kepemilikan 3AC seperti pada token atau saham ekuitas di sejumlah startup kripto.

Rumor: Su Zhu Berniat Jual Propertinya di Singapura

Pada hari Kamis (30/6) malam, akun Twitter WuBlockchain, yang dikelola oleh reporter kripto Colin Wu, melaporkan ada rumor bahwa properti Su Zhu di Singapura akan dijual. Informasi ini dikonfirmasi oleh beberapa agen real estate yang menyatakan sang pemilik ingin menjualnya secara cepat. Seperti yang dilaporkan, properti yang dimaksud adalah bungalow di Yarwood Avenue seharga 48,8 juta dolar Singapura.

Akun Twitter FatMan, yang kerap menguak kebobrokan proyek Terra, menyebut sumbernya mengatakan bahwa Su Zhu sedang berusaha menjual properti itu senilai $35 juta (FatMan tidak menulis detail dalam US$ atau S$). Konon, Su Zhu meminta dana untuk ditransfer ke rekening bank di Dubai dan tidak berniat untuk membayar kreditur dengan hasil penjualan ini.

Sebelumnya dalam konferensi Crypto Bahamas yang berlangsung pada akhir April 2022, co-founder 3AC, Su Zhu, sempat mengatakan bahwa mereka akan keluar dari Singapura menuju Dubai, Uni Emirat Arab (UEA), karena lingkungan peraturan yang memburuk.

“Energi di industri aset digital Dubai adalah listrik saat ini,” jelas Su Zhu.

Deretan Perusahaan Kripto yang Terkena Eksposur 3AC

Cryptocurrency platform Voyager harus melihat harga sahamnya jatuh di Toronto Stock Exchange dan terpaksa membatasi penarikan harian pengguna setelah pada hari Senin (27/6) resmi mengeluarkan pemberitahuan bahwa 3AC dalam kondisi default atau gagal bayar. Hal ini terkait dengan pinjaman sekitar US$660 juta yang terdiri dari 15.250 BTC (kurang lebih di atas US$300 juta) dan 350 juta USD Coin (USDC).

The Block, pada hari Rabu (29/6), melaporkan bahwa Morgan Creek Digital yang merupakan salah satu pemegang saham di BlockFi mengatakan 3AC meminjam US$1 miliar ke crypto lending platform itu.

Jaminan pinjaman 3AC ke BlockFi melebihi 30% dari nilai pinjamannya, yang berarti mencapai US$1,33 miliar. Dari nilai jaminan tersebut, 2/3 adalah Bitcoin yang segera disita dan dilikuidasi serta 1/3 sisanya adalah unit penyertaan kepemilikan di Grayscale Bitcoin Trust (GBTC).

Kemudian, pada hari Kamis (30/6), Coindesk melansir Genesis Trading, market maker dan perusahaan pemberi pinjaman kripto, menghadapi potensi kerugian hingga beberapa ratus juta dolar Amerika Serikat (AS). Kerugian di Genesis sebagian terkait dengan eksposur ke 3AC dan penyedia layanan keuangan kripto Babel Finance.

Lalu, The Information mencatat rentetan kabar yang semakin menjadikan 3AC kian terpuruk turut membuat harapan pemulihan market kripto dalam waktu dekat menjadi sirna. Saat berita ini ditulis, harga Bitcoin ambrol di bawah level US$19.000.

Platform kripto terbaik di Indonesia | April 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.

userpic_14-1.jpg
Ahmad Rifai
Ahmad Rifai adalah seorang jurnalis yang meliput sektor startup, khususnya di Asia Tenggara, dan penggila open source intelligence (OSINT). Dia bersemangat mengikuti berbagai cerita tentang perang, tetapi percaya bahwa medan pertempuran saat ini adalah di dunia kripto.
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori