Trusted

Nyaris 94% dari Total Pasokan BUSD di Binance Dikuasai oleh 4 Alamat Wallet Saja

3 mins
Oleh Varuni Trivedi
Diterjemahkan Zummia Fakhriani
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Baru-baru ini, Binance mengumumkan rencananya untuk merilis fitur konversi otomatis pada USD Coin (USDC) dan stablecoin lainnya ke Binance USD (BUSD).
  • Fitur konversi otomatis tersebut bertujuan untuk meningkatkan dominasi pasar BUSD secara drastis.
  • Selain itu, sebuah data menunjukkan tingginya tingkat sentralisasi pada BUSD. Dengan hampir 94% dari total pasokan BUSD dikendalikan oleh empat alamat wallet saja.
  • promo

Di saat Binance tengah berupaya untuk mendorong adopsi dan dominasi untuk stablecoin miliknya, penting juga bagi kita untuk mengamati bagaimana bursa ini mengatasi masalah hiper-sentralisasi yang muncul.

Dalam beberapa bulan terakhir ini, sejumlah stablecoin menjadi tidak stabil sebagai akibat dari tingginya volatilitas pasar dan meluasnya bearish blues yang mempengaruhi pasar secara keseluruhan. Namun, terlepas dari tekanan pasar yang terjadi, stablecoin milik Binance, yakni Binance USD (BUSD), telah berhasil untuk tetap tangguh dan mempertahankan patokan 1:1 terhadap nilai USD.

Di samping itu, beberapa hari yang lalu, bursa kripto dengan volume pasar terbesar di dunia tersebut juga telah membuat pengumuman tentang inovasi terbarunya. Dalam pengumuman tersebut, mereka memberikan informasi terkait peluncuran fitur konversi otomatis untuk USD Coin (USDC) dan stablecoin lainnya ke Binance USD (BUSD).

Sehubungan dengan inovasi tersebut, di satu sisi, fitur konversi otomatis Binance itu memang dapat secara drastis meningkatkan dominasi pasar BUSD. Namun, di sisi lain, langkah tersebut mendapat reaksi keras dari para pelaku pasar.

Jadi, di tengah kekhawatiran tentang sentralisasi stablecoin, apakah langkah Binance untuk meningkatkan posisi BUSD tersebut mampu menguntungkan stablecoin miliknya?

Permainan Monopoli BUSD Binance

Stablecoin sendiri telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari ekosistem kripto. Alasan sederhananya yaitu karena stablecoin mampu menyediakan “jaring pengaman” bagi para trader serta investor selama berlangsungnya periode volatilitas harga yang tinggi.

Selain itu, berbagai stablecoin juga dapat membantu ekosistem yang lebih besar dalam mempertahankan sifatnya yang terdesentralisasi. Namun, langkah bursa ritel raksasa Binance baru-baru ini untuk memperkuat posisi stablecoin BUSD miliknya, justru mendapat respons bernada skeptis dari komunitas.

Menyusul langkah Binance tersebut, kemudian muncullah bursa lain yang mengikuti jejaknya, yaitu WazirX, sebuah bursa kripto India. Saat itu, bursa tersebut juga mengumumkan delisting stablecoin utama pada platform-nya. Selanjutnya, WazirX juga mengumumkan rencananya untuk melakukan konversi tiga stablecoin ke BUSD. Dalam hal ini, ketiga stablecoin tersebut adalah Tether (USDT), Pax Dollar (USDP), dan True USD (TUSD).

Pada saat publikasi, BUSD adalah stablecoin terbesar ketiga berdasarkan kapitalisasi pasarnya. Sedangkan, yang menempati posisi pertama adalah USDT, kemudian ada USDC di peringkat kedua.

Kapitalisasi Pasar BUSD
Sumber: CoinMarketCap

Terlepas dari munculnya tanggapan yang kurang optimis tersebut, pengumuman konversi otomatis Binance tetap berhasil mendongkrak volume perdagangan BUSD. Per tanggal 6 September, telah terhitung kenaikan hampir 70% pada volume perdagangan stablecoin milik Binance ini.

Pada kenyataannya, dengan menyingkirkan stablecoin seperti USDT dan USDC dari ekosistemnya, Binance bisa membuka jalan untuk adopsi BUSD yang lebih tinggi lagi. Akan tetapi, langkah itu tidak serta-merta mampu menepis ancaman sentralisasi untuk BUSD sendiri.

Akankah Kekhawatiran Terkait Sentralisasi Mempengaruhi Binance?

Meskipun gagasan untuk mendominasi stablecoin itu tampak masuk akal untuk dilakukan. Tetapi, data on-chain justru menunjukkan gambaran yang berbeda untuk BUSD.

Pasalnya, data dari Into The Block menunjukkan bahwa terdapat tingkat sentralisasi yang tinggi untuk BUSD. Bahkan, sekitar 94% dari total pasokan BUSD hanya tersebar di empat alamat wallet. Jumlah itu bernilai sekitar 19,31 miliar BUSD, atau setara dengan US$18,98 miliar. Artinya, 93,46% dari jumlah total koin yang tersedia dikendalikan oleh empat alamat itu saja, seperti yang bisa terlihat pada tabel di bawah ini.

Matriks Distribusi Kepemilikan BUSD
Matriks Distribusi Kepemilikan BUSD | Sumber: Into The Block

Sementara itu, indikator matriks distribusi kepemilikan tersebut menampilkan perincian dari kelompok alamat berbeda yang sudah disesuaikan berdasarkan saldo yang mereka pegang. Berbeda dengan BUSD, alamat-alamat dengan kepemilikan lebih dari 1 miliar koin dalam USDC dan USDT masing-masing hanya memiliki 14,74% dan 16,09% dari total koin yang mereka punya. Artinya, angka itu masih jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan jumlah BUSD.

Matriks Distribusi Kepemilikan USDT
Matriks Distribusi Kepemilikan USDT | Sumber: Into The Block

Dengan demikian, tidak mengherankan jika stablecoin yang sangat terpusat telah memicu timbulnya kekhawatiran di ekosistem kripto. Jadi, dalam hal ini, meskipun Binance bertujuan untuk meningkatkan dominasi BUSD miliknya, penting juga untuk mengamati seperti apa perusahaan akan mengatasi kekhawatiran mengenai tingkat sentralisasi tersebut.

Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Sampaikan pendapat Anda kepada kami. Jangan lupa follow akun Instagram BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia | Oktober 2024
Platform kripto terbaik di Indonesia | Oktober 2024
Platform kripto terbaik di Indonesia | Oktober 2024

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.

Zummia.jpg
Zummia Fakhriani
Zummia adalah seorang penulis, penerjemah, dan jurnalis dengan spesialisasi pada topik blockchain dan kripto. Ia mengawali sepak terjang di industri kripto sebagai trader kasual sejak 2015. Kemudian, mulai berkiprah sebagai penerjemah profesional di industri sejak 2018 sembari mengenyam tahun ketiganya di program studi Sastra Inggris kala itu. Menyukai topik terkait DeFi, koin privasi, dan Web3.
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori