Pasar kripto akan menyaksikan kedaluwarsa kontrak opsi Bitcoin dan Ethereum senilai US$3,42 miliar (Rp54,4 T) hari ini, 22 November 2024. Kedaluwarsa opsi berjumlah substansial ini berisiko menyebabkan dampak harga jangka pendek. Terutama, di kala pasar tengah menantikan Bitcoin untuk mencapai target harga US$100.000.
Dengan opsi Bitcoin senilai US$2,86 miliar dan Ethereum sebesar US$561,66 juta, kalangan trader bersiap menghadapi potensi volatilitas.
Berbeda dengan Ethereum, Trader Bertaruh pada Ambruknya Harga Bitcoin
Hari ini, terjadi peningkatan signifikan dalam jumlah kontrak opsi Bitcoin (BTC) dan Ethereum (ETH) yang akan kedaluwarsa dibandingkan pekan lalu. Menurut data Deribit, 28.905 kontrak opsi Bitcoin akan berakhir pada hari Jumat ini dengan rasio put-to-call sebesar 1,09 dan titik sakit maksimum US$86.000.
Di sisi lain, 164.687 kontrak Ethereum juga akan kedaluwarsa hari ini. Rasio put-to-call ada di angka 0,66 dan titik sakit maksimum di US$3.050.
Rasio put-to-call Bitcoin sendiri berada di atas 1. Itu artinya, sentimen pasar secara umum bearish meskipun crypto whale BTC dan holder jangka panjang mendorong pertumbuhan harga baru-baru ini. Sebagai perbandingan, Ethereum menunjukkan rasio put-to-call sebesar 0,66, mencerminkan prospek pasar yang secara umum bullish.
Sebagai pengingat, rasio put-to-call membantu mengukur sentimen pasar. Opsi put mencerminkan taruhan pada koreksi harga, sedangkan opsi call menunjukkan taruhan pada kenaikan harga.
Ketika rasio ini berkisar di atas 1, hal ini menunjukkan minimnya optimisme di pasar; terdapat lebih banyak trader bertaruh pada drop harga. Sebaliknya, rasio put-to-call yang berada di bawah 1 berarti terdapat optimisme di pasar. Dengan kata lain, ada lebih banyak trader bertaruh pada reli harga.
Rasio Put-to-Call Bitcoin: Implikasinya untuk BTC
Seiring mendekatnya masa kedaluwarsa opsi, para trader meramal harga BTC akan turun sedangkan ETH akan naik. Berdasarkan Teori Max Pain dalam perdagangan opsi, BTC dan ETH cenderung bergerak menuju titik sakit maksimum (strike price) masing-masing di US$86.000 dan US$3.050. Pada level ini, jumlah kontrak terbesar, baik call maupun put, akan berakhir tanpa nilai.
Tekanan harga untuk kedua aset ini diperkirakan akan mereda setelah Deribit menyelesaikan kontrak pada pukul 08:00 UTC hari ini. Namun, pada saat publikasi, BTC diperdagangkan di harga US$98.876, sedangkan ETH berada di level US$3.389. Sesuai rasio put-to-call, analis Greeks.live memprediksi ETH akan terus menguat, sementara BTC berada di ambang koreksi.
“Dengan sekitar 8% posisi kedaluwarsa pekan ini, lonjakan besar Ethereum telah menyebabkan peningkatan signifikan dalam implied volatility (IV) opsi jangka panjang ETH, sementara IV opsi jangka panjang BTC tetap stabil. Sentimen pasar masih sangat optimistis,” ujar analis Greeks.live.
Analis juga menyebut, meskipun Bitcoin menghadapi risiko koreksi, reli pasar secara keseluruhan menjaga potensi penurunan tetap terkendali. Mereka mengaitkan sentimen positif ini dengan arus modal fantastis ke produk ETF (exchange-traded fund). Khususnya untuk opsi IBIT dari BlackRock yang baru saja mulai diperdagangkan, seiring dengan pasar spot yang sangat bullish.
Meski demikian, dengan tingginya volume kedaluwarsa hari ini, para trader perlu mengantisipasi fluktuasi harga Bitcoin dan Ethereum yang dapat memahat tren jangka pendek mereka.
Bagaimana pendapat Anda tentang opsi BTC dan ETH yang kedaluwarsa ini dan efeknya ke pasar? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.