Kalangan kelas atas di Indonesia, utamanya mereka yang memiliki kekayaan bersih antara US$100 juta hingga US$400 juta atau sekitar Rp1,68 triliun hingga Rp6,7 triliun, mulai mengonversi sebagian kecil asetnya ke dalam bentuk kripto. Hal itu terjadi di tengah meningkatnya kekhawatiran atas disiplin fiskal dan stabiltas ekonomi negara.
Laporan Bloomberg menyebut, selain emas dan real estat, mata uang kripto, khususnya stablecoin USDT yang memiliki paritas dolar AS, juga menjadi tempat berlindung para trilliuner untuk mengamankan hartanya.
Sifatnya yang mirip dengan dolar AS, dipandang mampu menjawab kekhawatiran akan terus melemahnya nilai tukar rupiah belakangan ini. Seorang bankir swasta mengatakan bahwa beberapa klien Indonesia dengan kekayaan bersih US$100 juta hingga US$400 juta telah mengonversi sekitar 10% asetnya menjadi kripto.
Menurutnya, pergeseran tersebut sudah berjalan sejak Oktober, ketika Presiden Republik Indonesia (RI), Prabowo Subianto mulai dilantik. Namun kondisinya bertambah cepat secara substansial setelah nilai tukar rupiah merosot di bulan Maret.
Chan, salah seorang mantan eksekutif puncak di salah satu konglomerasi di Indonesia mengatakan bahwa ia telah meningkatkan pembelian USDT dalam beberapa bulan terakhir.
“Ini memungkinkan saya untuk menjaga nilai aset dan mengirimkannya ke luar negeri jika perlu tanpa harus membawanya secara fisik,” jelas laporan.
Hal itu menunjukkan bahwa meskipun kripto merupakan kelas aset yang terkenal karena volatilitasnya, namun teknologi yang ada di dalamnya menawarkan jalan keluar yang fleksibel dalam hal mobilitas.
Risiko Stablecoin Cenderung Rendah
Menanggapi hal itu, Chief Product Officer GudangKripto, Donny Swandono menjelaskan bahwa pihaknya menyadari semakin banyak orang kaya Indonesia yang mengalihkan portofolionya ke aset kripto.
Peralihan itu lanjutnya, berlandaskan oleh tingginya kepercayaan publik terhadap pasar kripto itu sendiri.
“Selain itu, stablecoin merupakan aset kripto yang paling tinggi peminat untuk diversifikasi. Karena risikonya cenderung rendah dan pergerakannya paling stabil. Selain itu, pasar aset kripto merupakan pasar yang selalu aktif selama 24 jam dalam sehari tanpa jeda,” jelasnya kepada BeinCrypto.
Data Bappebti menyebutkan, selain Bitcoin, USDT juga menjadi salah satu aset kripto populer yang menjadi buruan investor Indonesia. Hal itu sudah berlangsung sejak beberapa bulan ke belakang, dan mendominasi perdagangan.
Sebagai catatan, di Indonesia sendiri terdapat proyek stablecoin yang memiliki paritas emas, GIDR. Produk tersebut mengeklaim bahwa setiap 1 token GIDR sama dengan 1 gram emas dan bisa dikonversi menjadi emas fisik.
Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.
