Memulai tahun 2025, sumbangsih sektor kripto terhadap perekonomian negara terlihat positif. Hanya dalam kurun waktu 1 bulan, yakni di Januari kemarin, nilai penerimaan pajak kripto sudah mencapai Rp107,11 miliar.
Capaian itu menunjukkan tingginya kontribusi yang dihasilkan oleh kelas aset anyar tersebut terhadap tanah air. Berdasarkan catatan Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan Republik Indonesia, terungkap bahwa sampai dengan Januari kemarin, nilai setoran pajak kripto secara agregat mencapai Rp1,19 triliun.
Jumlah itu terbagi atas Rp246,45 miliar penerimaan pajak di tahun 2022, kemudian Rp220,83 miliar penerimaan pajak di tahun 2023 dan Rp620,4 miliar di akhir tahun lalu. Sementara, untuk di bulan Januari saja, nilai penerimaan pajak kripto sudah mencapai Rp107,11 miliar atau hampir 20% dari total penerimaan pajak aset kripto di tahun 2024.
Di sisi lain, kondisi itu juga merefleksikan bahwa volume perdagangan kripto di Indonesia terus menunjukkan pertumbuhan. Jika diasumsikan nilai setoran pajak kripto setiap bulannya mencapai ratusan miliar, bukan tidak mungkin di akhir tahun ini kontribusi pajak dari sektor aset digital mampu mencapai triliunan rupiah.
Potensi Penerimaan Pajak Bisa Lebih Besar
Merespons hal itu, pengamat kripto, Ibrahim Assuaibi menyatakan apresiasinya terhadap besaran nilai setoran pajak aset digital. Namun dalam pandangannya, jumlah tersebut bisa digenjot lebih tinggi lagi melalui peningkatan partisipasi pelanggan kripto.
Karena menurutnya, dari total jumlah pelanggan kripto nasional, yang mencapai 22,91 juta pelanggan, hanya sekitar 500 ribu orang yang aktif melakukan transaksi. Situasi itu menjadi catatan tersendiri bagi regulator untuk terus melakukan edukasi dan literasi terkait aset kripto ke masyarakat.
“Jumlah setoran pajak meningkat artinya baik. Tetapi dari 22,91 juta pelanggan kripto, hanya 500 ribu yang aktif melakukan transaksi. Perlu adanya edukasi lebih gencar lagi ke masyarakat,” jelasnya kepada BeinCrypto.
Ia juga mencatat bahwa, dari seluruh masyarakat dengan tingkat pendidikan tinggi (Sarjana), hanya 10% yang memahami tentang kripto. Hal itu memperlihatkan bahwa tingkat literasi kripto di negeri ini masih jauh dari cukup untuk bisa mendorong adopsinya bertambah masif.
Padahal Indonesia masuk ke dalam jajaran negara dengan adopsi kripto terbaik di dunia. Berdasarkan Chainalysis, negeri ini berada di posisi ke-3 dunia untuk adopsi kripto, berada di atas Amerika Serikat (AS), Rusia dan Vietnam.
Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.
