Banyak analis sempat meramalkan bahwa Bitcoin bakal melesat melampaui US$200.000 di siklus ini. Namun, amblasnya harga BTC pada akhir Februari hingga Maret 2025 memaksa pelaku pasar untuk mengkaji ulang prediksi mereka.
Redaksi BeInCrypto menelusuri apakah BTC masih punya daya untuk menembus US$200.000 meski diterpa berbagai hambatan. Untuk menjawab ini, CEO Bitget Gracie Chen berbagi pandangannya.
Chen menyoroti bahwa banyak pihak dibuat bingung oleh anjloknya harga Bitcoin, meskipun Presiden AS saat ini, Donald Trump, dikenal sebagai pendukung kripto. Ia menambahkan, Amerika Serikat (AS) mulai mewacanakan pembentukan cadangan strategis Bitcoin.
AS Belum Beli BTC, namun Bukan Hal Mutlak
“Pemerintah memang belum membeli BTC, tapi situasi ini bisa saja berubah dalam waktu dekat. Jika itu terjadi, Bitcoin akan mendapatkan legitimasi institusional serta dukungan harga jangka panjang,” ujar Gracie Chen.
Di samping itu, ia juga mencermati perkembangan regulasi di AS, di mana Kongres tengah membahas rancangan undang-undang (RUU) terkait stablecoin. Menurutnya, langkah ini menjadi sinyal bahwa sistem keuangan berbasis blockchain semakin serius digarap.
“Beberapa pemain besar, termasuk Elon Musk, sedang mempertimbangkan penerbitan stablecoin mereka sendiri. Tim Trump pun melihat aset ini sebagai alat untuk memperkuat dominasi dolar sebagai mata uang cadangan global,” jelas Chen.
Selain itu, ia menyoroti situasi ekonomi AS. Menteri Keuangan AS Scott Bessent menyebut bahwa negeri Paman Sam tengah memasuki “periode detoks”, mengisyaratkan perlambatan ekonomi yang dikendalikan. Jika benar demikian, strategi Trump menjadi semakin jelas: menyalahkan resesi pada Biden, menerapkan tarif dan narasi kripto untuk menekan biaya, serta mendorong pemangkasan suku bunga guna merangsang pertumbuhan sektor teknologi dan AI.
“Rasa sakit jangka pendek demi keuntungan jangka panjang. Itulah strategi yang sedang dimainkan,” tutur Gracie Chen mengenai kondisi ekonomi AS saat ini.
Karena posisi Bitcoin sangat bergantung pada faktor ekonomi makro, investor perlu terus mengamati kebijakan Trump.
“Bagaimanapun juga, saya tidak melihat BTC bakal turun ke bawah US$70.000. Justru di kisaran US$73.000–US$78.000 adalah titik masuk yang menarik bagi mereka yang masih ragu. Dalam 1–2 tahun ke depan, BTC di angka US$200.000 bukan lagi sekadar mimpi,” pungkas Chen.
Bagaimana pendapat Anda tentang prospek harga Bitcoin (BTC) untuk raih target US$200.000? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.
