Pasar altcoin mengalami tekanan hebat pada pekan terakhir Juli 2025. Kapitalisasi pasarnya turun hampir 10%, dari US$1,57 triliun menjadi US$1,4 triliun. Peristiwa itu memicu likuidasi besar-besaran senilai lebih dari US$840 juta dalam 24 jam terakhir yang mayoritas berasal dari posisi long pada trader leverage.
Data dari CoinGlass menyebut, sebanyak 314.302 posisi trader mengalami likuidasi. Total kerugiannya hampir mencapai US$1 miliar atau lebih dari Rp16 triliun. Sebagain besar hal itu terjadi karena dampak dari posisi long yang terlalu optimistis terhadap kelanjutan tren naik dalam beberapa pekan ke belakang.
Untuk itu, analis Tokocrypto, Fyqieh Fachrur mengimbau agar investor mewaspadai potensi sinyal palsu di pasar altcoin. Karena secara historis altcoin memiliki volatilitas yang lebih tinggi ketimbang Bitcoin.
Utamanya saat dominasi pasar jawara kripto itu masih bertahan di level yang cukup tinggi, yakni sekitar 52-53%. Dalam kacamatanya, kondisi seperti ini cenderung membuat altcoin season sementara dan mudah berbalik arah jika tidak disertai dengan turunnya dominasi Bitcoin secara signifikan.
“Jika Bitcoin gagal mencetak level tertinggi baru dan justru bergerak mendatar, dana yang sebelumnya mengalir ke altcoin berpotensi tertarik kembali secara agresif,” jelas Fyqieh.
Koreksi Masih Wajar di Pasar Altcoin
Meski demikian, ia menilai bahwa koreksi yang terjadi saat ini merupakan fase wajar dalam siklus pasar. Karena profit taking terjadi setelah empat pekan berturut-turut mengalami kenaikan. Fyqieh percaya bahwa penurunan ini bukanlah sinyal pembalikan tren, melainkan lebih kepada bagian dari konsolidasi alami.
“Selama Bitcoin tetap bertahan kuat dan tidak memasuki tren penurunan, altcoin berpotensi untuk pulih kembali dalam waktu dekat,” tambahnya.
Di sisi lain, jika melihat kondisi global, penurunan ini terjadi di tengah pergeseran sentimen pasar global. Laporan dari 10x Research menyebut, reli harga kripto dalam beberapa pekan terakhir didominasi oleh aktivitas perdagangan di jam Asia.
Sebaliknya, pelaku pasar di Amerika Serikat (AS) dan Eropa justru memimpin aksi profit taking. Fenomena tersebut juga tecermin pada Ethereum (ETH), yang mencatat kenaikan signifikan selama jam Asia, namun menghadapi tekanan jual di jam perdagangan pada wilayah Barat.
Meskipun begitu, sentimen pasar keseluruhan masih berada di zona “greed”, yang menunjukkan bahwa pelaku pasar belum memasuki fase panik.
“Saat ini dominasi Bitcoin berada di kisaran 53%. Menandakan bahwa aliran dana investor masih terkonsentrasi pada BTC, bukan altcoin. Berdasarkan pola sebelumnya, reli altcoin yang berkelanjutan umumnya terjadi saat dominasi Bitcoin turun secara konsisten,” pungkasnya.
Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.
