Trusted

Riset JPMorgan: Pandemi Dorong Adopsi Kripto di Amerika Tumbuh 13 Persen

3 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Hasil riset JPMorgan mengungkapkan bahwa pandemi Covid-19 mendorong adopsi kripto di AS melesat ke level 13% per Juni 2022.
  • Padahal, sebelum pandemi, jumlah populasi di Negeri Paman Sam yang memiliki kripto hanya sekitar 3% secara kumulatif.
  • Data menyebutkan melonjaknya tingkat kepemilikan kripto terjadi seirama dengan meningkatnya harga Bitcoin.
  • promo

Pandemi Covid-19 yang melanda hampir seluruh negara ternyata menyisakan hal positif. Adanya pembatasan wilayah mendorong arus investasi digital tumbuh secara signifikan. Salah satu sektor yang terdampak adalah kripto.

Hasil riset dari raksasa perbankan global JPMorgan mengungkapkan bahwa pandemi Covid-19 mendorong adopsi kripto di Amerika Serikat (AS) melesat ke level 13% per Juni 2022. Padahal, sebelum pandemi, jumlah populasi di Negeri Paman Sam yang memiliki kripto hanya sekitar 3% secara kumulatif.

Data menyebutkan bahwa melonjaknya tingkat kepemilikan kripto terjadi seirama dengan meningkatnya harga Bitcoin (BTC). Hal tersebut mendorong volume pengiriman kripto menjadi ikut naik.

“Sebagian besar pengguna kripto melakukan transaksi pertamanya saat terjadi lonjakan dalam harga aset kripto,” ungkap riset JPMorgan.

Sebagai catatan, riset JPMorgan melacak rekening giro aktif yang memiliki aliran dana yang signifikan dan berkelanjutan. Hal tersebut ditandai dengan adanya 5 transaksi per bulan dengan total arus dana lebih dari US$1.000 setiap bulannya.

Temuan JPMorgan juga mengungkapkan bahwa pengguna kripto dengan penghasilan rendah cenderung terlambat masuk ke kripto dan malah mendapatkan harga tinggi dibandingkan dengan mereka yang berpenghasilan tinggi.

Melambatnya pasar kripto ternyata memang berdampak terhadap arus dana yang keluar. Laporan yang bertajuk “The Dynamics and Demoghraphics of U.S. Household Crypto-Assets Use” itu mencatat jumlah dana yang keluar dari setiap akun ternyata lebih besar pada aliran dana yang masuk.

Pengguna Kripto Didominasi Angkatan Muda

Pengguna aset kripto didominasi oleh angkatan muda dan Milenial. Sebanyak 20% dari total populasi pengguna kripto AS adalah milenial. Kemudian, di posisi kedua dihuni oleh Generasi X yang mencapai 11%. Sementara generasi tua, yang disebut sebagai baby boomer, hanya mencapai 4%.

Meskipun persentase kepemilikan kripto meningkat, tetapi nilai kepemilikan kripto tergolong rendah. Rata-rata nilai transfer kripto selama 2015 hingga paruh pertama tahun 2022 hanya mencapai US$620. Namun, hal itu tidak berlaku bagi mereka yang memiliki penghasilan relatif tinggi setiap minggunya.

“Sebanyak 15% orang melakukan transfer ke akun kripto mereka melebihi pendapatannya setiap bulan. Selain itu, mereka yang memiliki paparan tinggi ke kripto mungkin pula memiliki kemampuan yang lebih besar untuk menanggung risiko,” jelas JPMorgan.

Tingkat Pendidikan Pengaruhi Strategi Investasi

Tingkat pendidikan pun ternyata turut ikut memengaruhi strategi investasi. Pasalnya, investor yang tidak mencapai gelar pendidikan sarjana membeli aset kripto dengan harga 2% sampai 4% lebih tinggi dibandingkan dengan investor yang sudah menuntaskan pendidikan hingga tingkat sarjana.

Mayoritas dari investor yang memiliki kripto, membeli aset investasi di kisaran US$44.500, yang artinya mereka tidak mendapatkan harga diskon. Sedangkan mereka yang setidaknya sudah menyelesaikan pendidikan tingginya, mendapatkan harga kripto di kisaran US$42.800 dan US$43.700, atau mendapatkan diskon harga sebesar 3,8% dan 1,8%.

Dari data di atas, dapat terlihat bahwa mereka yang memiliki tingkat pendidikan yang baik berpeluang mendapatkan imbal hasil yang lebih mumpuni. Fakta itu sepertinya juga membuat banyak perusahaan kripto terus menggenjot literasi terkait kripto agar bisa memberikan pemahaman secara utuh kepada calon investor.

Salah satu langkah itu dilakukan oleh Step, platform solusi keuangan yang baru saja mendapatkan utang sebesar US$300 juta untuk memperluas investasi kripto sembari membuat kurikulum literasi keuangan nasional.

Terkait hal ini, mantan konsultan McKinsey, Thy-Diep Ta, menuturkan bahwa literasi blockchain menjadi penting untuk membantu membedakan mana proyek yang benar dan mana yang hanya bersifat penipuan.

“Selain itu, pendidikan bisa membantu membedakan sinyal dari kebisingan (noise),” terangnya.

Bagaimana pendapat Anda tentang hasil riset JPMorgan terkait adopsi kripto di Amerika Serikat ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia | November 2024
Platform kripto terbaik di Indonesia | November 2024
Platform kripto terbaik di Indonesia | November 2024

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.

BIC_userpic_sb-49-profil.jpg
Adalah seorang penulis dan editor yang pernah berkiprah di banyak media ekonomi dan bisnis. Memiliki pengalaman 7 tahun di bidang konten keuangan, bursa dan startup. Percaya bahwa blockchain dan Web3 akan menjadi peta jalan baru bagi semua sektor kehidupan
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori