Lihat lebih banyak

Manfaatkan Basis Pengguna Telegram, Blockchain TON Dapat Investasi dari Pantera

2 mins
Diperbarui oleh Ahmad Rifai
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Pantera Capital mengumumkan investasi di blockchain L1 The Open Network (TON).
  • Manfaatkan basis pengguna Telegram, TON punya kapasitas perkenalkan kripto kepada masyarakat.
  • Toncoin (TON) saat ini berada di urutan ke-10 sebagai cryptocurrency dengan market cap terbesar.
  • promo

Pantera Capital, salah satu venture capital (VC) terpopuler di dunia kripto, pada hari Kamis (2/5) mengumumkan investasi di The Open Network (TON), proyek blockchain layer-1 (L1) yang dirancang oleh platform instant messaging Telegram dan dilanjutkan oleh komunitas open source.

Dalam pengumuman ini, tidak diungkapkan seberapa banyak investasi yang dikucurkan Pantera ke TON.

Harga native token Toncoin (TON) naik sekitar 7,7% dalam 24 jam terakhir. Saat ini, TON berada di urutan ke-10 sebagai cryptocurrency dengan market cap atau kapitalisasi pasar terbesar.

Pihak Pantera percaya bahwa TON memiliki kapasitas untuk memperkenalkan kripto kepada masyarakat karena digunakan secara luas dalam Telegram.

Telegram saat ini memiliki lebih dari 900 juta pengguna aktif bulanan yang digunakan untuk komunikasi pribadi dan grup, komunitas pembangun berskala besar, berbagi konten, dan banyak lagi.

Dengan memanfaatkan basis pengguna Telegram dan user experience (UX) yang mulus dengan semangat ekosistem TON yang sedang berkembang, Pantera yakin TON memiliki potensi untuk menjadi salah satu jaringan kripto terbesar.

Menggabungkan Etos Web3 dengan Distribusi Besar

Di antara beragam platform instant messaging terkemuka di dunia, Pantera menilai Telegram menonjol karena platform ini tidak hanya mewujudkan sebagian besar etos kripto, tetapi juga memiliki distribusi yang signifikan.

Telegram secara teratur mengungguli alternatif terdekatnya, Signal, dengan jumlah unduhan bulanan 10 kali lebih besar, dan mengumpulkan lebih dari 36,7 juta unduhan pada bulan Januari tahun ini.

Pantera menyebut bahwa Telegram adalah satu-satunya platform besar yang bebas dari hambatan peraturan untuk menggabungkan Web3 untuk jaringan blockchain terbuka.

Meskipun Messenger dari Facebook (Meta Platforms) sempat berusaha menggabungkan pembayaran kripto lewat Diem (Libra), pada akhirnya mereka menghadapi kendala peraturan dari regulator Amerika Serikat (AS) yang menyebabkan penghentian inisiatif tersebut.

Sementara itu, WeChat yang populer di Cina telah berupaya mengintegrasikan pembayaran mata uang digital bank sentral (CBDC) dalam yuan (renminbi) digital. Namun, cakupan sistemnya terbatas dan pembuatnya tidak memiliki kemampuan untuk membuat aplikasi tanpa izin.

Dengan catatan tersebut, Pantera percaya Telegram berada pada posisi yang tepat untuk membawa kripto ke dunia karena etos Web3 yang sama dan distribusinya yang besar.

Selain itu, Pantera menggemakan kemampuan TON sebagai jaringan yang dapat menangani jutaan transaksi per detik dan melakukan penskalaan secara efisien seiring bertambahnya jumlah pengguna.

Hal ini menjadikan TON ideal bagi para developer yang ingin meluncurkan beragam aplikasi untuk ratusan juta pengguna tanpa mengorbankan kecepatan atau keamanan.

Kesimpulannya, Pantera meyakini bahwa jaringan TON masih dalam tahap awal, dan sangat antusias untuk menyaksikan adopsi ekosistem dan fitur-fitur barunya dengan mengandalkan basis pengguna Telegram.

Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto.

Platform kripto terbaik di Indonesia | Mei 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.

userpic_14-1.jpg
Ahmad Rifai
Ahmad Rifai adalah seorang jurnalis yang meliput sektor startup, khususnya di Asia Tenggara, dan penggila open source intelligence (OSINT). Dia bersemangat mengikuti berbagai cerita tentang perang, tetapi percaya bahwa medan pertempuran saat ini adalah di dunia kripto.
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori