Pemerintah Arab Saudi, melalui Bank Sentral Saudi (SAMA), terus melanjutkan pengembangan proyek mata uang digital besutan bank sentral atau yang lebih dikenal sebagai central bank digital currency (CBDC). Saat ini, regulator keuangan utama Arab Saudi itu masih menggarap proyek yang berfokus pada penggunaan CBDC untuk segmen grosir bersama dengan beberapa lembaga perbankan lokal dan financial technology (fintech).
Lewat proyek tersebut, pemerintah ingin melihat bagaimana dampak ekonomi dari kehadiran CBDC. Mulai dari kesiapan pasar hingga potensi penerapan solusi pembayaran berbasis CBDC terus dieksplorasi untuk mendapatkan hasil penelitian yang utuh.
Secara pararel, SAMA juga turut menimbang implementasi CBDC dari sisi hukum, kebijakan, dan aturan terkait lainnya dalam menyukseskan visi Arab Saudi di tahun 2030 mendatang. Gubernur Bank Sentral Saudi, HE Fahad Almbarak, mengungkapkan regulator akan tetap menjadikan lembaga perbankan dan fintech sebagai landasan proyek dan implementasinya.
“Meski belum ada keputusan dari Kerajaan terkait CBDC, namun Bank Sentral akan terus melakukan eksplorasi, untuk mengetahui manfaat dan potensi risiko dari penerapan mata uang digital,” jelasnya.
Terlebih lagi, ini bukanlah proyek mata uang digital pertama yang dikerjakan. Sebelumya, pada tahun 2019 Bank Sentral Arab Saudi pernah menggarap proyek Aber yang bekerjasama dengan Bank Sentral Uni Arab Emirat (UAE). Tujuan dari proyek tersebut adalah untuk memvalidasi bahwa penerapan teknologi distributed ledger (DLT) memainkan peran penting dalam pembayaran lintas batas.
Bank Sentral Arab Saudi Perkuat Sumber Daya untuk Masuk ke CBDC
Langkah Bank Sentral Arab Saudi untuk masuk dan menggenjot pengembangan proyek CBDC sudah diperhitungkan sejak awal. Pada September tahun lalu, Bank Sentral Saudi merekrut mantan direktur pelaksana Accenture, yakni Mohsen AlZahrani untuk memimpin peta pengembangan kripto dan CBDC di bank sentral setempat.
Dengan menyandang status sebagai salah satu ekonomi terbesar di Timur Tengah, posisi Kerajaaan Arab Saudi sangat strategis untuk mendorong adopsi keuangan digital.
Pandangan Saudi terhadap kripto pun mulai berubah dengan masuknya AlZahrani. Pada tahun 2018 lalu, SAMA masih melarang aktivitas perdagangan mata uang virtual dan menganggap bahwa hal tersebut memiliki konsekuensi negatif dan risiko tinggi lantaran berada di luar pengawasan pemerintah.
Selain itu, kebijakan yang dilakukan oleh SAMA kemungkinan besar juga dipengaruhi oleh pertimbangan agama, di mana aset digital telah menjadi kontroversi di dunia muslim. Bahkan di setahun sebelumnya, tepatnya di 2017 salah satu ulama asal Saudi, Assim al-Hakeem, mengungkapkan bahwa aset kripto dilarang berdasarkan hukum Islam karena sifatnya yang ambigu.
Indonesia, sebagai salah satu negara dengan populasi Islam terbesar di dunia, juga ikut mengeluarkan pernyataan bahwa aset kripto adalah haram. Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengeluarkan fatwa bahwa penggunaan kripto sebagai mata uang dan komoditas yang tidak memiliki wujud fisik adalah haram.
- Baca Juga: Islamic Coin (ISLM) Yakin Bisa Tumbuh Layaknya Bitcoin dan Siap Tembus Nilai US$1 Triliun
Ingin Menang dari UEA
Beberapa pihak menganggap langkah yang dilakukan Arab Saudi dengan mencoba ramah terhadap keuangan digital, termasuk kripto dan CBDC, merupakan strategi untuk mengalahkan UEA yang secara gamblang mengatakan niatannya untuk menjadi hub kripto global.
Ditambah lagi, minat masyarakat setempat terhadap kripto memang sudah cukup tinggi. Setidaknya sekitar 3 juta masyarakat Saudi disebut sudah memiliki kripto. Selain itu, beberapa perusahaan publik dan swasta yang ada di sana juga sudah menyatakan ketertarikannya pada pemanfaatan blockchain, teknologi utama dalam mata uang kripto.
Kerajaan Arab Saudi juga sudah memanfaatkan teknologi tersebut untuk membantu perusahaan halal melacak dan memastikan sumber bahan serta memastikan standar yang relevan terpenuhi. Bahkan raksasa minyak Aramco juga ikut berinvestasi mengembangkan blockchain untuk mengintegrasikan sensor di ladang minyak dan kilang untuk memeriksa kinerjanya.
Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.