Departemen Kehakiman (DOJ) Amerika Serikat (AS) pada hari Senin (7/11) mengumumkan bahwa mereka menyita Bitcoin senilai lebih dari US$3,36 miliar (Rp52,65 triliun) dari seorang hacker yang mencuri sekitar 50.676 bitcoin dari marketplace dark web Silk Road pada September 2012.
Pihak DOJ mengatakan bahwa tindakan itu merupakan penyitaan kripto terbesar yang pernah mereka lakukan, dan terbesar kedua dalam bentuk apa pun dalam sejarah. James Zhong pada 4 November lalu mengaku bersalah di hadapan pengadilan AS karena melakukan penipuan dengan aksi peretasan di Silk Road yang menggasak 51.680,32 BTC.
Sebagai informasi, Silk Road adalah darknet market besar pertama yang memungkinkan para pedagang menjual barang yang seringkali ilegal dengan imbalan Bitcoin. Black market online ini beroperasi dari sekitar tahun 2011 hingga 2013. Pada tahun 2015, pendiri Silk Road, Ross Ulbricht dijatuhi hukuman penjara seumur hidup.
Aksi Penggerebekan Terjadi pada November 2021
James Zhong disebut berhasil mengelabui pemroses pembayaran Silk Road agar memberinya Bitcoin melalui berbagai akun palsu.
“Selama hampir 10 tahun, keberadaan sebagian besar Bitcoin yang hilang ini telah menggelembung menjadi misteri lebih dari US$3,3 miliar,” jelas pihak DOJ.
Pihak berwenang menyita Bitcoin, serta batangan logam mulia dan uang tunai US$661.900 dari rumah James Zhong selama penggerebekan pada 9 November 2021.
Mereka mengaku menemukan sebagian besar Bitcoin dalam private key di brankas bawah tanah dan di sebuah single-board computer. Hampir setahun kemudian, DOJ baru mempublikasikan temuan itu.
Pencarian ini diklaim dapat dilakukan berkat pelacakan mata uang kripto yang canggih dan pekerjaan polisi kuno yang baik.
Cara James Zhong Mengakali Sistem Silk Road
James Zhong pada September 2012 menjalankan skema untuk menipu Silk Road atas uang dan propertinya dengan membuat rangkaian sekitar 9 akun penipuan Silk Road dengan cara yang dirancang untuk menyembunyikan identitasnya.
Kemudian, dia memicu lebih dari 140 transaksi secara berurutan untuk mengelabui sistem pemrosesan penarikan Silk Road agar melepaskan sekitar 50.000 bitcoin dari sistem pembayaran berbasis Bitcoin ke akun James Zhong.
Lalu, dia mentransfer Bitcoin ini ke berbagai alamat terpisah yang juga berada di bawah kendali James Zhong. Semuanya dengan cara yang dirancang untuk mencegah deteksi, menyembunyikan identitas dan kepemilikannya, serta mengaburkan sumber Bitcoin.
Saat melakukan penipuan ini, James Zhong tidak mencantumkan item atau layanan apa pun untuk dijual di Silk Road. Dia juga tidak membeli item atau layanan apa pun di Silk Road. Dia mendaftarkan akun dengan memberikan informasi minimal yang diperlukan oleh Silk Road untuk membuat akun penipuan, yang hanya menjadi saluran untuk melakukan aksi penipuan.
James Zhong mendanai akun penipuan yang dia kelola dengan setoran awal antara 200 dan 2.000 bitcoin. Setelah setoran awal, dia kemudian dengan cepat melakukan serangkaian penarikan. Melalui skema penipuannya, dirinya mampu menarik lebih banyak Bitcoin dari Silk Road daripada yang dia setorkan sebelumnya.
Sebagai contoh, pada 19 September 2012, James Zhong menyetorkan 500 bitcoin ke dompet Silk Road. Kurang dari lima detik setelah melakukan setoran awal, dia mengeksekusi lima penarikan 500 bitcoin secara berurutan dalam detik yang sama yang menghasilkan keuntungan bersih 2.000 bitcoin.
Sebagai contoh lain, akun penipuan lain yang dioperasikan James Zhong melakukan satu setoran dan lebih dari 50 penarikan Bitcoin sebelum akun tersebut menghentikan aktivitasnya. Dia lantas memindahkan Bitcoin ini dari Silk Road, dan dalam beberapa hari menggabungkannya menjadi dua jumlah yang bernilai tinggi.
Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.