Sejumlah media massa melaporkan bahwa pemerintah Filipina mulai mengeksplorasi kasus penggunaan (use case) teknologi blockchain dengan meluncurkan program pelatihan bagi para ilmuwan dan teknolog di negara itu lewat Departemen Sains dan Teknologi (DOST).
Fortunato de la Peña, yang merupakan pimpinan DOST, mengatakan bahwa blockchain adalah teknologi baru yang penting dan perlu dikembangkan oleh Filipina. Dia sepenuhnya mendukung perpindahan fokus studi ke teknologi blockchain.
Enrico Paringit, seorang pejabat di DOST, mengatakan bahwa minggu ini mereka meluncurkan program seminar teknologi blockchain untuk para peneliti sains spesialis terpilih di berbagai penelitian dan pengembangan DOST serta unit lainnya.
Dia mengatakan bahwa program ini telah didanai dengan 1,6 juta peso Filipina atau sekitar Rp443,9 juta, dengan tujuan untuk mencakup 70 spesialis teknologi informasi dan peneliti di jaringan DOST.
Pemanfaatan Blockchain di Luar Cryptocurrency oleh Pemerintah Filipina
Enrico Paringit tidak malu untuk mengakui bahwa ada kelangkaan keahlian lokal dalam teknologi baru, yang bahkan lembaga sains dan teknologi milik pemerintah Filipina pun mengalami kesulitan dalam membangun program pelatihan.
“Kami memiliki tantangan untuk mendapatkan para ahli atau developer berpengalaman untuk berbagi pengetahuan tentang pengembangan sistem berbasis blockchain,” katanya.
Tujuan dari pelatihan ini adalah untuk melihat bagaimana blockchain dapat berperan di berbagai bidang seperti perawatan kesehatan, dukungan keuangan, dan bantuan darurat. Enrico Paringit mencatat bahwa DOST juga melihat bagaimana blockchain dapat digunakan dalam penerbitan paspor dan visa, pendaftaran merek dagang, hingga catatan pemerintah.
Sementara itu, terkait cryptocurrency yang merupakan fitur terkemuka dan mempopulerkan blockchain, DOST sepertinya lebih berminat untuk menghasilkan para spesialis yang dapat mendukung Pemerintah Filipina dalam membangun aplikasi non-cryptocurrency dari teknologi blockchain.
Sektor Swasta Lebih Unggul?
Jika Pemerintah Filipina baru saja berupaya untuk mengeksplorasi dunia blockchain dengan serius, di sisi lain para pemain swasta setempat terlihat telah melakukan beragam upaya di sekitar web3, contohnya sebagai berikut:
Yield Guild Games (YGG)
Misalnya saja, Yield Guild Games (YGG) sebagai decentralized autonomous organization (DAO) merupakan komunitas bagi para gamers P2E yang didirikan di Filipina pada 2020. Sedangkan, YGG SEA merupakan sub-decentralized autonomous organization (subDAO) dari YGG yang khusus menggarap basis di negara-negara Asia Tenggara.
YGG maupun YGG SEA beroperasi seperti guild yang memperoleh dan mengelola aset virtual non-fungible token (NFT) dari berbagai game play-to-earn (P2E) untuk menghasilkan cuan dari sana.
Caranya, YGG dan YGG SEA akan meminjamkan aset NFT mereka kepada para players yang tidak mampu membelinya. Sebagai gantinya, sebagian dari porsi penghasilan dalam game yang diperoleh oleh para players akan disisihkan untuk guild tersebut.
PayMaya
Selain itu pada April 2022, PayMaya yang merupakan penyedia pembayaran digital berbasis di Filipina, meluncurkan fitur perdagangan kripto dalam aplikasi mereka.
Aplikasi yang turut digunakan oleh masyarakat Filipina untuk berbelanja online maupun mentransfer uang secara lokal ini, telah mencantumkan Bitcoin (BTC), Ethereum (ETH), serta cryptocurrency terkemuka lainnya untuk diperdagangkan dengan mata uang fiat peso Filipina.
Masih pada bulan yang sama, Voyager Innovations yang merupakan perusahaan teknologi terkemuka Filipina di balik PayMaya dan neobank Maya Bank, mencapai status sebagai startup bergelar unicorn. Hal ini terjadi setelah Voyager Innovations mengantongi pendanaan senilai US$210 juta dengan valuasi perusahaan mencapai US$1,4 miliar.
Coins.Ph
Menariknya, Gojek (yang saat ini bersama Tokopedia berada dalam satu perusahaan bernama GoTo Group) dikabarkan telah menjual saham mayoritasnya di startup fiat & crypto wallet Coins.Ph yang berbasis di Filipina pada awal April lalu.
Gojek sebelumnya diketahui telah membeli Coins.ph seharga US$95 juta pada Januari 2019. Kemudian pada 12 April 2022, sebuah konsorsium yang dipimpin oleh mantan CFO Binance yaitu Wei Zhou bersama dengan Joffre Capital telah menyelesaikan akuisisi startup yang diluncurkan sejak 2014 itu dari Gojek.
Berselang beberapa minggu kemudian tepatnya pada 19 Mei, Coins.Ph menerima pendanaan senilai US$30 juta dalam putaran Seri C yang dipimpin oleh Ribbit Capital (salah satu investor di Ajaib dan Bank Jago). Suntikan dana segar ini akan digunakan untuk lebih memperluas ekosistem web3 dan kehadiran Coins.ph di seluruh Asia Tenggara.
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.