Lihat lebih banyak

Pendiri ACE Exchange Ditangkap, Diduga Terlibat Penipuan Kripto Senilai Rp500,16 Miliar

3 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Pan Nan, pendiri ACE Exchange, dituduh menjalankan penipuan berkedok kripto dengan kerugian lebih dari NT$1 miliar (sekitar Rp500,16 miliar).
  • Laporan media lokal menyebutkan Pan bersama dengan mitranya, yang bernama Lin Nan, menjalankan iklan palsu dan menyesatkan untuk menipu lebih dari 100 investor.
  • Merespon kejadian ini, tim ACE Exchange menjelaskan bahwa insiden yang terjadi tidak berdampak pada operasional perusahaan.
  • promo

ACE Exchange, salah satu crypto exchange terbesar di Taiwan, tengah mengalami kasus hukum. Pan Nan, pendiri ACE Exchange, dituduh menjalankan penipuan berkedok kripto yang mengakibatkan kerugian lebih dari NT$1 miliar (sekitar Rp500,16 miliar).

Sebuah media lokal melaporkan bahwa Pan bersama dengan mitranya, yang bernama Lin Nan, menjalankan iklan palsu dan menyesatkan untuk menipu lebih dari 100 investor.

Otoritas kepolisian Taipei, yang sudah mendapatkan laporan dari berbagai pihak kemudian, melakukan penggerebekan dan menangkap 14 orang, termasuk Pan. Masing-masing pihak dicurigai melakukan tindak pidana penipuan dan melanggar Undang-Undang Pencegahan Pencucian Uang serta Undang-Undang Perbankan.

“Mereka mengubah mata uang virtual menjadi dolar Taiwan dan renminbi. Dari aksinya, Pan menghasilkan keuntungan ilegal sebesar 200 juta renminbi (RMB) atau sekitar US$6,4 juta.”

Saat penyelidikan di kantor pusat ACE Exchange, kepolisian melakukan sita mata uang kripto dan fiat senilai NT$108 juta dan 111,52 juta RMB dari kediaman Lin.

Manfaatkan Rendahnya Literasi Calon Korban

Dalam laporannya, otoritas penegak hukum menerangkan bahwa aktivitas yang dilakukan Pan, Lin, dan belasan orang lainnya sudah terjadi sejak 3 tahun lalu. Mereka memanfaatkan rendahnya literasi calon korban untuk mengeruk keuntungan secara tidak sah.

Lebih lanjut, para penegak hukum mengatakan Pan dan Lin memberikan informasi yang tidak lengkap untuk menipu. Selain itu, mereka mengeklaim bahwa mata uang virtual yang ditawarkan merupakan teknologi baru yang mampu memberikan keuntungan secara cepat dan mudah.

Untuk meyakinkan korbannya, Pan dan Lin menggunakan contoh Bitcoin (BTC) yang dalam beberapa tahun terakhir berhasil mengalami lonjakan harga signifikan.

Pada waktu penangkapan, masing-masing pihak masih mengelak atas perbuatannya. Mereka justru memilih untuk diam sewaktu penyelidikan berlangsung.

ACE Exchange Sebut Pan Nan dan Lin Nan Tak Lagi Jadi Bagian Perusahaan

Lin menggunakan luasnya jaringan media sosial, seperti Instagram dan Facebook, sebagai alat untuk mendorong kampanye palsu. Lewat taktik tersebut, dia memberikan iming-iming keuntungan cepat melalui kripto dan mencantumkan ACE Exchange untuk memvalidasi pernyataannya. Padahal pada kenyataannya, mereka membeli “token sampah” yang tidak memiliki prospek yang jelas.

Meski begitu, pihak kepolisian tidak menjelaskan lebih rinci apa jenis koin yang dimaksud. Namun, yang jelas, ketika investor ingin menariknya, harga aset kripto tersebut telah anjlok atau bahkan sudah tidak beredar lagi.

Merespon kejadian ini, tim ACE Exchange menjelaskan bahwa insiden yang terjadi tidak berdampak pada operasional perusahaan. Melalui akun X (Twitter) resminya, pihak ACE Exchange juga mengakui bahwa aktivitas yang menjadi masalah oleh penegak hukum lebih kepada proyek token tertentu.

Melalui keterangan resmi, Presiden ACE Exchange, Wang Chenhuan, mengatakan perusahaan berkomitmen untuk menjadikan keamanan aset pengguna sebagai prioritas utama dan secara ketat mematuhi hukum yang berlaku di Taiwan.

“Insiden ini terjadi karena beberapa mata uang yang terdaftar pada tahun 2019 terlibat dalam aktivitas ilegal. ACE Exchange bekerja sama dalam penyidikan sebagai saksi dan akan mengeluarkan mata uang yang disengketakan sesuai dengan peraturan.”

Wang juga mengklarifikasi bahwa seluruh karyawan ACE tidak ada yang terlibat dalam kasus tersebut dan menegaskan bahwa Pan dan Lin tidak lagi menjadi manajemen dari perusahaan.

Kuat dugaan, token yang menjadi sangkutan pendiri ACE Exchange adalah MOCT. Dugaan ini muncul akibat pernyataan ACE Exchange yang menyebut akan menghapus pasangan perdagangan token MOCT-TWD pada 8 Januari mendatang.

Penangkapan terhadap pendiri ACE Exchange menambah deret kasus petinggi entitas kripto Taiwan yang terlibat penipuan. Di bulan November tahun lalu, COO Bitgin, Zhang Yuting, juga diduga ikut membantu memfasilitasi pencucian uang bernilai miliaran dolar dalam insiden “Eighty-Eight Guild Hall”

Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia | Mei 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.

BIC_userpic_sb-49-profil.jpg
Adalah seorang penulis dan editor yang pernah berkiprah di banyak media ekonomi dan bisnis. Memiliki pengalaman 7 tahun di bidang konten keuangan, bursa dan startup. Percaya bahwa blockchain dan Web3 akan menjadi peta jalan baru bagi semua sektor kehidupan
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori