Menurut penelitian terbaru dari Massachusetts Institute of Technology (MIT), terdapat keraguan dalam klaim yang dibuat oleh para pelaku Bitcoin mining terkait manfaat bersih yang mereka berikan kepada jaringan listrik. Meskipun mereka mengeklaim menggunakan energi terbarukan, penelitian ini menyarankan agar klaim tersebut ditinjau lebih teliti lagi.
Makalah ini mengutip adanya kesepakatan antara operator muatan fleksibel besar di Texas dan ERCOT, operator energi negara bagian tersebut.
Selama badai musim dingin Elliot pada Desember tahun lalu, para miner dapat mematikan pasokan listrik untuk memenuhi peningkatan permintaan sebesar 1,4 gigawatt. Paper ini menyebutkan bahwa para pendukung Bitcoin mempromosikan kemampuan mereka untuk menyesuaikan beban mining guna menstabilkan jaringan listrik.
Namun, para penulis makalah berpendapat bahwa miner baru dapat mengevaluasi manfaat penyeimbangan jaringan setelah memperhitungkan biaya penambahan Bitcoin mining ke jaringan listrik. Mereka juga perlu mempertimbangkan apakah upaya penyeimbangan jaringan tersebut mampu mengimbangi dampak lingkungan yang ditimbulkan oleh pengoperasian generator cadangan.
Bitcoin Mining Butuh Lebih Banyak Studi untuk Verifikasi Klaim Gas Metana yang Dibakar
Selain itu, klaim para miner mengenai proyek-proyek gas metana yang dibakar (flared methane) mungkin tidak seefektif yang dijanjikan.
Pasalnya, metana yang terbakar melepaskan karbon dioksida ke atmosfer, yang mendinginkan planet ini 28-36 kali lebih sedikit dibandingkan dengan metana selama 100 tahun.
Di samping itu, sebuah studi terbaru juga mengungkapkan bahwa generator yang membakar gas metana untuk menghasilkan listrik hanya memiliki efisiensi sebesar 91,1%. Sedangkan sebelumnya, para miner mengeklaim bahwa proses ini memiliki efisiensi sebesar 99%.
Efisiensi yang lebih rendah ini juga berarti bahwa para miner hanya dapat menghilangkan 4-10% metana dari atmosfer.
Di sisi lain, Upstream Data, perusahaan mining asal Kanada, baru-baru ini menggugat Crusoe Energy yang berbasis di Colorado karena meniru teknologinya untuk menghasilkan energi dari stranded gas. Baru-baru ini, mereka mengeklaim bahwa akuisisi Great American Mining akan mengurangi emisi karbon yang setara dengan sekitar 170.000 mobil.
- Baca Juga: El Salvador Bangun Pembangkit Listrik Terbarukan untuk Bitcoin Mining dengan Dukungan Tether
Bauran Energi Terbarukan Perlu Pelaporan yang Lebih Baik untuk Hindari Greenwashing
Makalah ini juga menekankan pentingnya memverifikasi bauran energi yang digunakan oleh para miner untuk mengurangi kekhawatiran terkait iklim.
Sebagai contoh, Bitcoin Mining Council menyatakan bahwa penggunaan energi terbarukan dapat mengurangi emisi mining per kilowatt/jam di bawah rata-rata AS. Namun, makalah tersebut menegaskan bahwa miner harus melaporkan sumber energi terbarukan sesuai dengan standar penghitungan karbon global untuk memperkuat klaim mereka.
Menurut mereka, laporan yang sudah dikeluarkan oleh perusahaan-perusahaan publik terbesar tidak menyediakan data yang memadai.
Untuk mengatasi hal ini, Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC) AS akan merilis aturan pengungkapan informasi terkait iklim untuk miner pada April tahun depan. Sementara itu, Federal Reserve sedang mengembangkan persyaratan manajemen risiko iklim bagi bank-bank yang terlibat dalam aset kripto.
Bagaimana pendapat Anda tentang klaim dari peneliti MIT tentang aktivitas Bitcoin mining? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.