Seorang peneliti dari Standard Chartered menyebutkan bahwa crypto winter telah berakhir. Menurutnya, kemungkinan Bitcoin (BTC) bakal menyentuh harga US$100.000 di akhir tahun depan.
Menurut sebuah laporan dari Geoff Kendrick, kepala riset aset digital Standard Chartered, harga Bitcoin bisa mencapai US$100.000 di penghujung 2024.
“Kami melihat potensi bagi Bitcoin (BTC) untuk mencapai level US$100.000 di akhir 2024, karena kami meyakini ‘crypto winter‘ yang banyak digembar-gemborkan akhirnya selesai,” tulis Kendrick dalam laporan berjudul “Bitcoin — Pathway to the USD 100,000 level” itu.
Alasan di Balik Prediksi Bitcoin dari Peneliti Standard Chartered
Kemudian, Kendrick menyebutkan bahwa Bitcoin bisa mendapatkan keuntungan dari beberapa faktor. Beberapa di antaranya adalah ketidakstabilan yang akhir-akhir ini terjadi di sektor perbankan, stabilisasi aset berisiko karena berakhirnya siklus kenaikan bunga dari Federal Reserve, dan keuntungan dari crypto mining yang meningkat.
Dengan segala ketidakpastian yang ada, Kendrick berpendapat bahwa jalan menuju level US$100.000 menjadi semakin lapang.
Sejauh ini, Bitcoin sendiri sudah berhasil meroket melampaui angka US$30.000 untuk pertama kalinya dalam 10 bulan terakhir, tepatnya di awal April kemarin. Kenaikan tersebut mencerminkan sedikit pemulihan setelah sektor kripto kehilangan triliun dolar di tahun 2022, yang merupakan dampak dari kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat dan keruntuhan dari berbagai perusahaan kripto ternama.
Pandangan Bullish Lainnya dari Sejumlah Tokoh Populer
Peneliti Standard Chartered bukanlah satu-satunya yang memiliki prediksi bullish terhadap Bitcoin dalam beberapa bulan terakhir. Robert Kiyosaki, penulis buku populer “Rich Dad, Poor Dad”, belum lama ini juga memprediksikan bahwa BTC akan meroket ke US$100.000.
Melalui sebuah cuitan pada tanggal 20 April lalu, Kiyosaki mengaku bahwa ia telah memborong aset kripto pionir ini, karena sifat terdesentralisasi non-fiat yang ada.
“MENGAPA? Karena orang-orang mendukung BC (red.: Bitcoin), bukan FED atau GOV (red.: pemerintah). BC tidak butuh bailout [dari] FED atau Gov, karena BC adalah uang rakyat,” tulis Kiyosaki.
Selain Kiyosaki dan Kendrick, ada sosok lain yang pernah mengungkapkan prediksi senada. Di pertengahan Maret kemarin, Ryan Selkis, CEO Messari, mengungkapkan bahwa Bitcoin berpotensi mencapai US$100.000 dalam 12 bulan mendatang.
Selain itu, ada juga prediksi yang lebih ekstrem dari Balaji Srinivasan, mantan CTO Coinbase. Pada akhir bulan Maret lalu, ia sempat bertaruh bahwa dalam kurun 90 hari, harga Bitcoin akan menembus US$1 juta. Srinivasan bahkan tak segan menyiapkan US$2 juta dalam bentuk stablecoin USDC untuk taruhan ini.
Terlepas dari prediksi oleh sejumlah sosok ternama tersebut, para investor kripto memang masih optimis bahwa harga Bitcoin akan kembali menguat. Terlebih lagi, di tahun 2024 nanti, akan ada peristiwa Bitcoin halving yang akan memangkas mining reward untuk para Bitcoin miner sebanyak 50%. Dalam sejarahnya, Bitcoin halving memang memberikan sentimen positif yang cukup kuat bagi pergerakan harga aset kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar ini.
Bagaimana pendapat Anda tentang prediksi harga Bitcoin dari peneliti Standard Chartered ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.