Lihat lebih banyak

Harga Bitcoin Tembus Level US$30.000, Tertinggi sejak Juni 2022

3 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Harga Bitcoin (BTC) pada hari Selasa (11/4) akhirnya menembus level US$30.000 atau tertinggi sejak Juni 2022.
  • Berdasarkan data CoinGecko, harga Bitcoin setidaknya sudah naik lebih dari 80% sejak akhir tahun 2022. Bitcoin diperdagangkan di level US16.540,69 pada 31 Desember 2022.
  • Meski begitu, Bitcoin masih lebih rendah sekitar 56% dari level ATH pada 10 November 2021 yang menyentuh level US$69,044.77.
  • promo

Harga Bitcoin (BTC) pada hari Selasa (11/4) akhirnya menembus level US$30.000 atau tertinggi sejak Juni 2022.

Berdasarkan data CoinGecko, harga Bitcoin setidaknya sudah naik lebih dari 80% sejak akhir tahun 2022. Bitcoin diperdagangkan di level US16.540,69 pada 31 Desember 2022.

Kenaikan Bitcoin sepanjang tahun ini bahkan lebih tinggi daripada keuntungan hampir 20% di NASDAQ-100, indeks pasar saham yang terdiri dari 100 perusahaan non-finansial terbesar di Nasdaq.

Meski begitu, Bitcoin masih lebih rendah sekitar 56% dari level tertinggi sepanjang masa (all time high / ATH) pada 10 November 2021 yang menyentuh level US$69,044.77.

Pergerakan harga Bitcoin (BTC) dalam 24 jam terakhir | Sumber: CoinGecko

Menurut CEO Quantum Economics, Mati Greenspan, menilai harga Bitcoin yang menyentuh level US$30.000 adalah sangat signifikan untuk alasan teknis dan fundamental.

“Perlawanan telah meningkat selama 3 minggu berturut-turut dan sekarang akhirnya dipatahkan. Ini adalah pertama kalinya kita melewati level itu sejak runtuhnya ekosistem Terra/LUNA dan hedge fund kripto Three Arrows Capital (3AC). Ini pada dasarnya berarti bahwa harga Bitcoin telah pulih sepenuhnya dari momentum krisis Celsius Network, FTX, dan tindakan keras dari regulator AS,” terang Mati Greenspan.

Tetap Perlu Waspada

Terlepas dari itu, industri kripto masih menghadapi pengawasan yang sangat ketat dari regulator, khususnya di AS. Sebab, crypto exchange Coinbase, yang sebagian besar operasinya menggarap market Amerika Serikat (AS), mengaku telah menerima pemberitahuan dari Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) yang menyatakan niat mereka untuk melakukan tindakan penegakan hukum.

Selain itu, SEC Telah menggugat Justin Sun, tokoh utama di balik blockchain TRON dan crypto exchange Huobi. SEC menduga Sun melanggar aturan sekuritas (efek) terkait aktivitas perdagangan native token TRON (TRX) dan BitTorrent (BTT).

Tidak berhenti sampai di sana, crypto exchange terbesar di dunia Binance dan sang CEO Changpeng ‘CZ’ Zhao telah digugat oleh Komisi Perdagangan Berjangka Komoditas AS (CFTC) atas dugaan pelanggaran peraturan derivatif.

Berdasarkan pantauan, usai mengalami kenaikan harga sepanjang bulan Januari lalu, harga Bitcoin justru mengalami sejumlah tantangan setelahnya. Sepanjang tahun 2023 ini, setidaknya harga BTC sudah sempat jatuh cukup dalam karena dua momentum.

Pertama, karena platform staking yang ditawarkan crypto exchange Kraken menuai sorotan dari SEC, sehingga mereka harus membayar sejumlah denda pada awal Februari lalu. Kedua, ketika terjadi krisis bank di AS pada pertengahan Maret lalu, yang dipicu oleh bank ramah kripto Silvergate Capital yang tutup operasi, terjadinya bank run pada Silicon Valley Bank (SVB), dan disitanya Signature Bank oleh pemerintah AS.

Alasan Harga Bitcoin Naik

Meski krisis bank di AS sempat membuat market panik, dan memicu harga Bitcoin jatuh ke level US$19.000, tetapi BTC lantas segera memantul kembali dan mencapai level US$27.000. Hal ini terjadi di tengah keyakinan bahwa Bitcoin dapat menawarkan alternatif yang lebih menarik daripada keuangan tradisional (TradFi).

Bloomberg mencatat bahwa penurunan likuiditas ke level terendah 10 bulan setelah sejumlah market maker kehilangan akses ke perbankan AS yang disediakan oleh Silvergate dan Signature, dinilai juga dapat menjelaskan rebound harga Bitcoin. Dengan volume perdagangan yang lebih rendah, volatilitas harga bisa lebih dramatis.

Strahinja Savic, Head of Data and Analytics di FRNT Financial, mengatakan, “Order book tipis dan aktivitas perdagangan tertekan. Dalam keadaan seperti ini, ada kemungkinan kita melihat aksi harga yang sulit untuk disematkan pada satu alasan.”

Sementara itu, Rich Rosenblum, co-founder dan Presiden GSR yang merupakan market maker kripto, mengatakan bahwa keinginan untuk de-dolarisasi AS (USD) telah membantu memacu kebangkitan harga Bitcoin.

“Di panggung dunia penguasa, beberapa miliar dolar AS itu kecil, tetapi itu bisa berdampak besar pada kripto, terutama pada saat likuiditas menyusut,” jelasnya.

Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia | April 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.

userpic_14-1.jpg
Ahmad Rifai
Ahmad Rifai adalah seorang jurnalis yang meliput sektor startup, khususnya di Asia Tenggara, dan penggila open source intelligence (OSINT). Dia bersemangat mengikuti berbagai cerita tentang perang, tetapi percaya bahwa medan pertempuran saat ini adalah di dunia kripto.
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori