Lihat lebih banyak

Pengadilan Korea Selatan Mengeluarkan Surat Perintah Penangkapan Do Kwon

3 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Pengadilan Korea Selatan pada hari Rabu (14/9) dilaporkan mengeluarkan surat perintah penangkapan CEO TFL, Do Kwon.
  • Kabar ini akhirnya datang beberapa bulan setelah kehancuran ekosistem Terra yang menelan kerugian sekitar US$45 miliar pada pekan ke-2 Mei 2022.
  • Selain sang CEO TFL, disebutkan ada juga surat perintah yang dikeluarkan untuk penangkapan Nicholas Platias (co-founder TFL), karyawan bernama Han Mo, dan 3 orang lainnya.
  • promo

Pengadilan Korea Selatan pada hari Rabu (14/9) dilaporkan mengeluarkan surat perintah penangkapan Do Kwon, CEO Terraform Labs (TFL) yang merupakan entitas di balik proyek blockchain Terra-LUNA-UST. Kabar ini akhirnya datang beberapa bulan setelah kehancuran ekosistem Terra yang menelan kerugian sekitar US$45 miliar pada pekan ke-2 Mei 2022.

Chosun Ilbo, sebuah surat kabar di Korea Selatan, merupakan yang pertama melaporkan berita ini. Surat perintah tersebut dikeluarkan oleh Tim investigasi Gabungan Kantor Kejaksaan Distrik Selatan Seoul untuk Kejahatan Sekuritas Keuangan dan Divisi Investigasi keuangan ke-2. Perintah penangkapan Do Kwon datang setelah ditemukan bukti dalam bentuk ‘surat berharga kontrak investasi’.

Selain sang CEO TFL, disebutkan ada juga surat perintah yang dikeluarkan untuk penangkapan Nicholas Platias yang merupakan co-founder TFL, karyawan bernama Han Mo, dan 3 orang lainnya. Mereka didakwa melanggar Undang-Undang Pasar Modal. Do Kwon dan 5 orang lainnya diyakini saat ini tinggal di Singapura.

Berita yang beredar juga menyatakan bahwa surat perintah penangkapan berlaku selama 1 tahun, dan jaksa berharap dapat bekerja sama dengan interpol untuk melakukan penangkapan.

Kabar Terbaru di Tengah Harga Token LUNA yang Meroket

TerraUSD (UST) yang pernah menjadi stablecoin terbesar ketiga secara market cap atau kapitalisasi pasar, hancur lebur usai kehilangan patokannya 1:1 terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

Luna Foundation Guard (LFG), organisasi nirlaba yang dibentuk untuk mendukung ekosistem blockchain Terra dan stabilitas stablecoin UST, pada 16 Mei lalu mengungkapkan rincian tentang cadangan Bitcoin dan kripto lainnya yang mereka kelola. Betapa mengejutkannya, LFG yang semula memiliki cadangan Bitcoin dan kripto bernilai US$3,18 miliar (Rp46,1 triliun) pada 7 Mei 2022, kemudian hanya tersisa US$268,37 juta (Rp3,9 triliun).

Usai mengalami pukulan telak, Do Kwon kembali berusaha meluncurkan rencana untuk membangun kembali ekosistem Terra dengan versi baru dari native token-nya. Bila native token Terra sebelumnya (yang saat ini dikenal sebagai LUNC) terkait dengan stablecoin algoritmik UST, versi terbaru dari native token Terra yaitu LUNA tidak terkait dengan stablecoin.

Menariknya dari tanggal 1 hingga 13 September 2022, harga token LUNA terpantau meroket hingga 146%, LUNC melesat 58%, dan UST melonjak 47%. Namun, akun Twitter Watcher.Guru pada hari Rabu (13/9) pukul 15.06 WIB melaporkan token LUNA ambrol sedalam 40% dalam 2 jam terakhir.

Do Kwon Memecah Keheningan dalam Wawancara Eksklusif

Do Kwon pada pertengahan Agustus lalu tampil dalam wawancara eksklusif dengan Zack Guzman untuk Coinage. Dalam kesempatan itu, dia mengklaim kemungkinan ada orang dalam di TFL yang memanfaatkan informasi tentang kerentanan protokol Terra untuk mendapatkan keuntungan.

Meskipun tidak menyebutkan siapa pun orang yang dimaksud, Do Kwon menegaskan, “Saya, dan saya sendiri, bertanggung jawab atas segala kelemahan yang mungkin terjadi, disajikan bagi short seller untuk mulai mengambil untung.”

Dia menegaskan bahwa Terra bukan skema Ponzi, karena investor paling awal termasuk pihak yang paling terpukul oleh kecelakaan ini. Do Kwon menghadapi tuduhan penipuan di Korea Selatan di antara potensi bahaya hukum lainnya.

“Jadi yang akan kami lakukan adalah mengungkapkan fakta yang kami ketahui. Kami akan benar-benar jujur dan menghadapi konsekuensi apa pun yang mungkin terjadi,” urai Do Kwon.

Menariknya, Do Kwon mengklaim penyelidik Korea Selatan yang menyelidiki kehancuran ekosistem Terra belum mencoba menghubunginya, meskipun ada laporan penggerebekan sejumlah crypto exchange di Korea Selatan dan rumah co-founder TFL lainnya, yaitu Daniel Shin, terkait penyelidikan ini.

Sehubungan wawancara eksklusif ini, ada sejumlah pihak yang memberikan kritikan. Misalnya, akun Twitter Farmer D Brown mengatakan bahwa wawancara ini terasa seperti kampanye PR (public relation) pemulihan reputasi atau pengendalian kerusakan yang dibangun dengan hati-hati oleh Coinage, sebuah perusahaan yang didanai Do Kwon.

Sementara, Cory Klippsten, yang merupakan seorang Bitcoin Maxi, menilai bahwa ini bukan kisah nyata. Dia menuding Zack Guzman bodoh, karena memberikan tempat yang ramah untuk salah satu scammers terbesar dalam sejarah dunia.

Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Sampaikan pendapat Anda kepada kami. Jangan lupa follow akun Instagram Be[In]Crypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia | April 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.

userpic_14-1.jpg
Ahmad Rifai
Ahmad Rifai adalah seorang jurnalis yang meliput sektor startup, khususnya di Asia Tenggara, dan penggila open source intelligence (OSINT). Dia bersemangat mengikuti berbagai cerita tentang perang, tetapi percaya bahwa medan pertempuran saat ini adalah di dunia kripto.
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori