Lihat lebih banyak

Pengawasan Perbankan AS Meningkat, SoFi Invest Stop Bisnis Kripto

3 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • SoFi Invest akan segera menghentikan layanan aset kripto mereka sebagai bentuk kepatuhan aturan perbankan di Amerika Serikat (AS).
  • Sepertinya, SoFi sudah menjalin pembicaraan dengan Blockchain.com untuk menerima migrasi dari aset kripto mantan nasabahnya.
  • Keputusan SoFi mungkin terkait kebijakan The Fed yang tingkatkan pengawasan terhadap lembaga perbankan yang terlibat dalam sektor kripto.
  • promo

SoFi Invest, perusahaan personal finance dan bank online, mengumumkan akan segera menghentikan layanan aset kripto mereka pada 19 Desember mendatang. Aksi itu sebagai bentuk kepatuhan atas aturan perbankan di Amerika Serikat (AS) yang mulai memperketat pengawasannya terhadap entitas aset digital.

Bloomberg melaporkan bahwa SoFi sudah memberikan informasi kepada para pelanggannya untuk segera melikuidasi aset mereka dalam beberapa pekan ke depan dan tidak diperkenankan untuk membuka akun baru. Di samping itu, SoFi juga sepertinya sudah menjalin pembicaraan dengan Blockchain.com untuk menerima migrasi dari aset kripto mantan nasabahnya.

Langkah yang dilakukan SoFi mengikuti entitas lainnya yang sudah lebih dulu meninggalkan bisnis kripto seperti Metropolitan Bank Holding Corp. Entitas induk dari Metropolitan Commercial Bank ini pada 9 Januari lalu sudah mengumumkan bahwa mereka akan sepenuhnya keluar secara vertikal dari bisnis kripto pada akhir tahun ini. Entitas ini menjadikan alasan dinamika industri dan tinjauan manajemen sebagai faktor utamanya.

Dalam kasus SoFi, meskipun tidak disebutkan detail pasti penyebab kemundurannya, mereka diketahui sudah menerima bank charter pada Januari 2022. Hal ini akan memungkinkan SoFi memiliki kemampuan untuk mengelola bisnis bank.

Namun, persetujuannya akan tergantung selama 2 tahun sejak piagam itu diberikan. Dalam periode tersebut, entitas yang mendapatkan bank charter harus bisa membuktikan bahwa bisnis yang mereka jalankan memiliki standar kepatuhan yang mumpuni dan prudent. Jadi, pilihannya hanya dua, menerima persetujuan peraturan atau keluar dari bisnis aset digital.

SoFi Hadapi Pilihan Sulit

Keputusan yang baru saja diambil SoFi tidak bisa dilepaskan dari kebijakan bank sentral AS, Federal Reserve (The Fed), selaku induk dari segala aktivitas perbankan di Negeri Paman Sam. Pada bulan Agustus lalu, The Fed merilis program baru yang dimaksudkan untuk meningkatkan pengawasan terhadap lembaga perbankan yang terlibat dalam sektor kripto maupun blockchain.

Dalam hal itu disebutkan bahwa bank negara bagian AS yang ada di dalam pengawasan The Fed wajib mendapatkan persetujuan awal sebelum menerbitkan, memegang, atau bertransaksi stablecoin. Artinya, jika SoFi tetap bersikukuh menjalankan bisnis kriptonya, maka mereka harus mendapatkan persetujuan dari The Fed.

Menariknya, sebelum regulasi baru itu ditetapkan, pada bulan Januari lalu, The Fed secara tegas menolak permohonan Custodia Bank untuk menjadi anggotanya. Custodia Bank sendiri merupakan entitas perbankan yang memiliki fokus pada aset digital.

Ketika itu, The Fed memandang bahwa model bisnis yang dijalankan Custodia Bank memiliki risiko keamanan dan kesehatan yang signifikan. Hal itu membuat industri perbankan ataupun layanan keuangan tradisional (TradFi) lain yang memiliki fokus terhadap aset digital menjadi gamang. Kuat dugaan, langkah yang dilakukan SoFi berhubungan dengan sikap regulator The Fed belakangan ini.

Sudah Beri Sinyal Terkait Nasib Bisnis Aset Digitalnya

Dalam laporan tahunan yang diajukan ke Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC), SoFi sudah sedikit memberikan gambaran terkait bisnis aset digitalnya. Perusahaan itu mengakui bahwa aktivitas SoFi Digital Assets LLC yang memungkinkan pengguna untuk membeli atau menjual berbagai mata uang digital bukanlah kegiatan yang diizinkan berdasarkan Undang-Undang (UU) Perusahaan Induk Bank.

SoFi sudah mendapatkan izin untuk melanjutkan bisnisnya, dengan syarat tidak memperluas aktivitas yang tidak diizinkan atau meningkatkan batas risiko yang sudah ditetapkan terhadap total aset digital pelanggan yang disimpan di hot wallet.

Berangkat dari hal itu, SoFi akhirnya memutuskan untuk meninggalkan bisnis perdagangan kripto yang sudah dibangunnya sejak 2019 lalu. Padahal, jika dilihat, layanan kripto perusahaan terus menunjukkan pertumbuhan yang positif.

Sampai dengan kuartal III/2023, SoFi memiliki US$139,35 juta dalam bentuk kripto. Adapun US$74,76 juta di antaranya disimpan dalam bentuk Bitcoin (BTC), US$47,27 juta dalam bentuk Ether (ETH), dan beberapa lainnya tersebar dalam bentuk Dogecoin (DOGE), Litecoin (LTC), Ethereum Classic (ETC), dan aset kripto lainnya.

Jumlah kepemilikan kripto SoFi pun meningkat 30% secara year-to-date (YTD), dari US$108,82 juta pada akhir Desember 2022 menjadi hampir US$140 juta pada September 2022.

Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia | April 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.

BIC_userpic_sb-49-profil.jpg
Adalah seorang penulis dan editor yang pernah berkiprah di banyak media ekonomi dan bisnis. Memiliki pengalaman 7 tahun di bidang konten keuangan, bursa dan startup. Percaya bahwa blockchain dan Web3 akan menjadi peta jalan baru bagi semua sektor kehidupan
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori