Trusted

Menakar Dampak Perang Israel vs Iran ke Harga Bitcoin (BTC) & Pasar Crypto

4 menit
Diperbarui oleh Zummia Fakhriani
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Ketegangan geopolitik, terutama antara Israel dan Iran, bisa mengacaukan pasar minyak, memicu inflasi, dan kemungkinan kenaikan suku bunga The Fed, yang pada akhirnya berdampak pada Bitcoin.
  • JPMorgan menerawang harga minyak bisa tembus US$120, memperketat likuiditas dan mendorong investor meninggalkan aset berisiko seperti Bitcoin menuju aset yang lebih aman.
  • Bitcoin kini menghadapi persaingan ketat dari emas, sebab permintaan tinggi mendorong token berbasis emas seperti PAXG mencetak rekor baru, menandakan kecenderungan ke aset lindung nilai di tengah ketidakpastian.
  • promo

Selamat datang di US Crypto News Morning Briefing—rangkuman penting untuk memahami perkembangan paling signifikan di dunia kripto hari ini.

Hari ini, BeInCrypto menelaah dampak ketegangan geopolitik terhadap Bitcoin (BTC) di tengah meningkatnya konflik antara Israel dan Iran di kawasan Timur Tengah. Jika eskalasi makin parah, maka efeknya bisa merembet ke pasar kripto dan menggoyang portofolio investor.

Berita Kripto Hari Ini: Serangan Iran Bisa Dongkrak Inflasi AS ke 5%

Dalam publikasi US Crypto News sebelumnya, BeInCrypto melaporkan bahwa laporan CPI AS (Indeks Harga Konsumen) menunjukkan inflasi sedikit mendingin ke 2,4% pada Mei. Angka ini di bawah ekspektasi pasar sebesar 2,5%, sekaligus dibarengi kabar positif dari negosiasi dagang AS-Cina.

Namun sekarang, JPMorgan memperkirakan inflasi CPI AS bisa melambung ke 5% jika Israel melancarkan serangan ke Iran. Proyeksi ini muncul seiring dampak yang diperkirakan terhadap harga minyak.

Memang, serangan terhadap Iran bisa menghambat ekspor minyaknya (sekitar 1,5 juta barel per hari). Perlu dicatat, negara ini punya cadangan minyak besar dan merupakan produsen terbesar ketiga dalam kartel minyak OPEC.

Gangguan terhadap kapasitas pasokannya ke pasar global bisa menciptakan kelangkaan, dan JPMorgan memperkirakan harga minyak bisa melonjak ke US$120.

Harga minyak sejak awal tahun
Harga minyak sejak awal tahun

Untuk gambaran, harga minyak melonjak 4% pada 11 Juni, menyentuh level tertinggi dua bulan seiring eskalasi ketegangan di Timur Tengah. Lonjakan ini terjadi saat sumber-sumber mengungkap bahwa AS bersiap mengevakuasi kedutaan besarnya di Irak karena alasan keamanan yang makin genting.

Mengutip Administrasi Informasi Energi AS, Reuters melaporkan bahwa persediaan minyak mentah turun 3,6 juta barel di AS pada Rabu, padahal analis hanya memperkirakan penarikan sebesar 2 juta barel.

Menariknya, prediksi JPMorgan soal harga minyak menembus US$120 bukan tanpa preseden. Pada insiden serangan terhadap Saudi Aramco tahun 2019 silam, harga minyak sempat melonjak 14–20%.

Dengan Presiden Trump yang menjadikan penurunan harga energi sebagai prioritas utama guna menekan inflasi, serangan yang mendorong harga minyak ke US$120 bisa kembali membuka opsi kenaikan suku bunga The Fed.

Hal ini akan menggugurkan harapan bahwa The Fed bisa mulai memangkas suku bunga pada bulan September mendatang.

“Serangan yang mendongkrak harga minyak ke US$120 akan membuat kenaikan suku bunga kembali menjadi agenda,” tulis The Kobeissi Letter.

Kenaikan suku bunga AS umumnya menekan harga Bitcoin karena memperketat likuiditas dan meningkatkan biaya pinjaman.

Sebagai dampaknya, preferensi investor beralih ke aset aman seperti obligasi, seperti yang terjadi pada 2022, ketika Bitcoin merosot dari US$47.000 ke bawah US$20.000.

Secara alami, laporan mengindikasikan bahwa investor kini mulai berpaling ke aset aman seperti emas.

Emas Sentuh US$3.400: Memahami Lonjakan Funding Rate 84% di Hyperliquid

Analis Duo Nine menunjukkan posisi long besar pada PAXG, token berbasis emas, sementara harga logam mulia itu melampaui US$3.400/ons. Ini menjadi rekor tertinggi yang didorong oleh permintaan aset lindung nilai di tengah ketegangan dagang AS-Cina dan konflik geopolitik.

Funding rate yang tak biasa ini mengisyaratkan bahwa trader bertaruh besar pada stabilitas emas, kemungkinan sembari menge-short atau menjual aset berisiko seperti Bitcoin.

Hal ini sejalan pula dengan tren historis di mana emas cenderung mengungguli aset lain di kala ketidakpastian ekonomi membayangi. Dalam publikasi US Crypto News baru-baru ini, dijelaskan juga mengapa Bitcoin belum siap menggantikan peran emas.

“Bitcoin bisa menambah keberagaman dalam portofolio, tapi belum tentu mampu melindungi dari kejatuhan pasar saham karena pergerakannya tidak selalu berkebalikan,” ujar Marcin Kazmierczak, Co-founder & COO dari penyedia data lintas chain terkemuka RedStone, kepada BeInCrypto.

Setelah inflasi CPI AS lebih rendah dari ekspektasi, data Indeks Harga Produsen (PPI) AS juga menunjukkan headline dan core PPI yang lebih baik dari perkiraan.

Meski tarif Trump tetap jadi penggerak utama CPI dan PPI, tren disinflasi di sektor jasa menyiratkan bahwa permintaan konsumen juga mulai melandai.

“Data CPI dan PPI yang jinak belakangan ini tidak berarti produsen asing menanggung beban tarif. Perusahaan-perusahaan AS masih menjual stok lama yang dibeli sebelum tarif diberlakukan. Dengan dolar jatuh ke titik terendah tiga tahun hari ini, angka CPI dan PPI yang melonjak tajam mungkin akan segera datang,” tulis Peter Schiff, kritikus Bitcoin.

Grafik Hari Ini

Harga Emas dalam 12 bulan terakhir
Harga Emas dalam 12 bulan terakhir | Sumber: BullionVault

Byte-Sized Alpha

Berikut rangkuman berita kripto AS lainnya hari ini:

Pratinjau Pre-Market Ekuitas Kripto

PerusahaanPada Penutupan 10 JuniIkhtisar Pre-Market
Strategy (MSTR)US$387,11US$377,95 (-2,37%)
Coinbase Global (COIN)US$250,68US$245,40 (-2,11%)
Galaxy Digital Holdings (GLXY.TO)US$19,33US$19,00 (-1,71%)
MARA Holdings (MARA)US$16,35US$15,87 (-2,94%)
Riot Platforms (RIOT)US$10,55US$10,24 (-2,94%)
Core Scientific (CORZ)US$12,25US$12,00 (-2,04%)
Perlombaan pembukaan pasar ekuitas kripto: Google Finance

Bagaimana pendapat Anda tentang US Crypto News Morning Briefing hari ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia
Platform kripto terbaik di Indonesia
Platform kripto terbaik di Indonesia

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.

lockridge-okoth.png
Lockridge Okoth
Lockridge Okoth adalah seorang jurnalis di BeInCrypto, dengan fokus pada perusahaan industri terkemuka seperti Coinbase, Binance, dan Tether. Dia mencakup berbagai topik, termasuk perkembangan peraturan dalam keuangan terdesentralisasi (DeFi), jaringan infrastruktur fisik terdesentralisasi (DePIN), aset dunia nyata (RWA), GameFi, dan cryptocurrency. Sebelumnya, Lockridge melakukan analisis pasar dan penilaian teknis aset digital, termasuk Bitcoin dan altcoin seperti Arbitrum, Polkadot, dan...
BACA BIO LENGKAP
Disponsori
Disponsori