Meskipun pasar kripto belakangan ini bergerak liar, namun, hasil penelitian dari lembaga konsultasi manajemen Accenture menyebutkan bahwa aset digital, termasuk di dalamnya mata uang kripto, memiliki peluang pasar hingga US$54 miliar di wilayah Asia. Dengan potensi pasar sebesar itu, beberapa wealth manager justru enggan untuk menawarkan aset kripto ke beberapa investor yang dikelolanya.
Kebanyakan dari para wealth manager itu mengaku tengah dalam fase wait and see atas volatilitas harga kripto belakangan ini. Beberapa lainnya malah mengambil sikap skeptis dan tidak terlalu percaya dengan kelas aset digital.
Faktor ini juga bisa dipicu oleh kurangnya pemahaman tentang aset digital itu sendiri. Selain itu, untuk menyiapkan data terkait manfaat dari aset digital masih terlalu sulit. Ketidakjelasan regulasi dan model operasi juga menjadi penyebab lainnya.
Kendati demikian, rupanya alasan tersebut malah menjadi permasalahan baru. Karena dalam penelitian, disebutkan bahwa 38% investor yang tertarik dengan aset digital justru menggunakan forum terbuka di dunia maya dan media sosial untuk mendapatkan pandangan investasi kripto.
Setidaknya terdapat 77% responden yang menyebutkan bahwa investor membutuhkan saran tentang investasi aset digital. Sebagai informasi, saat ini, 52% dari investor kaya di Asia sudah memiliki aset kripto dan 73% di antaranya berniat untuk masuk ke aset digital dalam tahun ini.
Tidak dapat dimungkiri, pergerakan aset digital—khususnya kripto—sudah begitu masif. Dengan peluang pasar yang tergolong jumbo, wealth manager yang sudah menawarkan proporsi aset kripto saja menargetkan jumlah dalam instrumen kustodian sebesar US$7 miliar.
Head Strategy and Business Operations di Julius Baer, Sacha Walker, mengakui, untuk bisa memberikan informasi secara utuh dan menyeluruh tentang aset kripto membutuhkan kemampuan penelitian khusus.
“Kami sedang menjajaki penawaran yang sesuai untuk klien yang sesuai juga. Ini memerlukan pendidikan dan pelatihan, baik itu untuk relationship manager (RM) ataupun klien, tentang risiko dan juga mekanisme aset digital,” katanya.
Bank Global Sudah Mulai Masuk ke Industri Kripto
Di bulan Maret lalu, Goldman Sachs, salah satu raksasa keuangan di Wall Street, mengumumkan kerjasama dengan perusahaan investasi berbasis kripto, yaitu Galaxy Digital. Nantinya, Goldmans Sachs akan mulai memperdagangkan aset kripto dengan mekanisme over the counter (OTC). Lewat kerjasama ini, kedua perusahaan optimistis dapat mengembangkan pasar kripto untuk investor instusi lebih baik lagi.
Head of Digital Asset Goldman Asia Pacific, Max Minton, mengatakan, langkah tersebut merupakan perkembangan penting dalam dunia aset digital perusahaan. Terlebih lagi, melalui kerja sama dengan Galaxy Digital, mereka juga bisa melakukan evolusi kelas aset dengan lebih luas.
“Kami telah mengeksekusi perdagangan opsi aset kripto pertama yang diselesaikan secara tunai dengan Galaxy,” katanya.
Tidak mau kalah, grup perusahaan asal Jepang, Nomura Holdings juga akan mencicip bisnis kripto. Perusahaan berniat mendirikan perusahaan aset digital yang memungkinkan investor institusi melakukan perdagangan yang terkait dengan cryptocurrency, decentralized finance (DeFi), stablecoin ataupun non-fungible token (NFT).
Platform yang akan dikembangkan merupakan platform investasi seperti layaknya perusahaan crypto-native yang beroperasi di dunia digital. Nomura Holdings dilaporkan juga berniat membangun perusahaan venture capital agar bisa membangun pasar untuk aset digital dan memberikan produk kripto yang memiliki imbal hasil kepada para investor.
Fenomena masuknya bank-bank global di industri kripto ini nampaknya adalah upaya untuk menyusul langkah JP Morgan, yang notabene adalah bank pertama masuk ke dalam bisnis cryptocurrency. Mereka bahkan sudah menciptakan token digital sendiri bernama JPM Coin.
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.