Peru menjadi negara terbaru yang dikabarkan akan mengeksplorasi lebih jauh mata uang digital besutan bank sentral alias central bank digital currency (CBDC). Melalui bank sentral, Peru sudah merilis makalah yang berjudul “CBDC: Promoting Digital Payments in Peru”. Langkah tersebut diharapkan dapat membuka akses keuangan yang lebih luas kepada segenap masyarakat Peru.
Ambisi Peru untuk menggarap proyek mata uang digital sebenarnya tidaklah baru dimulai di tahun ini. Pada 2021 lalu, Banco Central de Reserve del Peru (BCRP) alias bank sentral Peru meminta bantuan dari Dana Moneter Internasional (IMF) untuk mendorong studi tentang kemungkinan penerbitan mata uang digital.
Mantan Pejabat IMF, John Kiff, dalam laporannya, menyebutkan dengan CBDC, pemerintah bisa menurunkan hambatan yang ada dalam terciptanya inklusi keuangan dan sekaligus memperkuat stabilitas moneter serta efisiensi sistem pembayaran.
Langkah yang dilakukan Peru akan menambah ramai pengembangan CBDC di kawasan Amerika Latin. Saat ini, diketahui beberapa bank sentral di wilayah tersebut sedang melakukan evaluasi penerbitan CBDC. Evaluasi ini bertujuan untuk inklusi, efisiensi, dan keamanan dalam sistem pembayaran domestik.
“CBDC dapat melengkapi instrumen pembayaran yang ada, termasuk uang kertas dan koin yang diterbitkan oleh BCRP yang mengarah pada sistem pembayaran yang lebih efisien dan efektif,” tulis BCRP dalam makalah.
Dari situ terlihat bahwa Peru tidak berkeinginan menggantikan bentuk uang yang ada saat ini. Sebaliknya, mereka ingin untuk memperluas akses ke layanan pembayaran bagi masyarakat yang tidak memiliki rekening bank.
50% Orang Dewasa di Peru Tak Punya Rekening Bank
Angka inklusi keuangan di Peru memang masih cukup rendah. Menurut penelitian yang dilakukan oleh BCRP, terungkap bahwa 50% dari total populasi orang dewasa di sana tidak memiliki rekening bank. Sebanyak 76,6% dari kelompok itu berada di wilayah perkotaan, sedangkan 27,6% lainnya berada di kawasan metropolitan.
Walau begitu, tingkat inklusi keuangan di Peru terus memperlihatkan kenaikan, yakni dari 35% di 2015 menjadi 49,7% di akhir 2021. Namun, penggunaan pembayaran digital, baik melalui kartu kredit, debit ataupun mobile dan internet banking, masih sangat rendah.
“Alasan utama banyak orang yang tidak membuka rekening bank di Peru adalah karena biayanya yang tinggi, lokasi bank yang jauh, dan kurangnya uang untuk membuka rekening bank. Karena kebanyakan dari mereka termasuk golongan pekerja informal,” jelas BCRP.
Di samping itu, hanya 40% pekerja informal di Peru yang menerima gaji melalui rekening bank. Hal itu membuktikan bahwa kebanyakan pekerja di sana memilih untuk menerima upah dalam bentuk tunai.
Fakta-fakta tersebut membuat strategi CBDC di Peru berbeda dengan CBDC negara lain. Titik fokus dalam proyek CBDC Peru adalah mengurangi hambatan dalam inklusi keuangan dan membantu interoperabilitas pembayaran digital.
- Baca Juga: Brasil Mulai Uji Coba CBDC Real Digital
CBDC Menciptakan Alternatif Pembayaran di Pedesaan
BCRP menambahkan bahwa pemanfaatan mata uang digital juga bisa mejadi alternatif yang tidak bergantung pada jangkauan internet dan ponsel pintar di negaranya. Mengacu pada data dari Institut Statistik dan Informatika Nasional (INEI), pada 2021, 75,8% dari mereka yang berusia di atas 6 tahun memiliki akses internet.
Akan tetapi, secara khusus, di pedesaan, hanya 47,3% dari populasi masyarakat di desa yang bisa mengakses internet. Artinya, infrastruktur internet di negara itu belum berjalan merata. Oleh karena itu, penggunaan CBDC diharapkan juga bisa menghilangkan kesulitan dalam pembayaran digital di tingkat pedesaan.
Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.