Trusted

Pratik Thakar dari Coca-Cola Sebut AI Lebih Baik daripada Marketing Web3, Apa Alasannya?

3 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Pratik Thakar dari Coca-Cola menyarankan untuk berinvestasi di AI ketimbang marketing Web3 untuk dampak yang lebih tahan lama.
  • Kendati awalnya sukses mencuri perhatian, kepraktisan Web3 lebih terbatas bila dibandingkan dengan aplikasi AI dalam hal keterlibatan konsumen sehari-hari.
  • Kampanye sukses Coca-Cola yang berpusat pada AI, yakni "Create Real Magic," merupakan contoh kekuatan transformatif AI dalam bidang marketing.
  • promo

Pratik Thakar dari Coca-Cola belum lama ini mengeluarkan pernyataan resmi mengenai pentingnya artificial intelligence (AI) dibandingkan dengan marketing Web3.

Thakar, Kepala Global Strategi Kreatif dan Konten Terintegrasi di Coca-Cola, menegaskan bahwa terlepas dari kehebohan seputar Web3, termasuk NFT dan platform metaverse, AI memiliki dampak yang lebih signifikan, praktis, dan tahan lama pada industri.

Keterbatasan Marketing Web3

Agensi Web3, dengan dunia virtual dan koleksi digital mereka, awalnya memang berhasil melahirkan gebrakan yang signifikan di antara berbagai merek. Namun, momentum mereka kini nampaknya telah menghilang.

Thakar mengungkapkan bahwa relevansi sehari-hari dari teknologi tersebut bagi sebagian besar konsumen terbatas. Sedangkan, AI memiliki banyak sekali aplikasi yang praktis. Di samping itu, rata-rata konsumen tidak secara rutin menggunakan atau terlibat dengan teknologi Web3; seperti kripto, NFT, dan platform metaverse.

Meskipun tidak sepenuhnya mengabaikan potensi metaverse atau NFT, Coca-Cola lebih memandang teknologi ini sebagai hal yang situasional, bukan fundamental.

Web3 Marketing Size
Ukuran Pasar Web3 | Sumber: Statista

Menurut Thakar, merek yang mengisolasi aktivasi metaverse atau peluncuran NFT mereka dari strategi marketing Web3 mereka yang menyeluruh, memperlakukannya sebagai upaya sekali saja untuk tampil “inovatif,” telah membuat kesalahan. Pasalnya, pendekatan semacam itu tidak akan memperkuat ekuitas merek maupun menarik konsumen baru.

Strategi Coca-Cola yang Berpusat pada AI

Sebaliknya, Coca-Cola telah mengadopsi pendekatan yang mengutamakan AI dalam strategi marketing perusahaan. Perusahaan minuman global ini menjalin kemitraan dengan OpenAI dan Bain & Company, memanfaatkan kekuatan teknologi AI, seperti DALL-E dan ChatGPT, untuk meningkatkan kreativitas departemen marketing mereka.

Coca-Cola baru-baru ini meluncurkan kampanye berbasis AI, yaitu “Create Real Magic”, yang memanfaatkan kemampuan AI yang menarik dan interaktif.

Create Real Magic AI Campaign
Create Real Magic | Sumber: Coca-Cola

Kesuksesan kampanye “Create Real Magic” menunjukkan kekuatan transformatif AI dalam bidang marketing. Dengan konsumen yang menciptakan 120.000 gambar yang berbeda hanya dalam kurun waktu dua minggu, terbukti bahwa mengintegrasikan AI ke dalam strategi marketing mampu menghasilkan tingkat keterlibatan yang lebih tinggi, terutama di kalangan demografi yang lebih muda.

“Itu adalah tingkat keterlibatan yang sangat besar, generasi muda menghabiskan waktu sebanyak itu untuk merek Anda, menciptakan karya seni dan mengirimkannya kepada Anda. Dan itu menjadi bagian dari marketing Anda. Audiens ini tidak hanya mengonsumsi [AI] seperti media tradisional biasa, tetapi mereka menggunakannya dan menciptakan serta menghasilkan sesuatu dari itu.”

Pratik Thakar

Artificial Intelligence: Alat Praktis untuk Hari Ini dan Masa Depan

Optimisme Thakar tentang AI berasal dari kepraktisan serta keampuhan marketing yang sudah teruji. Tidak seperti marketing Web3 di metaverse, yang masih dalam tahap awal dengan banyak tantangan yang harus diatasi, alat bantu AI; seperti DALL-E dan ChatGPT, sudah memberikan manfaat nyata. Alat-alat ini terus digunakan untuk memperkaya strategi marketing.

Meskipun Thakar mengakui bahwa marketing Web3 dapat menawarkan peluang unik bagi merek untuk menciptakan pengalaman imersif atau komunitas online, keyakinannya terletak pada manfaat AI yang konkret dan pragmatis.

Market Value of Artificial Intelligence
Valuasi Pasar Artificial Intelligence | Sumber: Statista

Wawasan Thakar memberikan argumen yang meyakinkan bagi merek untuk lebih memprioritaskan investasi mereka pada AI daripada marketing Web3. Ini adalah pilihan strategis yang menekankan manfaat artificial intelligence yang praktis dan berkelanjutan, menghadirkan jalur yang jelas bagi merek untuk menavigasi dunia marketing digital yang kompleks.

Bagaimana pendapat Anda tentang pandangan salah satu petinggi Coca-Cola ini mengenai AI dan marketing Web3? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

🎄Platform kripto terbaik di Indonesia | December 2024
🎄Platform kripto terbaik di Indonesia | December 2024
🎄Platform kripto terbaik di Indonesia | December 2024

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.

Zummia.jpg
Zummia Fakhriani
Zummia adalah seorang penulis, penerjemah, dan jurnalis dengan spesialisasi pada topik blockchain dan kripto. Ia mengawali sepak terjang di industri kripto sebagai trader kasual sejak 2015. Kemudian, mulai berkiprah sebagai penerjemah profesional di industri sejak 2018 sembari mengenyam tahun ketiganya di program studi Sastra Inggris kala itu. Menyukai topik terkait DeFi, koin privasi, dan Web3.
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori