Lihat lebih banyak

Pasca IPO, Phoenix Group Borong Peralatan Fasilitas Mining Rp5,89 Triliun

3 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Phoenix Group baru saja menandatangani kontrak pembelian fasilitas mining ramah lingkungan senilai US$380 juta dari WhatsMiner.
  • Co-founder sekaligus CEO Phoenix Group, Bijan Alizadehfard, mengatakan kerja sama ini mencerminkan komitmen perusahaan terhadap aktivitas mining yang ramah lingkungan.
  • Belum lama ini, Phoenix Group baru saja menggelar IPO dengan melepas 907.323.529 lembar saham. Dari situ, mereka berhasil meraup dana segar senilai 1,36 miliar dirham (sekitar US$368 juta).
  • promo

Phoenix Group, perusahaan Bitcoin miner asal Uni Emirat Arab (UEA), baru saja menandatangani kontrak pembelian fasilitas mining ramah lingkungan senilai US$380 juta (setara dengan Rp5,89 triliun) dari WhatsMiner. Opsi transaksi tersebut juga mencakup pembelian peralatan mining facility senilai US$136 juta dan tambahan kontrak pembelian senilai US$246 juta.

Aksi itu menandai bahwa upaya Phoenix Group untuk menekan efisiensi melalui teknologi terbarukan di sektor mining terus berjalan secara konsisten.

Dalam keterangan resminya, Phoenix Group menjelaskan nilai kontrak yang diterima WhatsMiner juga merupakan contract order terbesar dalam 2 tahun terakhir.

Soal pendanaan, Phoenix Group tidak memiliki kekhawatiran untuk mencukupinya. Perusahaan baru saja menggelar initial public offering (IPO) dengan melepas 907.323.529 lembar saham. Dari situ, Phoenix Group berhasil meraup dana segar senilai 1,36 miliar dirham atau sekitar US$368 juta.

Selain itu, berdasarkan laporan keuangan perusahaan, Phoenix Group juga masih memiliki dana yang bisa digunakan untuk mendukung ragam ekspansinya. Sampai dengan 30 September kemarin, perusahaan mengantongi keuntungan setelah pajak sebesar U$144 juta, dengan nilai aset bersih mencapai US$279 juta. Keduanya juga bisa digunakan untuk mewujudkan rencana perusahaan.

Co-founder sekaligus Chief Executive Officer (CEO) Phoenix Group, Bijan Alizadehfard, mengatakan kerja sama ini mencerminkan komitmen perusahaan terhadap aktivitas mining yang ramah lingkungan.

“Kolaborasi dengan WhatsMiner merupakan tonggak sejarah bagi perusahaan yang mencerminkan pandangan ke depan dan komitmen strategis kami untuk menjadi pioner dalam industri blockchain dan mata uang kripto,” jelasnya.

Phoenix Group Integrasikan Teknologi Hydro Cooling

Sejak satu tahun ke belakang, para crypto miner menghadapi kenaikan biaya energi yang signifikan. Hal itu terjadi berbarengan dengan lesunya harga Bitcoin (BTC) di pasaran. Untuk menyikapinya, efisiensi dalam hal produksi merupakan harga mati yang harus dicapai oleh para penambang.

Lewat integrasi teknologi hydro cooling, Phoenix Group bermaksud untuk membangun pusat data berteknologi High-Performance Computing (HPC) kelas dunia. Meskipun tidak dijelaskan berapa banyak unit yang bakal diborong oleh Phoenix Group, namun jika melihat harga hydro cooling di laman WhatsMiner, harganya bervariasi—mulai dari US$6.946 hingga US$11.368 per unit dengan efisiensi energi berkisar di angka 22 J/TH sampai 18 J/T.

Namun, belum dapat dipastikan juga teknologi ini bakal diintegrasikan ke fasilitas mining yang mana. Sebagai informasi, Phoenix Group memiliki fasilitas di wilayah Amerika Utara, Amerika Serikat, dan Kanada,

Di samping itu, Phoenix Group juga sudah memiliki dan mengembangkan salah satu fasilitas crypto mining di wilayah Timur Tengah, dengan total kapasitas di seluruh wilayah mencapai 700 megawatt (MW).

Harga Saham PHX Melonjak 50% saat Debut

Sebagai perusahaan kripto pertama yang debut sebagai perusahaan publik di Abu Dhabi Securities Exchange, harga saham Phoenix Group (PHX) rupanya tetap menawan. Laporan dari Gulf Insider mengungkapkan harga perdagangan saham PHX melonjak lebih dari 50% dari harga awal IPO, yakni dari 1,50 AED menjadi 2,25 AED.

Keberhasilan IPO Phoenix Group memperlihatkan minat investor retail terhadap aset kripto tidak surut. Walaupun banyak investor institusi yang mulai mengatur ulang portofolio investasinya untuk menghindari paparan langsung terhadap Bitcoin, namun secara tidak langsung, mereka memboyong saham Phoenix Group tetap menerima paparan dari aset kripto.

Perjalanan Phoenix Group semakin menarik setelah pada Oktober kemarin, entitas usaha dari grup konglomerat terbesar di Abu Dhabi, International Holding Company mengakuisisi 10% saham Phoenix. Adapun akuisisi tersebut dilakukan melalui anak usahanya, yaitu International Tech Group.

Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia | April 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.

BIC_userpic_sb-49-profil.jpg
Adalah seorang penulis dan editor yang pernah berkiprah di banyak media ekonomi dan bisnis. Memiliki pengalaman 7 tahun di bidang konten keuangan, bursa dan startup. Percaya bahwa blockchain dan Web3 akan menjadi peta jalan baru bagi semua sektor kehidupan
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori