UAE Jadi Rujukan Industri Kripto, Phoenix Technology Incar IPO di Abu Dhabi

3 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Perusahaan hardware crypto mining Phoenix Technology dikabarkan bakal menggelar penawaran umum perdana saham (IPO) di Uni Emirat Arab (UEA).
  • Sejauh ini, pihak Phoenix Technology belum secara gamblang menyebutkan besaran target dana yang ingin diraih. Namun, mereka mengatakan IPO akan berlangsung paling cepat di tahun ini.
  • Keberpihakan regulator setempat terhadap industri aset digital diduga menjadi salah satu alasan Phoenix Technology memilih bursa efek Abu Dhabi sebagai destinasi utama pengembangan bisnisnya
  • promo

Phoenix Technology, perusahaan penyedia hardware crypto mining, dikabarkan bakal menggelar aksi korporasi berupa penawaran umum perdana saham (IPO) di Uni Emirat Arab (UEA). Keberpihakan regulator setempat terhadap industri aset digital diduga menjadi salah satu alasan Phoenix Technology memilih bursa efek Abu Dhabi sebagai destinasi utama pengembangan bisnisnya.

Dalam laporan Bloomberg, sumber yang mengetahui masalah tersebut mengatakan saat ini, Phoenix Technology masih dalam tahap diskusi awal dengan pihak bursa untuk melanjutkan proses tersebut. Meskipun tidak menyebutkan besaran target dana yang akan diraup, tetapi Phoenix Technology memang memang tengah berencana mendorong penetrasinya bisnisnya ke tingkat global.

Pada tahun ini, Phoenix Technology berencana menggelontorkan dana investasi senilai US$300 juta agar bisa melakukan akuisisi, serta memelihara dan mengoperasikan lebih banyak situs mining.

“Saat ini, Phoenix berfokus pada pasar Amerika Utara, terutama Amerika Serikat (AS) dan Kanada. Namun, perusahaan berencana melebarkan usaha ke wilayah lain untuk mencoba menggarap peluang di wilayah mining yang belum dimanfaatkan,” jelas manajemen Phoenix.

Phoenix Technology juga sudah memiliki dan mengembangkan salah satu fasilitas crypto mining di wilayah Timur Tengah. Dengan demikian, per 2022 kemarin, mereka sudah mengoperasikan lebih dari 700 megawatt (MW) fasilitas mining yang tersebar di berbagai wilayah.

“Paling cepat [listing] di Abu Dhabi tahun ini, tetapi target waktu dan juga ukuran dana masih bisa berubah,” ungkap sumber tersebut.

Phoenix Technology Manfaatkan Zona Bebas di UEA

Wilayah Uni Emirat Arab memang digadang-gadang akan menjadi pusat kripto global di wilayah Timur Tengah. Hal itu disandarkan pada kebijakan pemerintah setempat yang pro terhadap kehadiran aset digital. Saat ini saja, dari 7 keamiran, 3 di antaranya sudah secara terang-terangan mengatakan bakal menggenjot investasi kripto. Ketiga keamiran itu adalah Ras Al Khaimah, Dubai, dan Abu Dhabi.

Salah satu pendiri Phoenix Group (induk usaha dari Phoenix Technology), Bijan Alizadeh, dalam sebuah laporan, mengatakan jika dulu Miami dan Singapura dipandang sebagai hub utama untuk bisnis kripto, kini dirinya optimistis bahwa UAE akan menjadi crypto hub berikutnya di dunia.

Alizadeh menambahkan keamiran Abu Dhabi mengikuti jejak Dubai untuk mengeluarkan kerangka aturan kripto yang komprehensif. Terlebih lagi, Abu Dhabi juga belum lama ini merilis prinsip panduan terkait pendekatan pemerintah terhadap aturan dan pengawasan aset virtual. Hal tersebut memperlihatkan bahwa ekosistem kripto memiliki ruang yang sangat besar untuk berkembang.

Meskipun begitu, bukan berarti semuanya bakal berjalan mulus. Bijan Alizadeh mengakui masih terdapat beberapa tantangan, khususnya dalam hal regulasi, untuk bisa mendorong industri aset kripto terus tumbuh.

“Rintangan tetap akan ada, tetapi jika ingin mengubah komunitas blockchain dari 3% hingga 4% populasi dunia menjadi 20%, diperlukan aturan, disiplin, dan pengawasan. Saya percaya bahwa pemerintah sekarang memahami bahwa blockchain adalah masa depan,” katanya.

Fokus pada Pengembangan Blockchain

Phoenix Group secara bisnis memang sudah menaruh fokusnya pada sektor blockchain. Melalui Phoenix VC, perseroan mendirikan Cypher Capital, yang merupakan perusahaan investasi yang berfokus pada industri aset digital.

Perusahaan mengincar startup blockchain potensial untuk memberikan pendanaan dan pengembangan. Sebagai salah satu strateginya, Phoenix Group juga membuka lahan seluas 10 ribu meter persegi di wilayah Jumeirah Beach Residence Dubai untuk startup kripto dan blockchain jelang akhir tahun lalu.

“Lokasi tersebut akan menjadi tempat untuk bekerja sama bagi seluruh talent untuk mendapatkan bantuan dari para ahli,” tutur Alizadeh.

Dirinya optimistis bahwa industri blockchain akan terus berkembang. Pasalnya, menurut pandangan Alizadeh, pertumbuhan yang saat ini terjadi masih seperti puncak gunung es. Dari 8 miliar total populasi dunia, hanya 300 juta orang atau sekitar 4% yang memiliki crypto wallet.

Bayangkan apa yang akan terjadi, jika 10% atau 15% populasi dunia memiliki crypto wallet,” pungkasnya.

Bagaimana pendapat Anda tentang niatan Phoenix Technology untuk IPO di Abu Dhabi? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia | Oktober 2024
Platform kripto terbaik di Indonesia | Oktober 2024
Platform kripto terbaik di Indonesia | Oktober 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.

BIC_userpic_sb-49-profil.jpg
Adalah seorang penulis dan editor yang pernah berkiprah di banyak media ekonomi dan bisnis. Memiliki pengalaman 7 tahun di bidang konten keuangan, bursa dan startup. Percaya bahwa blockchain dan Web3 akan menjadi peta jalan baru bagi semua sektor kehidupan
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori