Lihat lebih banyak

Perjelas Aturan Kripto, Bank Sentral Uni Emirat Arab Rilis Aturan Anti Pencucian Uang

3 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Bank Sentral Uni Emirat Arab merilis panduan tentang aturan pencucian uang dan risiko paparan aset kripto bagi lembaga keuangan terdaftar.
  • Dalam aturan itu, disebutkan bahwa lembaga keuangan tradisional, baik perbankan atau pembiayaan, dilarang memfasilitasi transaksi perusahaan kripto yang tidak mengantongi izin dari otoritas setempat.
  • Kehadiran aturan ini dianggap menjadi angin segar bagi pelaku industri kripto, karena memberikan kejelasan aturan main dalam menjalankan bisnisnya di Uni Emirat Arab.
  • promo

Bank Sentral Uni Emirat Arab (CBUAE) mengumumkan bahwa mereka telah mempublikasikan pedoman terkait aturan pencucian uang dan risiko dari eksposur terhadap aset kripto bagi lembaga keuangan setempat.

Sikap Bank Sentral Uni Emirat Arab (CBUAE) terhadap aset kripto makin jelas. Regulator moneter dan fiskal Uni Emirat Arab itu baru saja merilis panduan yang berisi tentang aturan pencucian uang dan risiko terhadap paparan aset kripto bagi lembaga keuangan terdaftar.

Dalam aturan itu, disebutkan bahwa lembaga keuangan tradisional, baik perbankan atau pembiayaan, dilarang memfasilitasi transaksi perusahaan kripto yang tidak mengantongi izin dari otoritas setempat.

Aturan tersebut menjadi babak baru dalam pertumbuhan industri kripto di wilayah Timur Tengah. Di saat yang bersamaan, beberapa keamiran yang ada di wilayah Uni Emirat Arab; mulai dari Dubai, Abu Dhabi hingga Ras Al Khaimah, secara tegas terus menggenjot bisnis aset kripto dan menunjukkan keberpihakannya.

Gubernur Bank Sentral UEA, Khaled Mohamed Balama, mengatakan aturan baru tersebut membahas risiko yang timbul, jika berurusan dengan aset virtual dan juga perusahaan penyedia aset virtual (VASP).

“Aturan baru tersebut mampu berkontribusi terhadap penguatan kerangka kerja pengawasan dan peraturan bank sentral dalam memerangi aktivitas pencucian uang dan pendanaan terorisme,” jelas Gubernur Bank Sentral Uni Emirat Arab itu.

Selain itu, dalam laporannya diungkapkan bahwa posisi entitas kripto yang selama ini tidak memiliki pengawasan aturan yang efektif membuat bisnis tersebut rentan untuk dieksploitasi oleh pelaku keuangan gelap. Kondisi tersebut semakin diperparah dengan sifat anonimitas dari aset kripto itu sendiri, yang juga menjadi ceruk untuk dimanfaatkan oleh pelaku tindak kejahatan di dunia maya.

Selanjutnya, Otoritas Pengawas di Uni Emirat Arab juga mengaku telah melakukan identifikasi bersama dengan Unit Intelijen Keuangan UEA (FIU) dan sektor swasta tentang adanya skema pencucian uang yang berjalan secara profesional. Aktivitas seperti itu memungkinkan pelaku kejahatan untuk menarik dana curiannya dalam mata uang virtual lewat pasar ilegal, seperti darknet dan pasar perdagangan narkoba.

Kecepatan Transaksi Buat Kripto Sulit Diawasi

Di sisi lain, teknologi blockchain yang selama ini terus disebut sebagai nilai tambah dalam infrastruktur keuangan, karena membuat proses transaksi menjadi jauh lebih cepat justru, dipandang berbahaya oleh pihak CBUAE.

Menurutnya, proses transfer dana dalam jumlah besar memang bisa berlangsung hanya dalam 10 menit, jika menggunakan blockchain. Walau begitu, proses yang berjalan sangat independen, tanpa adanya otoritas khusus yang berfungsi sebagai pengawas hukum. Sementara itu, dalam sistem keuangan tradisional, proses pemindahan dana dengan jumlah sangat besar membutuhkan operasi anti-pencucian uang dalam skala internasional.

Namun, bukan berarti CBUAE antipati dan melarang perusahaan kripto untuk membuka akun di lembaga keuangan berizin. Regulator memberikan jalan bagi entitas aset digital yang ingin membuka akun, baik itu akun administratif maupun akun transaksional yang bertujuan untuk menampung dana klien.

Dari situ, terlihat bahwa CBUAE menerapkan aturan pemisahan rekening untuk operasional perusahaan dan rekening yang berisi aset pelanggan sebagai bentuk mitigasi.

Uni Emirat Arab adalah Pasar yang Menarik

Ilustrasi Kripto di Dubai | Crypto Arabs

Adanya panduan tersebut memberikan angin segar bagi perusahaan kripto yang tengah berupaya menjalankan bisnisnya disana. Karena artinya, payung hukum yang ada semakin jelas. BeInCrypto melaporkan bahwa sudah ada eberapa entitas kripto yang tengah berjuang untuk mendapatkan izin di sana. Salah satunya adalah Gemini.

Tingginya volume perdagangan yang dihasilkan dari wilayah Timur Tengah terhadap total perdagangan kripto global rupanya mampu menarik perhatian banyak pihak. Sebagai informasi, nilai transaksi mata uang kripto di Uni Emirat Arab mencapai 7% dari volume perdagangan aset kripto global, yakni sekitar US$25 miliar per tahun.

Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia | Maret 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.

BIC_userpic_sb-49-profil.jpg
Adalah seorang penulis dan editor yang pernah berkiprah di banyak media ekonomi dan bisnis. Memiliki pengalaman 7 tahun di bidang konten keuangan, bursa dan startup. Percaya bahwa blockchain dan Web3 akan menjadi peta jalan baru bagi semua sektor kehidupan
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori