Trusted

Pihak Swasta dan Publik Berminat Garap Stablecoin Non-USD dengan Binance

3 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Seiring krisis BUSD, beberapa entitas swasta dan publik dikabarkan tertarik bekerja sama dengan Binance untuk memulai inisiatif stablecoin.
  • Adapun inisiatif stablecoin yang dimaksud mungkin tidak berbasis pada dolar.
  • Terkait kemungkinan tersebut, CSO Binance mengatakan, “Ada peluang yang sangat menarik, terutama di Eropa dan Timur Tengah.”
  • promo

Seiring krisis stablecoin merek Binance USD (BUSD), yang diterbitkan oleh Paxos dalam kemitraan dengan Binance, beberapa entitas swasta dan publik dikabarkan telah menyatakan minat untuk bekerja sama dengan crypto exchange terbesar di dunia itu untuk memulai inisiatif serupa.

Chief Strategy Officer (CSO) Binance, Patrick Hillmann, mengatakan kepada Forbes pada hari Sabtu (18/2) bahwa, “Ada peluang yang sangat menarik, terutama di Eropa dan Timur Tengah.”

Adapun inisiatif stablecoin yang dimaksud mungkin tidak berbasis pada dolar.

Pendiri dan CEO Binance, Changpeng ‘CZ’ Zhao, pada 13 Februari lalu sempat memberikan sinyal bahwa Binance tidak menutup kemungkinan untuk beralih ke stablecoin lainnya.

Meski begitu, peralihan itu dinilai mungkin sulit. Pasalnya, hampir semua stablecoin terkemuka di dunia kripto tetap dipator terhadap dolar Amerika Serikat (USD).

Adapun stablecoin non-dolar terbesar yang didukung dengan fiat adalah Euro Tether (EURT) dengan market cap atau kapitalisasi pasar sekitar US$219 juta. Hal itu jauh berbeda bila dibandingkan dengan market cap BUSD yang saat ini bernilai sekitar US$13,5 miliar dan sebelumnya sempat mencapai sekitar US$16 miliar.

CSO Binance mengatakan, “Orang-orang tidak akan mencari untuk membeli lebih banyak BUSD karena mereka tidak akan yakin bagaimana mereka akan mengambilkannya.”

Dengan Binance, Peluang Stablecoin Non-USD Tetap Ada

Binance Pimpin Putaran Pendanaan US$150 Juta Untuk Axie Infinity

Kevin Zhang, selaku co-founder dari DFX Finance yang merupakan protokol decentralized finance (DeFi) untuk stablecoin non-dolar AS, mengatakan bahwa salah satu dari banyak alasan mengapa stablecoin non-USD membutuhkan waktu lama untuk menjadi lazim dan diadopsi secara luas adalah karena regulasi.

“Penerbit stablecoin sedang mencari cara untuk diatur dengan benar tanpa membuat banyak asumsi dan menghabiskan banyak uang untuk pengacara atas pendapat yang mereka berikan,” ungkap Kevin Zhang.

Namun, dia menilai bahwa situasi yang ada di dunia kripto dan penegakan regulasi saat ini menciptakan peluang bagi stablecoin non-USD.

“Binance menjadi ukuran dan memiliki jangkauan yang akan selalu menjadi pemain yang relevan di dunia stablecoin. Denominasi trading pair dalam stablecoin tentu menciptakan efek jaringan yang besar,” imbuh Kevin Zhang.

SEC AS Bakal Segera Menindak Paxos?

Dalam perkembangan terkini, Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC), pada hari Minggu (19/2), dilaporkan bersiap untuk mengambil tindakan terhadap Paxos. Langkah itu dinilai akan memiliki implikasi besar bagi industri stablecoin yang memiliki market cap sekitar US$137 miliar.

Sebelumnya, SEC dikabarkan telah mengeluarkan surat pemberitahuan bahwa regulator AS itu sedang mempertimbangkan tindakan yang menyatakan bahwa BUSD sebagai produk sekuritas (efek). Sehingga, penawarkan produk BUSD seharusnya didaftarkan oleh Paxos di bawah undang-undang (UU) sekuritas federal AS.

“Jika SEC menggugat Paxos, para penerbit stablecoin lainnya harus mendaftar dan bersiap untuk pertarungan pengadilan dengan SEC,” ungkap Renato Mariotti, selaku partner di firma hukum BCLP.

Menariknya, Carol Alexander, yang merupakan profesor keuangan di Universitas Sussex, menjelaskan bahwa tindakan keras dari regulator lebih merupakan langkah untuk melawan Binance daripada stablecoin.

Dia menilai bahwa Binance menyebabkan meningkatnya kekhawatiran bagi regulator di seluruh dunia di berbagai bidang, mulai dari pencucian uang hingga pelanggaran UU sekuritas. Hal tersebut bisa menjadi salah satu alasan mengapa SEC menargetkan BUSD.

Dengan serba tidak pastinya regulasi di AS saat ini, Binance pada hari Jumat (17/2) dirumorkan sedang mempertimbangkan untuk mengakhiri hubungan dengan para mitra bisnis di AS karena regulator di Negeri Paman Sam meningkatkan pengawasannya terhadap industri kripto.

Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia | November 2024
Platform kripto terbaik di Indonesia | November 2024
Platform kripto terbaik di Indonesia | November 2024

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.

userpic_14-1.jpg
Ahmad Rifai
Ahmad Rifai adalah seorang jurnalis yang meliput sektor startup, khususnya di Asia Tenggara, dan penggila open source intelligence (OSINT). Dia bersemangat mengikuti berbagai cerita tentang perang, tetapi percaya bahwa medan pertempuran saat ini adalah di dunia kripto.
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori