Stroom Network, protokol liquid staking untuk Bitcoin Lightning Network (LN), pada hari Kamis (31/8) berhasil mengumpulkan US$3,5 juta (Rp53,3 miliar) dalam putaran pendanaan awal yang kelebihan permintaan (oversubscribed).
Putaran pendanaan itu dipimpin oleh Greenfield, perusahaan investasi kripto yang berbasis di Berlin, Jerman. Sejumlah investor lain yang turut berpartisi termasuk Lemniscap, No Limit Holdings, Cogitent Ventures, dan Mission Street.
Suntikan dana segar ini akan digunakan Stroom untuk melakukan ekspansi tim dan meluncurkan liquid staking Bitcoin Lightning Network. Selain itu, mereka bermaksud merilis token ERC-20 wrapped Bitcoin yang berbasis di jaringan Ethereum bernama lnBTC.
- Baca Juga: Mengenal Perbedaan Liquid Staking vs Staking Biasa, Potensi Raih Passive Income Plus Kenaikan Harga
Cara Kerja Protokol Stroom
Sebagai informasi, Lightning Network adalah solusi penskalaan layer-2 (L2) yang dibangun di atas jaringan Bitcoin. Tujuannya untuk membuat pembayaran Bitcoin menjadi lebih murah dan lebih cepat.
Lightning Network mencapai rekor kapasitas tertinggi sebesar 5.640 bitcoin atau sekitar US$175 juta pada awal Juli lalu. Namun, kemudian kapasitas Bitcoin di Lightning Network turun ke level 4.830 BTC atau sekitar US$133 juta pada akhir Agustus ini.
Sementara itu, protokol liquid staking memungkinkan orang-orang mendapatkan sebuah token baru saat melakukan staking aset kripto yang menggunakan blockchain konsensus proof-of-stake (PoS). Partisipan protokol liquid staking menerima token liquid staking derivatives (LSD) yang dapat digunakan untuk mengakses beragam utilitas dan likuiditas lainnya.
Adapun protokol Stroom memungkinkan sejumlah pihak memanfaatkan modal Bitcoin milik mereka untuk mendukung likuiditas Lightning Network dan mengakses benefit lain yang ada di ekosistem Ethereum.
Sebagai gambaran, saat partisipan mengirim Bitcoin mereka ke Stroom, Bitcoin itu dikreditkan ke perbendaharaan Stroom DAO. Pada saat yang sama, jumlah lnBTC yang sesuai dikirim ke alamat Ethereum wallet partisipan.
Selama kegiatan ini, para partisipan akan menerima dividen dalam bentuk lnBTC dari biaya peruteran (routing fee) sejumlah node Lighting Network yang telah dikurasi Stroom. Routing fee umumnya didapatkan dari berbagai transaksi yang ditangani sebuah node di Lightning Network.
Membuka Potensi Lightning Network yang Belum Dimanfaatkan
Terkait dana segar yang mereka dapatkan, co-founder dan CEO Stroom, Rostyslav Shvets, yang memiliki pengalaman sebelumnya di penyedia layanan blockchain Bitfury dan platform liquid staking Lido, mengatakan bahwa ada potensi yang belum dimanfaatkan dalam Lightning Network, terutama integrasi baru-baru ini dari Binance.
“Bitcoin Lightning Network adalah teknologi jalur pembayaran yang paling menjanjikan, tetapi masih belum mencapai adopsi massal,” kata CEO Stroom.
Dia melihat, salah satu alasan utamanya adalah karena kurangnya likuiditas, yang memengaruhi ketahan jaringan itu dan tingkat keberhasilan pembayaran.
“Tujuan kami adalah memberi siapa pun cara mudah untuk mendapatkan biaya peruteran Lightning Network dan berkontribusi pada skalabilitas Bitcoin,” imbuh Chief Technology Officer (CTO) Stroom, Slava Zhygulin.
CTO Stroom konon telah mengerjakan proyek di Lightning Network sejak tahun 2016, menulis white paper algoritma peruteran pembayaran di Lightning Network yang disebut Flare bersama core developer Stroom, Mykola Sahno; co-founder dan CTO Lightning Labs, Olaoluwa Osuntokun; dan pihak lainnya.
“Kami mengurangi kerumitan teknis yang terkait dengan pengelolaan node Lightning Network dan memperkenalkan mekanisme decentralized finance (DeFi). Kami pikir, mekanisme ini dapat membujuk para holder Bitcoin yang paham ekosistem Ethereum untuk deploying likuiditas ke Lightning Network, sambil mendapatkan tingkat pengembalian investasi (yield) dari aset Bitcoin itu lewat jaringan Ethereum,” kata Zhygulin.
Tawarkan Peluang Investasi Bitcoin di Tengah Krisis Kepercayaan
Perlu diketahui, para holder Bitcoin sejauh ini hanya memiliki pilihan terbatas untuk mendapatkan yield lebih lanjut.
Sejauh ini, opsi yang tersedia termasuk meminjamkan aset Bitcoin mereka pada entitas terpusat, hingga perlu terlebih dahulu bergulat dengan hal teknis untuk menyiapkan dan memelihara node Lightning Network agar bisa mendapatkan biaya peruteran.
Produk pinjaman Bitcoin pernah menjadi cara paling populer untuk mendapatkan yield dengan mendepositkan sejumlah Bitcoin. Namun, sektor ini mengalami krisis kepercayaan total setelah sejumlah crypto lending platform terpusat seperti Celsius, BlockFi, Voyager, hingga Genesis, hancur dalam crypto winter 2022. Dampaknya sangat menyakitkan, karena banyak orang kehilangan Bitcoin milik mereka.
Stroom mengklaim memiliki tujuan untuk menggabungkan solusi yang potensial bagi pemilik Bitcoin, dengan cara yang terdesentralisasi, transparan dan aman, serta membangun struktur decentralized autonomous organization (DAO) yang didukung oleh multi-party computation (MPC) untuk mengawasi dana partisipan, memodifikasi insentif, dan melakukan upgrade protokol.
Sebagai catatan, MPC adalah teknologi kriptografi yang dapat meningkatkan teknik multi-signature (multisig) secara efektif, sehingga memungkinkan akses ke sebuah crypto wallet dibagi kepada beberapa pihak.
Jendrik Poloczek, perwakilan dari Greenfield, mengatakan bahwa Lighting Network berada pada posisi yang baik untuk menjadi sistem pembayaran masa depan, tidak hanya dengan Bitcoin, tetapi dengan banyak aset kripto lainnya yang bertransaksi melalui jaringan tersebut.
“Protokol Stroom mencari sumber likuiditas Bitcoin yang tidak aktif untuk digunakan secara aktif guna mendukung Lightning Network, dan pada saat yang sama memberikan yield yang kompetitif bagi penyedia likuiditas,” kata perwakilan dari Greenfield itu.
Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.