Lihat lebih banyak

Prediksi Para Ahli Seputar Harga Ethereum (ETH) setelah The Merge Terbagi Jadi Dua Kubu, Begini Kata Mereka

3 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Sebagian ahli percaya bahwa harga ETH akan meroket setelah tayangnya The Merge dalam waktu dekat ini, sedangkan sebagian yang lain masih bertahan pada sikap skeptis positif.
  • Sesuai jadwal, dalam dua minggu ke depan, integrasi mainnet Ethereum dengan Beacon Chain PoS akan berlangsung.
  • Meski The Merge akan membawa manfaat berupa tingkat efisiensi dan keamanan yang lebih tinggi, serta membuat banyak orang optimis terkait harga ETH ke depannya, namun diakui juga adanya potensi kemunculan risiko dari kendala baru.
  • promo

Sebagian ahli memprediksi bahwa harga Ethereum (ETH) akan naik setelah bertransisi ke proof-of-stake (PoS) dengan The Merge yang akan datang, sementara sebagian yang lain memperingatkan risiko yang berpotensi akan ikut muncul.

Dalam dua minggu ke depan, Beacon Chain, yaitu chain PoS yang diperkenalkan pada bulan Desember 2020 lalu sebagai langkah awal menuju The Merge, akan berintegrasi dengan mainnet Ethereum.

Menurut Bobby Ong, COO CoinGecko, integrasi tersebut pada akhirnya akan terlaksana bersamaan dengan upgrade Paris, yang dijadwalkan pada tanggal 13 September. Dengan kata lain, integrasi itu bakal berlangsung setelah upgrade Bellatrix Ethereum yang diprediksi akan tayang pada tanggal 6 September.

Apakah Harga ETH Akan Naik?

Selain lebih ramah lingkungan, jika kita bandingkan dengan mekanisme konsensus proof-of-work (PoW) yang sangat menguras energi, investor kripto sendiri mengharapkan dampak positif lainnya dari benefit yang muncul setelah transisi Ethereum ke PoS.

Misalnya saja, ada Justin Bons, pendiri perusahaan investasi dana tertua yang berfokus pada kripto di Eropa bernama Cyber ​​Capital. Bons menekankan bahwa PoS akan jauh lebih efisien dalam hal biaya operasional keamanannya. Terlebih lagi, dalam sebuah wawancara baru-baru ini, co-founder Ethereum, Vitalik Buterin, juga mengonfirmasikan hal ini dalam pernyataannya.

Di samping itu, Bons lebih lanjut mengungkapkan fakta bahwa setengah dari seluruh biaya yang mereka hasilkan juga akan dibakar. Ia mengatakan, “Ini berarti bahwa setelah The Merge, jika pendapatan fee tetap sama,” maka “ETH [akan] benar-benar menjadi aset deflasi dengan inflasi negatif!”

Dengan demikian, jumlah keseluruhan pasokan Ethereum kemungkinan akan berkurang. Sedangkan, bagi para hodler yang memiliki aset ini akan menyaksikan peningkatan pada nilai ETH sendiri.

Terlebih lagi, faktor-faktor ini juga telah berkontribusi pada sejumlah besar volatilitas yang muncul serta antusiasme komunitas yang menantikan datangnya The Merge. Menurut informasi dari CoinGecko, harga Ethereum telah naik hampir 8% selama tujuh hari terakhir, harganya berhasil mencapai sekitar US$1.560.

Sementara itu, trader derivatif juga telah memasang taruhan yang jelas untuk Ethereum, dengan open interest opsi Ethereum pada level US$6,6 miliar. Jumlah itu lebih tinggi daripada Bitcoin yang untuk pertama kalinya mencapai US$4,8 miliar.

Kendati demikian, terlepas dari persepsi momentum bullish seputar harga Ethereum, Bons masih percaya bahwa aset kripto tersebut masih tergolong undervalued.

“Pertanyaan yang sering muncul adalah apakah The Merge itu sudah priced in,” jelasnya, “saya berpendapat bahwa itu tidak sepenuhnya priced in.” Lalu, ia pun menyalahkan kampanye “misinformasi” yang “pesaing” Ethereum gaungkan.

Di sisi lain, meskipun ia menyebut bahwa kampanye tersebut mempromosikan “narasi palsu,” tapi ada beberapa juga yang memiliki perspektif skeptis yang sama.

Lantas, Apakah ETH Justru Akan Anjlok?

Meskipun harga Ethereum telah melonjak hampir 10% dalam seminggu terakhir, ternyata lonjakan itu terjadi setelah harga Ethereum turun hampir 30% dari level US$2.000 pada pertengahan Agustus.

Selama periode waktu itu, Ethereum mengalami kendala karena mencuatnya berita terkait munculnya bug dalam The Merge Ethereum. Selain itu, muncul juga pidato Ketua Federal Reserve Jerome Powell di Jackson Hole yang menegaskan kembali sikap hawkish bank sentral dalam memerangi inflasi.

Di sisi lain, beberapa pihak juga memiliki sudut pandang yang tidak kalah sinis dan menganggap bahwa segala jenis hype seputar Ethereum adalah untuk mengantisipasi adanya rug-pull yang lebih besar lagi. “Bukankah sangat jelas bahwa pasar [akan] memompa [ETH] sampai The Merge [tayang], dan setelah itu hancur?” ucap salah satu akun Twitter pengguna kripto bernama Il Capo Of Crypto.

Meskipun begitu, memperbarui seluruh protokol blockchain di tengah penggunaannya yang berkelanjutan, dengan perkiraan 1,3 juta transaksi setiap harinya di lebih dari 3.400 aplikasi yang terdistribusi aktif, tetap menjadi prospek yang sangat berisiko.

Akibatnya, para pelaku industri memutuskan untuk mengambil langkah-langkah pencegahan untuk melindungi diri mereka dari ancaman risiko ini.

Contohnya saja, seperti protokol decentralized finance (DeFi) Aave yang telah menangguhkan layanan pinjaman Ethereum pada platform-nya. Langkah ini mereka ambil bertujuan untuk mengantisipasi adanya gangguan yang muncul karena The Merge.

Di sisi lain, Coinbase, bursa kripto terbesar AS, juga mengatakan bahwa mereka akan “sejenak” menangguhkan penarikan dan penyetoran untuk semua token berbasis Ethereum selama berlangsungnya The Merge.

Terlepas dari kenyataan bahwa kenaikan harga Ethereum tampaknya masuk akal mengingat manfaat yang akan datang bersama The Merge. Nyatanya, penangguhan penarikan seperti itu pada umumnya memiliki efek tunggal (singular effect) pada harga aset kripto sendiri.

Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Sampaikan pendapat Anda kepada kami. Jangan lupa follow akun Instagram Be[In]Crypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia | Maret 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.

photo_Nick.jpg.optimal.jpg
Nicholas Pongratz
Nick adalah seorang ilmuwan data yang mengajar ekonomi dan komunikasi di Budapest, Hungaria, tempat di mana ia menerima gelar BA dalam Ilmu Politik dan Ekonomi dan MSc di Analitik Bisnis dari CEU. Dia telah menulis tentang mata uang kripto dan teknologi blockchain sejak 2018. Ia tertarik dengan potensi dari kedua hal tersebut dari segi penggunaan ekonomi maupun politik.
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori