Trusted

Begini Syaratnya agar Pasar Metaverse Bisa Tumbuh Jadi US$4 Triliun di 2032

3 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Acumen Research and Consulting memprediksi pasar metaverse berpotensi tumbuh hingga US$4 triliun pada 2032, didorong oleh konsumen Amerika dan Asia.
  • Untuk mencapai tujuan tersebut, perusahaan-perusahaan harus mempertimbangkan perangkat keras, perangkat lunak, dan layanan yang akan membentuk tulang punggung interaksi kembaran digital.
  • William Quigley, co-founder Worldwide Asset eXchange, berpendapat bahwa kembaran digital dari barang fisik secara teknis masih butuh waktu lama untuk bisa terwujud.
  • promo

Acumen Research and Consulting memberikan prediksi bahwa pasar metaverse akan tumbuh menjadi US$4 triliun pada tahun 2032. Menariknya lagi, pertumbuhan pesat ini kabarnya akan didorong oleh popularitas teknologi virtual reality (VR) dan augmented reality (AR). Adapun Amerika Utara dan kawasan Asia Pasifik diproyeksikan menjadi pendorong utama dalam adopsi metaverse ini.

Acumen menyatakan bahwa perusahaan induk TikTok, ByteDance, berada di posisi yang tepat untuk memimpin ekspansi di Asia. Sementara itu, perusahaan-perusahaan Amerika, seperti Meta Platforms dan Microsoft, akan memimpin dorongan di Barat.

Di Asia, pertumbuhannya kemungkinan akan didorong oleh komunitas gaming online yang semakin sadar teknologi. Lalu, pasar metaverse AS yang bernilai US$42,3 miliar diperkirakan akan mempertahankan posisi pasarnya yang dominan.

Acumen meramalkan bahwa perusahaan-perusahaan metaverse akan menghadapi sejumlah rintangan untuk mencapai tujuan ini. Beberapa di antaranya meliputi masalah privasi dan bagaimana mereka dapat menyatukan berbagai platform ke dalam sebuah kontinum virtual.

Blockchain, teknologi di balik Bitcoin dan aset kripto lainnya, diperkirakan akan menjadi tulang punggung atau pondasi ekonomi dunia virtual ini. Teknologi ini akan memfasilitasi pengguna untuk menukarkan aset kripto dan aset-aset yang ditokenisasi lainnya tanpa memerlukan pihak perantara.

Perusahaan Perlu Tentukan Cara Menggunakan Teknologi

Selain itu, Acumen mengatakan bahwa mengembangkan perangkat lunak, layanan, dan perangkat keras serta memahami cara menggunakan teknologi baru harus menjadi prioritas utama bagi perusahaan-perusahaan. Saat ini, berbagai perusahaan telah berfokus pada elemen-elemen yang berbeda tergantung pada kekuatan inti mereka.

Headset Vision Pro (Pro) dari Apple menyasar pengguna Apple yang mencari pengalaman augmented reality (AR). Pro ini menempatkan antarmuka pengguna di atas dunia nyata seseorang dan menawarkan cara-cara baru untuk berinteraksi dengan perangkat keras.

Langkah ini masuk akal, mengingat kekuatan desain perangkat keras Apple dan kemampuan produk-produknya untuk berinteraksi dengan mulus.

Di sisi lain, headset Quest 3 dari Meta bertujuan untuk meningkatkan kualitas replika digital penampilan seseorang di metaverse. Teknologi ini mengkodekan ekspresi wajah dan mengirimkan data yang dikodekan ke Quest orang lain melalui kabel.

Penerima dapat melihat rendering yang sangat mirip dengan pengirim, membuatnya seolah-olah berada di ruangan yang sama. Ceruk dari metaverse ini mendukung bisnis inti Meta, yaitu menghasilkan pendapatan melalui koneksi sosial.

Metaverse Market Grow, Tokenization metaverse, Meta headset
Headset Meta | Sumber: Lex Fridman

Tokenisasi dan Kembaran Digital di Metaverse

William Quigley, co-founder Worldwide Asset eXchange, memprediksi bahwa pasar kembaran digital, yaitu industri yang mengembangkan barang digital yang sepadan dengan barang fisik, masih menghadapi rintangan teknis.

Sebagai ilustrasi, kembaran digital bisa berupa instrumen musik virtual yang menghasilkan suara sama di metaverse seperti instrumen fisiknya di dunia nyata. Perusahaan seperti Roblox, yang berakar pada simulasi fisika, dapat memainkan peran penting dalam memajukan teknologi ini, mengingat mereka telah menciptakan dunia virtual dan pasar bagi merek-merek, seperti Gucci dan Chipotle.

Menurut Acumen, pasar kembaran digital telah mencapai angka US$9,5 miliar pada tahun 2022. Perusahaan ini memperkirakan ceruk pasar ini akan berkembang menjadi US$274 miliar pada tahun 2032, asalkan teknologi ini berkembang sesuai harapan.

Quigley mengestimasikan bahwa teknologi kembaran digital ini baru akan benar-benar matang sekitar tahun 2030. Hingga waktu itu, ia mengantisipasi munculnya bisnis yang dapat mengintegrasikan aset fisik ke dalam blockchain melalui tokenisasi.

Bagaimana pendapat Anda tentang prediksi pertumbuhan pasar metaverse di masa depan? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

🎄Platform kripto terbaik di Indonesia | December 2024
🎄Platform kripto terbaik di Indonesia | December 2024
🎄Platform kripto terbaik di Indonesia | December 2024

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.

Zummia.jpg
Zummia Fakhriani
Zummia adalah seorang penulis, penerjemah, dan jurnalis dengan spesialisasi pada topik blockchain dan kripto. Ia mengawali sepak terjang di industri kripto sebagai trader kasual sejak 2015. Kemudian, mulai berkiprah sebagai penerjemah profesional di industri sejak 2018 sembari mengenyam tahun ketiganya di program studi Sastra Inggris kala itu. Menyukai topik terkait DeFi, koin privasi, dan Web3.
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori