Kantor Kejaksaan Amerika Serikat (AS) untuk Distrik Timur New York mendakwa Charles O. Parks III atas tuduhan melakukan cryptojacking dengan kerugian hingga jutaan dolar AS (USD).
Terdakwa yang juga dikenal sebagai CP30 itu disebut melakukan penipuan kepada 2 penyedia layanan cloud computing dan memanfaatkan layanan itu senilai US$3,5 juta untuk melakukan aktivitas mining secara ilegal senilai US$1 juta.
Atas tindakannya, Charles O. Parks III menghadapi ancaman hukuman 20 tahun penjara terkait dugaan wire fraud dan pencucian uang, serta 10 tahun penjara atas tuduhan pelanggaran hukum transaksi moneter.
Jaksa AS, Breon Peace, menjelaskan bahwa CP30 membajak daya komputasi penyedia cloud dan mencuri sumber daya komputasi tersebut untuk memperoleh berbagai mata uang kripto, termasuk Ether (ETH), Litecoin (LTC), dan Monero (XMR).
“Kami akan terus mengedepankan tuntutan pada pelaku kriminal yang menggunakan teknologi baru dan canggih untuk melakukan penipuan model lama,” tegas Breon Peace.
Cryptojacking sendiri merupakan aktivitas gelap yang menjalankan crypto mining secara ilegal. Para pelaku menggunakan sumber daya dari pihak lain, baik itu listrik, perangkat keras atau daya cloud computing untuk melakukan mining.
Skema yang dijalankan oleh Charles O. Parks III rupanya sudah bergulir sejak tahun 2021. Ketika itu, dia membuat berbagai akun di penyedia cloud dengan domain dari entitas yang dinamakan MultiMiillionaire LLC dan CP30 LLC.
- Baca juga: Kepolisian Korea Selatan Bongkar Modus Penipuan Berkedok Kripto dengan Kerugian US$4,1 Juta
Konversi Kripto Ilegal ke Berbagai Platform
Setelah berhasil mendapatkan aset kripto, Charles O. Parks III mengonversi dan mencuci hasil mining tersebut melalui crypto exchange, marketplace non-fungible token (NFT), dan rekening bank, untuk menyamarkan jejak audit serta memisahkan dana dari dugaan penipuan.
Sejak hype mata uang kripto terjadi, aktivitas cryptojacking juga menunjukkan peningkatan. Laporan dari SonicWall menerangkan pada tahun 2022 lalu saja, insiden cryptojacking sudah meningkat lebih dari 3 kali lipat.
Para pelaku mengincar industri keuangan sebagai target utama dalam menjalankan aktivitasnya. Situasi itu bisa terjadi lantaran semakin banyak entitas keuangan yang memindahkan aplikasinya ke sistem berbasis cloud.
Komisaris Departemen Kepolisian Kota New York (NYPD), Edward A. Caban, menambahkan meskipun lanskap ancaman di bidang ini semakin kompleks, otoritas penegak hukum dan mitra federal AS terus meningkatkan kemampuan untuk menghadapi pelaku kejahatan, bahkan ketika mereka mengadopsi taktik baru.
Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.
