Lihat lebih banyak

Harga Bitcoin (BTC) Sentuh Resistance Kritis pasca Ukir Puncak Tahunan, Bagaimana Prospek Selanjutnya?

3 mins
Oleh Valdrin Tahiri
Diterjemahkan Zummia Fakhriani
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Harga Bitcoin (BTC) saat ini menghadapi risiko penurunan di bawah konfluensi level resistance penting, termasuk resistance horizontal dan Fibonacci.
  • Pembacaan time frame mingguan dan harian masih belum menentu. Namun, indikator wave count menunjukkan adanya potensi kenaikan harga BTC berikutnya.
  • Meskipun prediksi harga BTC ini bullish, penurunan di bawah US$38.000 akan berarti koreksi harga telah dimulai.
  • promo

Harga Bitcoin (BTC) akhirnya berhasil mencatat rekor tertinggi tahunan baru di angka US$44.700, tepatnya pada tanggal 9 Desember. Namun, harganya terkoreksi lagi setelah itu.

Puncak harga ini terbentuk di atas area resistance jangka panjang yang kritis. Meski begitu, penurunan harga yang terjadi setelahnya telah menyeret harga kembali turun di bawah area tersebut.

Bitcoin Alami Deviasi di Atas Resistance Jangka Panjang

Pada grafik mingguan, Bitcoin menunjukkan kenaikan harga yang kencang sejak pertengahan Oktober. Kenaikan ini terlukis jelas dari delapan pola candlestick mingguan bullish berturut-turut. Sementara pada pekan lalu, Bitcoin telah berhasil mencetak puncak tahunan baru di angka US$44.700. Sebagai catatan, puncak harga ini terbentuk di atas level resistance horizontal dan Fibonacci yang kritis.

Kendati terjadi penutupan mingguan di atas area ini, harga BTC justru mengalami penurunan signifikan pada pekan ini. Akibatnya, hal ini memantik risiko bahwa breakout harga yang terjadi sebelumnya hanyalah deviasi/penyimpangan.

Bitcoin (BTC) Price Movement
Grafik Mingguan BTC/USD | Sumber: TradingView

Para trader umumnya menggunakan Relative Strength Index (RSI) sebagai indikator momentum untuk mengidentifikasi kondisi overbought (jenuh beli) atau oversold (jenuh jual). Dengan begitu, mereka dapat membuat keputusan kapan waktu optimal untuk mengakumulasi maupun menjual aset.

Ketika RSI berada di atas 50 dan trennya naik, artinya bull masih unggul di pasar. Sementara angka RSI yang berkisar di bawah 50 mengindikasikan situasi yang bertolak belakang. Untuk saat ini, RSI mingguan BTC berada di atas 50, dalam zona overbought. Meski indikator ini terpantau telah turun tipis di bawah level tersebut minggu ini, namun RSI masih berada di atas level 70, yakni ambang batas untuk pembacaan overbought.

Apa Kata Para Trader?

Kalangan trader dan analis kripto di X menunjukkan sikap bullish mengenai tren jangka pendek BTC.

Credible Crypto mengambil sikap bullish karena tersapunya open interest secara signifikan dalam sebuah kejadian deleveraging yang begitu mencolok.

“Untuk pertama kalinya setelah sekian lama, aksi beli [di] pasar spot [Bitcoin] naik signifikan, sementara perp relatif datar. Perp premium juga tersapu habis. Sepertinya para spot taker memanfaatkan penurunan ini untuk secara agresif membeli [Bitcoin] dengan harga diskon.”

Di sisi lain, IncomeSharks meyakini bahwa harga BTC kini telah membentuk sebuah rentang/kisaran jangka pendek. Setelah terjadi deviasi di bawah batas bawah rentang, ia berpendapat bahwa harganya akan memulai pergerakan naik menuju puncak.

BTC Price Movement
Grafik Per Jam BTC/USDT | Sumber: X

Dan yang terakhir, CryptoChase membagikan pandangan yang nyaris sama. Ia menyatakan bahwa tren naik BTC akan terus berlanjut setelah harga mencapai level terendahnya di angka US$40.000.

Apakah Ini Awal dari Koreksi Harga BTC?

Para analis teknikal menggunakan teori Elliott Wave (EW) untuk mengidentifikasi pola harga jangka panjang yang berulang dan untuk memahami psikologi investor, yang berguna dalam menentukan arah tren.

Adapun perhitungan Elliott Wave yang paling mungkin terjadi mengindikasikan bahwa harga Bitcoin sekarang sedang mendekati puncak gelombang tiga dalam pergerakan naik lima gelombang (putih). Selain itu, perlu dicatat bahwa gelombang tiga ini telah memanjang, dengan sub-gelombang digambarkan dalam warna hitam.

Adapun target yang diantisipasi untuk puncak gelombang tiga ini adalah US$47.600, yang mewakili kenaikan sebesar 15% dari harga saat ini. Selain itu, panjang target untuk sub-gelombang lima dihitung dengan cara menggabungkan sub-gelombang satu dan tiga.

Setelah itu, harga Bitcoin bisa jadi akan memulai gelombang empat yang bersifat korektif. Terlebih, pola bearish divergence (hijau) pada indikator RSI menunjukkan bahwa pergerakan naik saat ini sudah nyaris mencapai pucuk.

BTC Price Prediction
Grafik Harian BTC/USDT | Sumber: TradingView

Kendati prediksi harga BTC ini bernada bullish, penutupan di bawah level breakout (garis merah) di US$38.000 akan berarti bahwa gelombang empat telah dimulai. Dalam skenario ini, harga BTC berpotensi turun sampai hampir 20% menuju level support terdekat di US$33.000.

Bagaimana pendapat Anda tentang proyeksi harga Bitcoin (BTC) ke depannya? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia | April 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.

Zummia.jpg
Zummia Fakhriani
Zummia adalah seorang penulis, penerjemah, dan jurnalis dengan spesialisasi pada topik blockchain dan kripto. Ia mengawali sepak terjang di industri kripto sebagai trader kasual sejak 2015. Kemudian, mulai berkiprah sebagai penerjemah profesional di industri sejak 2018 sembari mengenyam tahun ketiganya di program studi Sastra Inggris kala itu. Menyukai topik terkait DeFi, koin privasi, dan web3.
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori