Airdrop farmer masih bernostalgia pasca peluncuran sukses Hyperliquid, yang mengalokasikan 31% token HYPE kepada komunitas di hari pertama. Token penggeraknya, HYPE, melonjak 125% pasca debut. Kapitalisasi pasarnya tembus US$1,5 miliar dan tidak menunjukkan tanda-tanda bakal terhenti.
Dengan valuasi yang naik 514% lebih sejak peluncuran dan kapitalisasi pasar saat ini yang tembus US$4,2 miliar, Hyperliquid berhasil memicu spekulasi terkait proyek-proyek mana yang mungkin siap mengulangi kesuksesannya. Dengan menakar tokenomics serta strategi keterlibatan komunitas, berikut adalah beberapa kandidat potensial yang diprediksi siap mengikuti jejak kesuksesan Hyperliquid.
Grass
Grass mencuri perhatian dengan airdrop pertamanya di Solana, mendistribusikan 10% dari total pasokan tokennya selama fase awal. Peserta memperoleh token dengan memberikan daya komputasi dan berpartisipasi di jaringan.
Untuk fase keduanya, Grass berencana mengalokasikan 17% token kepada komunitas. Proyek ini mendorong partisipasi aktif pengguna dalam membangun peta desentralisasi internet. Dengan lebih dari 2 juta pengguna aktif di seluruh dunia, Grass terus memantapkan dirinya sebagai pemimpin di antara proyek-proyek infrastruktur terdesentralisasi.
LayerZero
LayerZero adalah protokol omnichain yang memungkinkan blockchain berkomunikasi langsung dengan pengiriman pesan ringan dan trustless. Populer di kalangan bridge blockchain yang berkinerja terbaik, alokasi awal 15% dari total pasokan token ZRO-nya ditujukan untuk kegiatan yang diberi insentif di masa depan.
Pada 19 Juli, CEO dari LayerZero Foundation Bryan Pellegrino mengungkapkan bahwa pengguna dan pengembang LayerZero akan menerima 23,8% dari total pasokan token. Menurut pengumuman resmi, token yang tidak diklaim pada 20 September telah dialokasikan kembali.
Kalangan analis merekomendasikan untuk berinteraksi secara berkala dengan layanan bridge LayerZero serta berpartisipasi dalam program peran Discord-nya, yang menyisihkan 5 juta token tambahan untuk komunitas. Peserta dapat memperbesar kelayakan mereka untuk airdrop LayerZero dengan menggunakan bridge yang didukung, DEX, dan juga lending protocol sembari tetap mengikuti update terbaru melalui media sosial protokol ini.
Wormhole
Wormhole, protokol interoperabilitas multi-chain, menawarkan strategi airdrop awal yang terbukti menguntungkan bagi pengguna aktif. Meskipun proyek ini hanya menyisihkan 6% dari total pasokan token W-nya untuk reward komunitas, fokusnya pada penghargaan untuk transaksi bernilai tinggi mencerminkan bahwa proyek ini memiliki ruang untuk tumbuh seiring dengan meningkatnya adopsi.
Menurut dokumen tokenomics Wormhole, proyek ini merilis 11% (1.100.000.000 W) pada TGE dan 6% sisanya empat bulan setelah TGE. Ini selaras dengan jadwal rilis token proyek tersebut.
Proyek ini telah membuka tambahan 6% yang disisihkan untuk komunitas dan sedang menunggu distribusi kapan saja. Mereka belum mengumumkan apa pun, namun melakukan bridging via Wormhole tetap menjadi langkah positif.
“Tidak ada pasokan token yang dialokasikan untuk Guardian yang akan dibuka pada TGE, dan W tersebut akan mengikuti Jadwal Rilis Token,” tambah Wormhole.
Gradient Network
Gradient Network dibangun di atas blockchain Solana dan mengusung misi berupa meningkatkan skalabilitas cloud computing. Untuk mewujudkannya, proyek ini memperkenalkan edge computing melalui jaringan perangkat terdesentralisasi untuk memproses data. Pengguna kini dapat mengunduh ekstensi browser Gradient dan mendulang reward cukup dengan mengatur node.
Yuan Gao, yang sebelumnya menjabat sebagai Head of Growth di Helium Foundation, berperan memimpin proyek ini. Yang tak kalah menarik, Gradient Network telah mendapat dukungan dari Multicoin Capital, Pantera Capital, dan Sequoia Capital.
Sementara saat ini masih berada di tahap awal (Season 0), Gradient Network memperkenalkan dirinya sebagai proyek yang berhubungan erat dengan Solana, menargetkan pengguna yang melewatkan Grass. Walau alokasi spesifik token belum diumumkan, aktvitas tahap awal Gradient menempatkannya sebagai peluang spekulatif bagi para peserta yang proaktif.
Arkham
Arkham baru-baru ini mengalihkan fokusnya dari layanan blockchain ke pengembangan exchange perpetual. Strategi airdrop mereka mirip dengan Hyperliquid, yakni menyuguhkan reward kepada pengguna yang aktif menjalankan trade dan merujuk peserta baru. Dengan dimulainya fase yang menjanjikan ini, fase kedua diperkirakan akan memberikan dampak yang serupa dengan distribusi awalnya, di mana hanya 7% dari total 37% yang dialokasikan untuk komunitas yang telah diberikan.
Kinto
Mengusung label sebagai “Security Layer-2” pionir, Kinto berhasil mencuri perhatian Binance Research. Peluncuran TGE (token generation event) mereka bergantung pada tercapainya total value locked (TVL) sebesar US$100 juta. Meskipun jadwalnya lebih lambat dibandingkan proyek lain, pendekatan terstruktur yang berfokus pada reward berbasis deposit menjadikannya kandidat yang layak dipertimbangkan.
Beragam strategi distribusi token dan keterlibatan komunitas menjadi pembeda di antara proyek-proyek ini. Meski begitu, upaya mereka untuk mendesentralisasi kepemilikan serta mendorong partisipasi aktif sejalan dengan model kesuksesan Hyperliquid. Bagi pengguna yang ingin memanfaatkan peluang ini, penting untuk terus memantau update, tokenomics, dan persyaratan keterlibatan dengan jeli.
Bagaimana pendapat Anda tentang 6 proyek yang gelar airdrop crypto bergaya Hyperliquid ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.