Meskipun marketplace non-fungible token (NFT) terlihat lebih sepi dibandingkan dengan masa-masa penuh kehebohan di tahun 2021 silam, sektor ini sama sekali tidak mati. Justru, para kolektor NFT telah beralih fokus ke penyimpanan aset mereka dalam jangka waktu yang lebih panjang seiring dengan berkembangnya konsep komunitas.
Sebuah laporan bulan Oktober oleh NFT18 mengungkapkan bahwa periode antara pembelian dan penjualan kembali atau resale NFT telah meningkat hampir empat kali lipat sejak tahun 2021 menjadi kurang dari 100 hari. Namun, agak kontradiktif dengan asumsi yang beredar, jumlah wallet aktif di OpenSea masih terbilang cukup sehat, dengan total 192.500 wallet.
Segmen Seni Jadi Makin Populer
Blur, sang kompetitor OpenSea, menawarkan insentif yang mungkin telah meningkatkan setengah dari volume US$213 juta mereka secara artifisial, sehingga sulit untuk mengukur aktivitas trading organik. OpenSea memiliki volume terbesar kedua, yaitu US$84,8 juta pada bulan Oktober. Jumlah proyek yang aktif (minimal satu penjualan dalam satu bulan terakhir) meningkat 4% dari bulan September menjadi 35%.
Dari segi kategori, koleksi NFT; seperti koleksi Azuki, Doodles, dan Bored Ape Yacht Club, masih mendominasi pasar dengan 45% wallet aktif. Lalu, yang mengejutkan, seni menjadi kategori dengan jumlah wallet aktif kedua terbanyak, dengan total 23.000. Sementara itu, kategori gaming, utilitas, dan dunia virtual menyusul dengan total gabungan sebanyak 122.874 alamat yang melakukan transaksi.
Sementara itu, seni yang diperdagangkan hanya berkontribusi sebanyak 7% dari total volume trading di bulan Oktober. Namun, segmen ini terus berkembang karena perusahaan, seperti 10101.art, dan lainnya mempraktikkan pemecahan seni menjadi bagian-bagian lebih kecil untuk dijadikan kepemilikan bersama. Alhasil, hal ini pun menyebabkan sebagian pemilik lebih memilih untuk tidak menjual NFT mereka, karena memiliki pola pikir sebagai kolektor daripada spekulan.
Masa Depan Marketplace NFT Terletak pada Komunitas
Dalam sebuah wawancara dengan BeInCrypto, kepala UNCUT, Carlos Diaz, mengusulkan agar marketplace NFT di masa depan perlu mempertimbangkan fitur sosial sejak awal. Mereka harus lebih berorientasi pada komunitas kolektor dan mengurangi fokus pada praktik spekulasi. Sebagai informasi, UNCUT adalah platform NFT yang berfokus pada kreator dengan interaksi sosial sebagai intinya.
“[OpenSea] menghasilkan uang, banyak sekali, tetapi tidak benar-benar fokus untuk meningkatkan pengalaman pengguna. Sekarang, semua orang kembali fokus pada hal itu. Saat ini, semua orang berbicara tentang grafik sosial, wallet sosial, marketplace sosial, karena mereka menyadari bahwa mereka tidak lagi menunggangi gelombang hype,” kata Diaz kepada BeInCrypto.
Selanjutnya, dia menambahkan bahwa NFT adalah “penanda identitas yang sangat kuat”, sekaligus mencerminkan komunitas yang ingin diikuti oleh para holder. Tak hanya itu, para kreator NFT juga dapat menikmati validasi sosial melalui kompensasi dari anggota komunitas. Alhasil, pendekatan semacam ini dapat membangun komunitas yang kokoh berdasarkan minat bersama, bukan sekadar kesempatan untuk meraup untung secara kilat.
“Jika Anda memiliki aset yang menghubungkan Anda dengan orang lain, Anda tidak ingin menjualnya, karena begitu Anda menjualnya, Anda akan kehilangan koneksi sosial ini.”
Bagaimana pendapat Anda tentang kondisi marketplace NFT di saat bear market dan potensi ke depannya? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.