Beberapa perusahaan keuangan tradisional di seluruh dunia telah bergerak untuk menguji perdagangan kripto.
Perkembangan ini mencerminkan penerimaan yang semakin meningkat terhadap aset kripto dan menandai era integrasi baru antara keuangan tradisional dan digital.
Integrasi Aset Kripto ke dalam Perdagangan Saham
Futu Securities, sebuah perusahaan sekuritas terkemuka berbasis teknologi di Hong Kong, saat ini sedang menguji fitur deposit kripto. Perusahaan yang saat ini mendukung Bitcoin (BTC), Ethereum (ETH), dan USDT, memungkinkan pengguna untuk memperdagangkan saham di pasar AS, Hong Kong, dan Jepang menggunakan USDT dan USDC.

“Dealer sekuritas internet sedang menghitung mundur untuk masuk secara besar-besaran ke dunia kripto dan akses ke stablecoin,” bagi salah pengguna X _FORAB .
Tidak mau kalah, Techcombank Securities (TCBS) juga mengambil langkah-langkah pionir untuk memasuki pasar kripto di Vietnam. TCBS telah mengintegrasikan papan harga kripto ke dalam platform sebagai bagian dari strateginya untuk mempersiapkan IPO terbesar di Vietnam pada akhir 2025.

Walaupun TCBS belum mengaktifkan perdagangan kripto di Vietnam, langkah ini telah menarik perhatian investor yang tertarik pada aset digital. Di sisi lain, aktivitas Ini juga menunjukkan kelincahan perusahaan dalam menangkap tren keuangan global.

Menurut Triple-A, Vietnam tetap menjadi salah satu negara teratas dalam adopsi kripto, dengan lebih dari 21% pengguna internet memiliki aset digital. Dengan mengintegrasikan papan harga kripto, TCBS memanfaatkan tren ini untuk meningkatkan nilai mereknya dan menarik investor menjelang IPO-nya.
Pentingnya Gelombang Uji Coba Trading Kripto
Gelombang uji coba perdagangan kripto di antara perusahaan keuangan tradisional bakal membawa implikasi signifikan bagi pasar global. Pertama, ini menandakan bahwa aset kripto semakin diakui sebagai kelas aset yang sah dalam sistem ekonomi.
Kedua, pengujian perdagangan kripto memungkinkan perusahaan keuangan untuk menarik banyak pelanggan baru, terutama generasi muda yang tertarik pada teknologi blockchain. Di Hong Kong, Futu Securities memanfaatkan peluang ini untuk memperluas pangsa pasarnya. Sementara itu, TCBS di Vietnam menggunakan papan harga kriptonya untuk meningkatkan daya tarik menjelang IPO-nya.
Ketiga, inisiatif ini mencerminkan perubahan cara pandang lembaga keuangan terhadap risiko dan potensi aset kripto. Sebelumnya, perusahaan keuangan tradisional sering kali waspada terhadap volatilitas kripto. Namun, kini mereka mengurangi risiko dengan mengintegrasikan stablecoin seperti USDT, yang kurang volatil dibandingkan BTC atau ETH.
Bukti tren ini dapat terlihat dari langkah-langkah terbaru perusahaan keuangan tradisional untuk mengadopsi stablecoin guna meningkatkan efisiensi pembayaran dan meminimalkan risiko. Misalnya, Visa telah bermitra dengan perusahaan infrastruktur stablecoin Bridge untuk menerbitkan kartu Visa yang terhubung dengan stablecoin. Demikian pula, Bank of America, Standard Chartered, PayPal, Revolut, dan Stripe memasuki pasar stablecoin untuk memanfaatkan peluang dalam pembayaran lintas batas dan memenuhi permintaan yang meningkat untuk transaksi kripto.
Bagaimana pendapat Anda tentang uji coba penggunaan aset kripto dalam perdagangan saham ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.
