Kehadiran proyek kripto yang berupaya menyediakan imbalan bagi para penggunanya kian marak. Salah satunya adalah platform move-to-earn anyar bernama Sweat Economy. Kurang dari 2 minggu setelah peluncurannya, Sweat Economy berhasil mencuri perhatian dan digadang-gadang bakal menggeser tahta STEPN yang dikenal sebagai rajanya move-to-earn.
Sweat Economy adalah sebuah platform yang lahir sebagai web2app pada tahun 2016 silam. Platform blockchain free move-to-earn ini memberikan insentif kepada setiap penggunanya berupa 1 Sweatcoin untuk setiap 1.000 langkah. Menariknya, imbalan tersebut dapat dikonversi menjadi produk digital, bahkan uang tunai.
Menurut developer proyek ini, tujuan utama mereka adalah untuk membuat dunia ini menjadi lebih sehat. Developer Sweat Economy meyakini bahwa sekarang adalah saat yang tepat untuk berpindah secara on-chain, dengan meluncur di blockchain NEAR.
Sekilas tentang Sweat Economy
SWEAT merupakan native token dari ekosistem Sweat Economy. Seperti halnya Sweatcoin, para pengguna bisa menghasilkan 1 SWEAT untuk setiap 1.000 langkah mereka. Menariknya, token ini bisa diperoleh melalui beragam aktivitas fisik. Akan tetapi, pengguna hanya bisa mendapatkan maksimal 5 SWEAT per harinya untuk aktivitas fisik lain di luar berjalan atau berlari.
Token SWEAT memiliki total pasokan sebanyak 21 miliar token yang akan vested secara penuh hingga September 2026. Sejauh ini, Sweat Economy telah membagikan 4,7 miliar SWEAT bagi 13,5 juta alamat wallet melalui airdrop. Aksi tersebut sekaligus menjadi program airdrop terbesar di dunia kripto.
Visi Besar Para Developer
Developer Sweat Economy memiliki impian yang besar terhadap proyek ini. Mereka berencana merilis NFT seperti rivalnya untuk menyediakan peluang penghasilan bagi para penggunanya.
Kemudian, developer Sweat Economy juga mengungkapkan rencananya untuk menciptakan DAO, memperkenalkan bonus referral, serta membangun crypto exchange dan marketplace NFT. Selain itu, mereka mengaku sedang mencari kemungkinan agar native token-nya bisa dipergunakan sebagai gas fee di ekosistem.
Dari sejak peluncurannya, Sweat Economy, yang tadinya bernama Sweatcoin, dan Sweat Wallet telah mendapatkan dukungan besar dari komunitasnya. Tak heran, jika akhirnya proyek ini pun menjadi salah satu aplikasi teratas dalam beberapa kategori di sejumlah negara.
Membincang performa harganya, nilai token SWEAT saat ini sudah turun dari posisi puncaknya di level US$0,091476. Akan tetapi, bila kita ukur dari sejak perilisannya, harga SWEAT rupanya sudah terapresiasi sebanyak 300%. Pada waktu penulisan, SWEAT diperdagangkan seharga US$0,03268 dan sudah naik 9,6% selama 24 jam terakhir, berdasarkan data dari CoinMarketCap.
Kompetisi Sengit dengan STEPN
Meskipun Sweat Economy terbilang masih cukup baru di sektor move-to-earn, proyek ini sudah berhasil menyejajarkan dirinya dengan rivalnya yang berbasis di Solana, yakni STEPN. Menurut informasi terkini, STEPN sudah memiliki 4 juta pengguna terdaftar yang berada di 200 negara.
Belum lama ini, STEPN merayakan hari jadinya yang pertama. Momen itu sekaligus mengukuhkan posisi STEPN dalam industri move-to-earn. Pertumbuhannya pun bisa terlihat dari aksinya yang mulai merambah ke blockchain lain, seperti Ethereum dan BNB Chain.
Kendati demikian, GMT, native token STEPN, terpantau mengalami penurunan nilai, yang akhirnya menimbulkan pertanyaan seputar tokenomics–nya. Apabila kita lihat dari rekor harga tertingginya sepanjang masa (all-time high), nilai STEPN sudah susut sebanyak 80%.
Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Sampaikan pendapat Anda kepada kami. Jangan lupa follow akun Instagram BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.