Demi mendongkrak kembali perekonomian, pemerintah Cina bakal menggenjot penggunaan mata uang yuan digital atau e-CNY menjadi lebih masif. Pemerintah akan membagikannya melalui airdrop kepada masyarakat, agar bisa merangsang konsumsi dan ekonomi semasa pandemi.
Provinsi pertama yang melakukan skema tersebut adalah Xiong’an. Provinsi tersebut membagikan “amplop merah” berupa e-CNY senilai 50 juta yuan. Langkah tersebut diikuti oleh Shenzen yang juga mendistribusikan yuan digital secara gratis senilai 30 juta yuan atau sekitar US$4,50 juta.
Airdrop dibagikan dengan cara diundi. Setiap peserta undian bisa mendapatkan 88, 100, atau 128 yuan digital. Aksi tersebut dilakukan melalui kolaborasi antara Pemerintah Kota Shenzen dengan Bank of China, Agricultural Bank of China, ICBC, China Construction Bank, Bank of Communications, Postal Savings Bank of China, China Merchants Bank, dan aplikasi jejaring sosial WeChat.
Distrik lainnya, Nansha yang berada di wilayah Guangzhou juga melakukan hal yang sama. Dengan menawarkan 10 juta yuan digital guna mendukung industri katering dan ritel.
Hingga akhir tahun lalu, Bank Sentral Cina mengungkapkan nilai transaksi menggunakan e-CNY mencapai 87,6 miliar yuan dengan 261 juta e-wallet individu.
Dipilihnya yuan digital bukanlah tanpa alasan. Pemerintah setempat menganggap bahwa e-CNY bisa meningkatkan transparansi dan juga mendukung efektivitas kebijakan pemerintah.
Ekonom Senior PwC Cina, G Bin Zhao, mengatakan program subsidi secara konvensional yang dilakukan pemerintah, memiliki kendala dalam proses pemberian uang ke penerima. Akan tetapi, dengan e-CNY, uang pengiriman uang bisa langsung sampai ke tangan penerima.
“Ke depan pemerintah bisa menggunakan e-CNY untuk pembayaran pensiun, subsidi fiskal atau bahkan untuk belanja infrastruktur,” katanya.
Yuan digital berbeda dengan aset kripto. Dengan yuan digital, setiap penerimanya bisa menggunakannya baik secara online ataupun offline untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Baik itu makanan, elektronik maupun furnitur.
Dompet Digital Cina Sudah Rilis Sejak Januari
Cina menjadi negara terdepan untuk penggunaan central bank digital currency (CBDC). Negara tersebut sudah memulai proses panjang untuk bisa mengeluarkan mata uang digitalnya sejak tahun 2014 silam.
Namun, uji cobanya baru dilakukan pada pertengahan Juli tahun lalu. Tidak tunggu lama, ketika mendapatkan respon yang baik, pemerintah setempat juga langsung merilis dompet yuan digitalnya pada Januari lalu.
Menariknya, saat proses uji coba berlangsung, transaksi yuan digital mencapai 34,5 mliliar yuan atau sekitar US$5,3 miliar. Capaian tersebut didapatkan dari 21 juta orang yang menggunakan dompet virtual yuan digital.
Pemerintah juga terus menambahkan fitur-fitur yang memudahkan masyarakat untuk bisa bertransaksi. Seperti menambahkan smart contract, lalu menghadirkan sub wallet yang mampu memfasilitasi pembayaran mata uang digital secara online ke pedagang.
Bank sentral Cina bersama dengan raksasa teknologi lainnya juga terus mengembangkan pengaplikasian yuan digital di berbagai bidang. Seperti gelang atau jam tangan yang mampu mendukung dompet yuan digital.
Langkah tersebut juga bakal diikuti oleh Amerika Serikat (AS). Menurut sebuah sumber, Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, akan segera menandatangani perintah eksekutif pada beberapa lembaga negara terkait untuk mendalami konsekuensi hukum dan ekonomi dari pembuatan dolar digital.
Perintah tersebut memiliki tenggat waktu selama 180 hari untuk bisa memberikan laporan tentang bagaimana bentuk “uang masa depan” dan juga bagaimana peran aset kripto dalam dunia yang terus berkembang.
“Kita bisa melihat perubahan dalam kebijakan 180 hari. Kemungkinan, hal tersebut merupakan salah satu langkah untuk bisa menciptakan central bank digital currency,” katanya.
Trusted
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
