Raoul Pal, CEO Real Vision dan analis keuangan ternama, telah mengubah strategi investasinya secara drastis. Sebagai pengingat, sang analis awal mulanya dikenal karena mempopulerkan istilah “Banana Zone”. Belum lama ini, Pal merombak portofolio investasinya. Ia mengalihkan investasi dari Bitcoin (BTC) dan altcoin lain, lalu mengalokasikan 90% dari total aset likuidnya ke Solana (SOL).
Langkah ini lantas mencerminkan tren yang lebih luas di mana para investor berburu aset dengan potensi pertumbuhan tinggi dan pengalaman pengguna yang memuaskan.
Raoul Pal Beber Portofolio Kripto Miliknya
Dalam video terbaru, Pal memaparkan perombakan portofolionya secara signifikan.
“90% jaringan likuid saya saat ini pada dasarnya dialokasikan ke Solana. Saya tidak punya banyak Bitcoin sekarang. Bukan berarti saya tidak suka Bitcoin, saya pikir yang lain bakal naik lebih banyak, sesimpel itu,” ujar Pal.
Kinerja pasar Solana yang mengesankan kian memperkokoh pandangan optimistis Pal. Sepanjang tahun ini, Solana telah melonjak sekitar 75%, sukses menyalip kinerja Bitcoin dan Ethereum (ETH), yang masing-masing hanya membukukan kenaikan 58% dan 42%.
Sebelumnya, Pal menarik persamaan antara lintasan Solana dan grafik historis Ethereum dari tahun 2018 silam. Ia menilai Solana berpotensi meniru pertumbuhan eksplosif Ethereum. Tepatnya, ETH telah sukses mengalami kenaikan 47 kali lipat dari level terendahnya.
Tak hanya itu, Pal juga menyoroti pengalaman pengguna Solana, yang ia bandingkan dengan ekosistem Apple. Ia merujuk pada desainnya yang ramping serta sistem tertutup yang efisien.
“Perbandingannya seperti Android versus Apple. Solana terasa seperti Apple; sistemnya tertutup, tetapi sangat apik, sangat bagus, dan akan menciptakan loyalitas yang besar. [Namun,] Ethereum jauh lebih luas, jauh lebih terbuka dalam hal-hal lain yang dapat dibangun di atasnya,” tutur Pal.
Yang menarik, manuver strategis Pal ini terjadi pada saat yang penting ketika pasar kripto bersiap untuk memasuki fase baru. Ia menyebut reli kripto parabolik ini sebagai “Banana Zone”, yang ia nilai bakal memicu euforia yang meluas.
Terlebih lagi, antusiasme seputar Solana semakin diperkuat oleh sokongan terbaru dari Franklin Templeton, raksasa manajemen aset global dengan dana kelolaan lebih dari US$1,64 triliun.
Tak dimungkiri, minat perusahaan pada Solana berhasil memantik spekulasi seputar potensi exchange-traded fund (ETF) SOL spot. Terwujudnya kemajuan semacam itu tentunya bisa berdampak ke harga Solana. Sebab, produk ETF mampu menyediakan jalur yang teregulasi bagi investor institusional untuk mendapatkan eksposur ke kripto.
Bagaimanapun juga, berbagai macam tantangan regulasi mungkin akan menjadi penghalang bagi ETF Solana ke depannya. Sebagai contoh, pasar futures CME tidak tersedia untuk Solana, yang biasanya menjadi syarat dari Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC) AS.
Bagaimana pendapat Anda tentang manuver strategis Pal dalam alihkan portofolio investasinya ke Solana (SOL)? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.