Apakah industri web3 gaming masih jauh dari target adopsi massal meskipun sudah merintis titik start dengan sangat mengesankan? Sebuah hasil survei terbaru menunjukkan adanya potensi bahwa hal itu bisa saja terjadi, terlepas dari jumlah arus dana yang masuk.
Disadari ataupun tidak, kita semua pasti pernah mengalami masa-masa ketika kita menghabiskan terlalu banyak waktu hanya untuk bermain game. Parahnya lagi, kita mungkin juga pernah secara impulsif menghabiskan banyak uang untuk membeli penawaran game terbaru.
Dalam hal ini, menurut sebuah laporan dari TheGamer, rata-rata gamer bahkan menghabiskan sekitar US$76 atau sekitar US$58.000 per bulannya hanya untuk bermain game saja sepanjang hidup mereka.
Selain itu, sebuah laporan juga menyebutkan bahwa generasi milenial menghabiskan paling banyak uang, seperti yang terlihat pada grafik di bawah ini.
Meningkatnya keterlibatan dalam game tersebut bisa dikaitkan dengan waktu luang ekstra yang sengaja pengguna dedikasikan untuk memenuhi passion digital mereka. Tidak hanya itu, maraknya kebijakan pemberlakuan lockdown disinyalir juga menjadi penyebab dari semakin lamanya durasi penggunaan game. Hal ini karena waktu luang yang mereka miliki menjadi semakin banyak.
Bahkan, dua perusahaan raksasa dunia, Microsoft dan Sony, berhasil mencatatkan beberapa angka pertumbuhan signifikan untuk aliran pendapatan game mereka tahun lalu. Menurut sebuah studi dari Streamlabs dan Stream Hatchet, Twitch mengalami peningkatan jumlah penonton year-on-year sebesar 83% ketika pandemi melanda, di mana pada kuartal kedua tahun 2020 saja, tercatat durasi lebih dari 5 miliar jam konten yang dilihat.
Jadi, apa artinya semua fenomena dan pencapaian ini bagi sektor blockchain gaming sendiri?
Versi Gaming Web3, Hiburan Murah yang Bisa Jadi Pertimbangan
Jadi, di sini sudah jelas bahwa gamer tidak segan-segan mengeluarkan uang demi membeli perangkat game. Tapi, dengan menambahkan sentuhan aspek terdesentralisasi di sini, mungkin dapat membantu mengatasi masalahnya. Generasi berikutnya dari platform game yang muncul tersebut menempatkan kontrol di tangan para pemain alih-alih membatasi mereka pada satu otoritas pusat semata.
Menurut laporan dari DappRadar, game berbasis web3 serta proyek metaverse telah sukses mengumpulkan sebanyak US$748 juta sejak tanggal 1 Agustus 2022. Jumlah ini menandai peningkatan sebanyak 135% jika kita bandingkan dengan bulan Juli. Artinya, angka ini mencerminkan meningkatnya permintaan untuk sektor khusus ini.
Dana segar juga terus mengalir masuk ke sektor ini. Benar saja, ekspektasi mengenai jumlah total dana investasi untuk industri yang tahun ini mengalami pertumbuhan pesat itu sudah melonjak 20%, menjadi US$10,2 miliar.
Tingginya investasi tersebut juga menunjukkan bahwa terlepas dari kondisi yang menantang dan ketidakpastian yang menguasai pasar aset digital, perusahaan investasi raksasa masih tetap optimis pada industri GameFi.
Platform penskalaan NFT asal Australia, Immutable, juga masih bertahan menjadi salah satu nama besar di industri ini. Perusahaan tersebut memperkenalkan/mengumpulkan sebanyak US$500 juta untuk mengembangkan ekosistemnya secara lebih lanjut. Sehubungan dengan ini, Robbie Ferguson, Co-Founder sekaligus Presiden Immutable, menegaskan bahwa tujuan utama perusahaannya adalah untuk mengintegrasikan inovasi di sektor gaming Web3.
“Kami melihat game sebagai salah satu peluang terbesar di [sektor] Web3 yang pernah ada. Total pasar potensial akan menjadi sangat besar dan jauh lebih besar daripada [industri] game saat ini – industri [yang] untuk item in-game-nya saja bernilai US$100 miliar.”
Dengan dukungan dari sejumlah veteran industri yang memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk membuat game yang mendebarkan sekaligus menyenangkan, sektor blockchain memang sangat menjanjikan.
Perjalanannya Mungkin Tidak akan Semulus Itu
Semuanya terdengar istimewa pada awalnya, sampai akhirnya euforia itu kembali meredup. Apakah game web3 ini terlalu rumit? Ataukah mungkin terlalu mahal?
Coda labs, sebuah perusahaan penyedia hiburan blockchain, menjelaskan aspek ini dalam sebuah survei. Dalam surveinya, Coda labs mengajukan pertanyaan kepada total 6.921 orang dari lima negara untuk menentukan persepsi mereka mengenai game web3.
Faktanya, suntikan dana investasi untuk game blockchain telah mencapai angka sekitar US$5 miliar pada paruh pertama tahun 2022 ini. Tapi tetap saja, industri ini kemungkinan masih jauh dari target adopsi massalnya. Pertimbangkan saja hal ini, hanya ada 12% gamer non-kripto yang telah mencoba memainkan game Web3. Kemudian pada saat yang sama, hanya ada sebanyak 15% dari mereka yang belum mencoba game ini yang tertarik untuk melakukannya lagi di masa depan.
Sebenarnya, faktor apakah yang menyebabkan terjadinya skenario suram ini? Berikut adalah tabel yang merangkum hal ini dengan sempurna:
Namun uniknya, kebanyakan para pengguna kripto non-gamer dan juga gamer kripto ternyata takut menjadi korban scam. Jadi, alasan ini tentunya bukan lagi mengejutkan, apalagi menyadari bahwa aksi peretasan akhir-akhir ini terus meningkat.
Gaming Web3 atau Gaming Web2?
Seperti yang kita tahu, pergerakan industri kripto sangatlah pesat. Saking pesatnya, bisa diibaratkan sebulan di industri kripto sama dengan satu tahun di “dunia nyata.”
Di saat minat pada industri game terus meningkat, game blockchain justru tengah berjuang untuk mendapatkan daya tarik yang memadai, terutama di antara komunitas game konvensional.
Akibatnya, semakin banyak proyek yang merasa perlu bergegas untuk memasarkan game mereka ke berbagai kalangan. Namun, ketika melakukan hal itu, mereka sering kali bertumpu roadmap yang terlewat ambisius dan terbilang mustahil bisa terealisasi bahkan ketika periode bull run. Apalagi, ketika periode bear market atau selama musim crypto winter seperti saat ini.
Selain mendapat tuntutan untuk untuk segera menawarkan produknya, studio game di sektor Web3 juga harus berhati-hati dengan harga token yang menjadi bagian vital dari proyek mereka. Jika harga token mulai anjlok tak karuan, maka investor bisa saja langsung kehilangan minat. Faktanya, cukup dengan tampilan grafik yang buruk saja sudah bisa menjadi alasan kuat yang bisa memengaruhi investor untuk berpindah ke “hal besar berikutnya”. Alhasil, game yang mereka tinggalkan kemudian runtuh seketika. Umumnya, sebagian besar game web3 telah dikembangkan menggunakan “model dua token” Axie Infinity.
Dengan mempertimbangkan dominasinya, bukanlah hal mengejutkan apabila kita nantinya menyaksikan sejumlah perusahaan game web3 kembali bertransisi menjadi perusahaan web2.
Sebenarnya, apakah usia industri game web3 masih terlalu dini untuk bisa menyaingi industri game web2 yang sudah jauh lebih mapan itu? Sepertinya memang begitu.
Bagaimana pendapat Anda tentang sektor web3 gaming ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Setiap pendapat yang terkandung di dalam situs web ini tidak bertujuan untuk menggiring segala bentuk keputusan keuangan apa pun bagi para pembaca.
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.