Lihat lebih banyak

RBI Tambahkan Fitur Baru untuk CBDC E-Rupee di Tengah Sikap Kerasnya terhadap Industri Kripto

3 mins
Diterjemahkan Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • RBI ingin meningkatkan e-rupee CBDC dengan transaksi offline dan fitur pemrograman.
  • Langkah RBI ini terjadi di saat industri kripto India sedang menunggu finalisasi anggaran negara tahun 2024, dengan harapan pajak yang lebih rendah.
  • Perusahaan kripto India mulai pindah ke negara yang lebih mendukung regulasi, seperti Uni Emirat Arab.
  • promo

Reserve Bank of India (RBI), selaku bank sentral di India, meningkatkan aksesibilitas dan kegunaan dari mata uang digital mereka. Proyek mata uang digital bank sentral alias CBDC bernama e-rupee itu akan mendapatkan serangkaian fitur baru dari RBI. Inisiatif tersebut sangat kontras dengan sikap keras India terhadap industri mata uang kripto secara luas.

Rencana RBI untuk memperkenalkan kemampuan transaksi offline dan kemampuan pemrograman pada e-rupee menjadi sebuah lompatan yang signifikan dalam perkembangan mata uang digital.

Deretan fitur baru ini ditargetkan untuk diluncurkan secara bertahap melalui program percontohan dan nampaknya siap untuk merevolusi cara pengguna ritel berinteraksi dengan e-rupee.

Fungsi pemrograman yang diusulkan, misalnya, akan memungkinkan berbagai badan pemerintah untuk memastikan pencairan tunjangan yang tepat. Selain itu, fungsi tersebut juga bisa memberdayakan perusahaan untuk merampingkan pengeluaran seperti perjalanan bisnis.

Sharat Chandra, salah satu pendiri India Blockchain Forum, mengomentari fitur-fitur yang dapat meningkatkan adopsi lebih lanjut.

“Memberikan kompensasi kepada karyawan yang menggunakan CBDC adalah langkah yang baik. Cara lain seperti pengumpulan pajak tol juga dapat dimasukkan untuk lebih mendorong adopsi.”

Sharat Chandra, co-founder India Blockchain Forum.

Masih Bersikap Keras terhadap Industri Kripto

Di sisi lain, industri kripto India bisa dibilang sedang berada di ujung tanduk. Tahun 2023 kemarin menjadi masa yang penuh tantangan bagi para investor dan pemilik crypto exchange, karena pajak yang tinggi dan ketidakpastian peraturan terkait aset kripto.

Sebagai informasi, menerapkan tarif pajak sebesar 30% untuk aset virtual. Jumlah tersebut sekaligus menjadikan India sebagai salah satu wilayah dengan pajak kripto tertinggi di dunia.

Oleh karena itu, seiring dengan semakin dekatnya anggaran negara tahun 2024, para investor dan pelaku industri kripto setempat berharap akan ada pengurangan atas besaran pungutan pajak.

Pajak kripto di India adalah salah satu yang tertinggi di dunia | Sumber: Coincub
Pajak kripto di India adalah salah satu yang tertinggi di dunia | Sumber: Coincub

Bukan hanya masalah pajak yang membuat pusing para pelaku industri. Di bulan Desember 2023 lalu, Unit Intelijen Keuangan (FIU) India mengeluarkan pemberitahuan kepada sembilan crypto exchange asing, karena tidak mematuhi Undang-Undang Anti Pencucian Uang (AML). Nama-nama besar; seperti Binance, Kraken, dan Huobi, masuk ke dalam deretan tersebut. Hal ini membuat Apple menghapus aplikasi milik para crypto exchange tersebut dari App Store di India.

Perusahaan Kripto India Ramai Hijrah ke Uni Emirat Arab

Tindakan keras ini merupakan bagian dari dorongan peraturan yang lebih luas yang mengharuskan perusahaan crypto exchange untuk mendaftar di bawah Undang-Undang Pencegahan Pencucian Uang. Undang-undang (UU) tersebut memiliki implikasi yang signifikan bagi konsumen India. Pasalnya, UU itu menyarankan mereka untuk memindahkan aset mereka ke platform India yang memenuhi syarat.

Iklim regulasi kripto yang cukup menantang akhirnya membuat sejumlah perusahaan kripto di India berpindah. Sebagian besar di antaranya melakukan relokasi ke Uni Emirat Arab (UEA). Salah satu alasan perusahaan-perusahaan tersebut memilih Uni Emirat Arab untuk menjadi rumah barunya, karena kerangka regulasi kripto yang lebih akomodatif.

Sebagai contoh, Dubai, salah satu keamiran di Uni Emirat Arab, menawarkan pajak yang rendah, pengaturan bisnis yang mudah, dan kerangka kerja regulasi khusus untuk aset digital. Maka dari itu, tidak heran jika Dubai pun dengan cepat melesat menjadi pusat bisnis kripto.

Secara keseluruhan, masa depan industri kripto di India bergantung pada kemudahan pengaturan bisnis, dan kerangka kerja regulasi khusus untuk aset digital.

Jika pemerintah setempat belum mampu memberikan kepastian untuk menumbuhkan ekosistem aset digital yang lebih dinamis, maka tidak menutup kemungkinan kita akan menyaksikan lebih banyak eksodus perusahaan India menuju yurisdiksi yang menguntungkan, seperti Dubai dan Afrika.

Bagaimana pendapat Anda tentang langkah RBI untuk menambahkan fitur baru pada e-rupee mereka? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia | April 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.

Lynn-Wang.png
Lynn Wang
Lynn Wang adalah seorang penulis, penerjemah, dan editor profesional dengan pengalaman luas selama lebih dari 8 tahun di industri pemasaran digital. Lynn juga memiliki rangkaian pengalaman bekerja bersama sejumlah perusahaan multinasional, macro & micro influencer, dan komunitas kripto lokal maupun global. Topik yang menjadi fokus utamanya adalah seputar keuangan, investasi, blockchain, cryptocurrency, NFT, dan web3.
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori