Sengketa penipuan kripto yang menimpa legenda hidup sepak bola dunia Ronaldinho Gaucho masih belum usai. Setelah mangkir menghadiri panggilan Kongres Brasil pada beberapa waktu lalu, kini pada hari Kamis (31/8), sosok yang pernah menjadi bintang Timnas Negeri Samba itu akhirnya memenuhi panggilan dan membantah keterlibatannya dalam aktivitas penipuan aset kripto.
Melansir laporan dari media lokal, pria dengan nama asli Ronaldo de Assis Moreira itu mengatakan pada parlemen bahwa dia menjadi korban dalam aktivitas tersebut. Sebab, namanya dan fotonya digunakan tanpa izin untuk menarik minat market.
“Tidak benar jika saya disebutkan sebagai pendiri dan mitra pengendali 18K Ronaldinho. Entitas itu malah tanpa izin menggunakan foto untuk memasarkan produk yang tidak saya ketahui,” tegas Ronaldinho.
Masuknya platform 18K Ronaldinho ke dalam radar pemantauan Kongres Brasil dipicu oleh aktivitas dari layanan tersebut yang memberikan janji keuntungan selangit. Layanan investasi kripto itu mengklaim mampu memberi imbal hasil hingga 2% per hari atau sekitar 60% dalam 1 bulan.
Ratusan korban juga sudah melaporkan hal tersebut pada otoritas terkait dengan total nilai kerugian ditaksir mencapai lebih dari 300 juta real atau sekitar US$61 juta.
Foto Lama Ronaldinho Dicatut
Menurut pengakuan Ronaldinho, foto yang digunakan pada media pemasaran 18K Ronaldinho adalah foto dirinya saat melakukan kerja sama dengan 18K Watches, perusahaan asal Amerika Serikat (AS). Dia terikat kontrak kerja hingga tahun 2016 kemarin, tetapi ternyata tanpa ada informasi yang jelas, 18K Ronaldinho mencatut gambarnya untuk memperkuat aktivitas marketing.
Namun, Ronaldinho mengakui bahwa pihaknya mengetahui namanya masuk dan digunakan oleh entitas tersebut, tetapi memilih untuk tidak mengambil tindakan hukum. Hal itu menjadi anomali karena sepanjang jalannya pemeriksaan, Ronaldinho juga banyak menolak menjawab pertanyaan panitia sembari meminta haknya untuk tetap diam.
Penyelidikan yang dilakukan oleh Kongres Brasil terhadap Ronaldinho merupakan bagian dari investigasi atas tindakan skema piramida yang diduga dijalankan oleh 11 perusahaan lain. Modus penipuan yang dijalankan adalah dengan menawarkan proyek mata uang digital palsu sembari memberikan iming-iming keuntungan yang fantastis.
Terkait persoalan ini, pihak Kongres Brasil sampai membentuk panitia khusus untuk menguak kondisi sebenarnya yang terjadi. Dalam rencana kerja terungkap, bahwa satuan kerja tersebut memiliki waktu selama 120 hari untuk membahas hal itu lewat berbagai cara, termasuk melakukan dengar pendapat dengan anggota masyarakat atau melakukan analisis dokumen rahasia.
Lingkaran Penipuan Kripto Incar Pesepak bola
Dalam laporan lainnya disebutkan bahwa pemain sepak bola asal Brasil lainnya, seperti Gustavo Scarpa, Mayke dan Willian Bigode, mengaku menjadi korban penipuan berbasis kripto dari entitas yang bernama Xland.
Keduanya mendapatkan janji imbal hasil hingga 5% selama 1 bulan, tetapi sampai saat ini baik keuntungan atau dana investasinya tidak kunjung datang. Menyadari adanya tindak penipuan, Gustavo Scarpa akhirnya melaporkan kejadian itu ke pihak berwajib dengan nilai kerugian mencapai 6,3 juta real atau sekitar US$1,2 juta.
Gustavo Scarpa menyebut bahwa keikutsertaannya dalam Xland merupakan hasil dari bujuk rayu Willian Bigode yang belakangan juga mengaku sebagai korban. Pihak Xland sendiri membantah bahwa platform mereka menjalankan skema piramida untuk mencuri uang pelanggan.
Justru, Xland menyalahkan keruntuhan FTX Group pada November 2022 sebagai biang keladi seretnya likuiditas mereka dan menyebut akan melakukan pembayaran kembali dana pelanggannya.
Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.