Trusted

Sambut Kripto, Zambia Pacu Uji Coba Teknologi untuk Atur Aset Digital

3 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Zambia, salah satu negara di benua Afrika, mengaku tengah melakukan uji coba teknologi infrastruktur digital untuk menghidupkan regulasi aset kripto.
  • Meskipun tidak dijelaskan secara detail teknologi yang dimaksud, kuat dugaan hal tersebut merujuk pada pemanfaatan blockchain.
  • Langkah ini sejalan dengan ambisi Zambia yang ingin mencapai inklusi perekonomian digital.
  • promo

Wilayah Afrika sepertinya memiliki rencana tersendiri dalam pemanfaatan aset kripto. Di saat banyak negara masih menimbang dan melakukan riset mendalam terkait kehadiran aset digital, beberapa negara di Afrika justru melangkah lebih jauh untuk meregulasi aset baru tersebut. Seperti Zambia, misalnya. Negara yang beribu kota di Lusaka itu tengah melakukan uji coba teknologi infrastruktur digital untuk menghidupkan regulasi aset kripto.

Meskipun tidak dijelaskan secara detail teknologi yang dimaksud, kuat dugaan hal tersebut merujuk pada pemanfaatan blockchain. Menteri Teknologi dan Sains Zambia, Felix Mutati, mengungkapkan Zambia, melalui Komisi Pertukaran Keamanan dan Bank Zambia, sedang melakukan uji coba teknologi untuk membuat regulasi kripto. Hal itu sejalan dengan ambisi Zambia yang berniat mencapai inklusi ekonomi digital.

Di samping itu, lewat adanya regulasi yang komprehensif dalam industri aset digital diharapkan juga bisa menarik investasi dari luar untuk mendorong akses dan teknologi di wilayah yurisdiksinya.

“Pemerintah Zambia sendiri menargetkan dapat mencapai angka pembayaran digital sebesar US$4,7 miliar. Salah satu strategi yang akan dilaksanakan adalah dengan membangun infrastruktur digital yang dimana hasilnya bakal sangat berpengaruh bagi perekonomian negara,“ jelas Mutati.

Lebih lanjut, dirinya mengatakan melalui platform pembayaran digital, masyarakat akan terlibat lebih dalam dan aset kripto akan menjadi mesin pendorong inklusi keuangan dan game changer dalam ekonomi Zambia.

Bos Ethereum Berkunjung ke Zambia

Satu minggu sebelumnya, pada pertengahan Februari kemarin, co-founder Ethereum, Vitalik Buterin, melakukan kunjungan ke Zambia. Menteri Keuangan dan Perencanaan Nasional Zambia, Situmbeko Musokotwane, dalam utas Twitter, mengungkapkan bahwa dirinya menerima kunjungan dari Vitalik Buterin dan melakukan diskusi terkait blockchain Ethereum dan potensi pemanfaatannya.

Dirangkulnya Buterin merupakan salah satu cara Zambia untuk menjadikan wilayahnya sebagai pusat teknologi di Afrika. Jika semuanya berjalan lancar, wajah Zambia yang selama ini dikenal dengan predikat negara dengan pengekspor tembaga terbesar di dunia bakal berubah. Sumber pendapatan negara yang semula berasal dari sumber daya alam (SDA) juga bisa terdiversifikasi ke arah digital.

Niatan Zambia tersebut selaras dengan arahan Dana Moneter Internasional (IMF) yang selama ini menyerukan agar negara di Afrika yang sudah mendapatkan eksposur kripto membuat regulasi kripto yang lebih baik. Meskipun kecil dalam hal kontribusi, namun Afrika adalah pasar kripto dengan pertumbuhan tercepat di dunia. Beberapa negara dengan jumlah kepemilikan kripto tertinggi di Afrika adalah Kenya, Nigeria, dan Afrika Selatan.

Para pemangku kebijakan khawatir bahwa kehadiran aset kripto justru digunakan untuk media pengiriman dana ilegal.

“Risikonya akan menjadi jauh lebih besar lagi ketika kripto diadopsi sebagai selat pembayaran yang sah, seperti yang dilakukan oleh Republik Afrika Tengah. Karena jika aset kripto dipegang atau diterima oleh pemerintah sebagai alat pembayaran dapat membahayakan keuangan publik,” jelas IMF.

Gali Potensi CBDC

Pemanfaatan teknologi digital dalam sistem keuangan sebenarnya sudah dilakukan oleh Zambia sejak tahun lalu. Lewat Bank Sentral Zambia, wilayah tersebut sudah memperkenalkan mata uang digital alias central bank digital currency (CBDC).

Direktur Perbankan dan Mata Uang Bank of Zambia, Lazarus Kamanga, mengungkapkan saat ini, penelitian terkait mata uang digital di berbagai negara sudah berjalan kencang dan Zambia tidak ingin tertinggal.

“Kami masih melakukan penelitian, apakah Zambia akan memiliki mata uang digital untuk segmen grosir atau eceran untuk retail,” tutur Kamanga.

Menariknya, mata uang digital besutan Zambia akan menjadi mata uang besutan bank sentral yang dipatok pada mata uang fiat negara. Konsep tersebut sekilas mirip dengan stablecoin yang juga dipatok pada mata uang fiat untuk menjaga nilainya tetap stabil.

Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia | November 2024
Platform kripto terbaik di Indonesia | November 2024
Platform kripto terbaik di Indonesia | November 2024

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.

BIC_userpic_sb-49-profil.jpg
Adalah seorang penulis dan editor yang pernah berkiprah di banyak media ekonomi dan bisnis. Memiliki pengalaman 7 tahun di bidang konten keuangan, bursa dan startup. Percaya bahwa blockchain dan Web3 akan menjadi peta jalan baru bagi semua sektor kehidupan
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori