Lihat lebih banyak

SBF Digugat oleh Tim yang Awasi Kebangkrutan FTX

3 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Tim yang mengawasi kebangkrutan FTX Group menggugat mantan eksekutif di perusahaan itu, termasuk Sam Bankman-Fried (SBF).
  • Gugatan itu terkait akuisisi platform kliring saham bernama Embed Financial Technologies, Inc. senilai US$248 juta.
  • SBF dan eksekutif lainnya dituduh secara sadar menggunakan dana yang diambil dari pelanggan FTX untuk melakukan akuisisi itu lewat Alameda Research.
  • promo

Tim yang mengawasi kebangkrutan FTX Group, termasuk Alameda Research, pada hari Rabu (17/5) menggugat mantan eksekutif di perusahaan itu, termasuk Sam Bankman-Fried (SBF).

Rincian para pihak yang digugat adalah SBF (co-founder dan mantan CEO FTX), Nishad Singh (mantan co-lead engineer FTX), dan Gary Wang (mantan Chief Technology Officer [CTO] FTX).

Gugatan itu terkait akuisisi platform kliring saham bernama Embed Financial Technologies, Inc. senilai US$248 juta. SBF dan eksekutif lainnya dituduh secara sadar menggunakan dana yang diambil dari pelanggan FTX untuk melakukan akuisisi itu lewat Alameda.

Hal ini dinilai bisa jadi yang pertama dari banyak gugatan berikutnya terkait dengan akuisisi dan investasi yang dilakukan oleh SBF dan kawan-kawannya saat menjabat sebagai eksekutif FTX Group.

Seret Mantan CEO Embed

Sebuah gugatan terpisah juga berusaha untuk mendapatkan kembali dana terkait kesepakatan akuisisi itu dari pendiri dan mantan CEO Embed, Michael Giles; serta investor awal yang menjual saham mereka ke pihak FTX Group.

Tidak seperti SBF dan eksekutif FTX lainnya, pemegang saham Embed yang disebutkan dalam gugatan terpisah tidak dituduh melakukan pelanggaran pidana.

Pengacara yang mewakili FTX Group yang telah bangkrut pada November 2022 ingin mendapatkan kembali uang atas transaksi akuisisi itu dengan alasan bahwa Alameda sudah bangkrut ketika menyelesaikan kesepakatan tersebut pada akhir September 2022. Selain itu, harga pembelian Embed diperkirakan juga dinaikkan.

Tuntutan ini merupakan bagian dari upaya untuk memaksimalkan pembayaran kembali kepada kreditur FTX Group dalam proses kebangkrutan yang masih berlangsung hingga saat ini.

SBF Buat Kesepakatan Akuisisi yang Buruk

Selain tuduhan penipuan dan kesepakatan transaksi di atas menggunakan dana sabah, pengurus kebangkrutan FTX turut menuduh SBF membuat kesepakatan akuisisi yang buruk saat memimpin FTX.

Pada 27 Juni 2022, setelah akuisisi itu disetujui tetapi belum diselesaikan, 2 karyawan senior FTX mencatat dalam pesan internal mengenai, “Ketidakmampuan platform Embed untuk menangani sekitar 600 akun pengguna baru sebagai bagian dari rilis bertahap platform investasi saham FTX Stocks.” Padahal, menurut rencana perilisan, Embed diharapkan dapat menangani 10.000 akun baru.

Adapun Embed tercatat memiliki aset sekitar US$37 juta dan menghasilkan laba US$25.000 per 31 Maret 2022.

Selain itu, FTX di bawah kendali SBF memberi CEO Embed bonus retensi US$55 juta. Bonus itu akan dibayarkan dalam 5 kali cicilan mulai 30 September 2022. Dalam kesepakatan tersebut, sang CEO Embed tidak diharuskan untuk tetap bersama FTX Group setelah penutupan kesepakatan itu.

SBF, dkk. Tidak Lakukan Due Diligence

Meskipun proses akuisisi Embed oleh FTX Group berlangsung sekitar 6 bulan, dari April hingga September 2022, sebagian besar waktu dinilai dihabiskan untuk mendapat persetujuan regulator atas akuisisi tersebut. Sementara persyaratan penting dari transaksi itu dinegosiasikan dan disepakati hanya dalam waktu 2 minggu.

Terkait hal ini, pengacara yang menangani proses kebangkrutan FTX mengatakan, “Mereka [mantan eksekutif FTX] hampir tidak melakukan due diligence (uji tuntas) pada Embed dan menerima persyaratan penting yang diajukan oleh CEO dan perwakilan tunggal Embed selama negosiasi, yang secara pribadi menerima sekitar US$157 juta sehubungan dengan akuisisi tersebut.”

Akibatnya, FTX Group membayar jauh lebih dari nilai wajar atau setara secara wajar untuk perusahaan Embed, dan menghadiahkan CEO Embed bonus retensi yang berlebihan dan tidak beralasan sebagai insentif untuk menyelesaikan akuisisi itu dengan cepat.

Perwakilan kebangkrutan FTX berpendapat bonus retensi adalah detail yang tidak biasa karena hanya mengikat CEO Embed ke Embed melalui penutupan kesepakatan, daripada mempertahankannya tetap sebagai manajemen di perusahaan setelah akuisisi selesai. Sang CEO Embed disebut juga menerima lebih dari US$100 juta atas posisinya sebagai pemegang saham terbesar di Embed.

Dalam komunikasi antara karyawan Embed, dua dari mereka mencatat kecepatan Alameda untuk menutup kesepakatan itu. Karyawan Embed juga membahas tentang apakah mereka perlu mempersiapkan segala jenis due diligence seputar akuisisi ini.

Terkait hal itu, seorang karyawan Embed mengatakan, “Saya merasa mereka adalah [emoticon bergambar koboi] di sana.”

Embed Sekarang Hampir Tidak Berharga

Pengacara yang mewakili FTX dalam proses kebangkrutan mengatakan Embed sekarang hampir tidak berharga.

Pihak yang sekarang menangani kebangkrutan FTX mengatakan setelah mencoba menjual perusahaan itu hanya beberapa bulan setelah akuisisi Embed, tidak ada yang mau membelinya dengan harga mendekati apa yang sebelumnya dibayar oleh SBF dan koleganya.

Mantan CEO Embed sendiri bahkan mengajukan tawaran final untuk membeli kembali Embed hanya sebesar US$1 juta dan berpotensi mengalami pengurangan nilai lagi pada saat penutupan.

Tawaran yang rendah itu bahkan diperkirakan hanya sekitar 0,45% dari harga yang dikeluarkan FTX di bawah manajemen SBF ketika membeli Embed.

Bagaimana pendapat Anda tentang kabar SBF yang digugat oleh tim pengawas kebangkrutan FTX? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia | Maret 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.

userpic_14-1.jpg
Ahmad Rifai
Ahmad Rifai adalah seorang jurnalis yang meliput sektor startup, khususnya di Asia Tenggara, dan penggila open source intelligence (OSINT). Dia bersemangat mengikuti berbagai cerita tentang perang, tetapi percaya bahwa medan pertempuran saat ini adalah di dunia kripto.
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori