Lihat lebih banyak

SBF Dituduh Lakukan ‘Praktik ala Pablo Escobar’ di Bahama

3 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • SBF dituduh melakukan playbook atau praktik ala Pablo Escobar untuk memenangkan hati penduduk Bahama, yang merupakan markas utama FTX.
  • NYTimes melaporkan bahwa penduduk Bahama memiliki pandangan yang baik terhadap SBF, meski ia telah dituduh menyalahgunakan dana pelanggan miliaran USD.
  • Laporan dari NYTimes ini menuai kritik tajam dari para anggota komunitas kripto di Twitter.
  • promo

Sam Bankman-Fried (SBF), terdakwa penipuan kripto kelas berat, dituduh melakukan playbook atau praktik ala gembong narkoba Pablo Escobar untuk memenangkan hati para penduduk negara Bahama yang merupakan markas utama crypto exchange FTX.

Akun Twitter CR1337 (@cryptonator1337) yang memiliki 36,8 ribu followers di Twitter pada hari Selasa (27/12) menulis, “SBF melakukannya seperti Pablo Escobar. Menyumbang jutaan dolar Amerika Serikat (AS) untuk badan amal, gereja, dan entitas pemerintah Bahama, termasuk kepolisian setempat. Menurut laporan The New York Times (NYTimes), hal itu berhasil.”

Sebagai informasi, Pablo Escobar, yang tinggal di Kolombia, dilaporkan menghabiskan jutaan dolar AS untuk mengembangkan beberapa lingkungan termiskin di Medellín. Dia membantu membangun jalan, saluran listrik, hingga lapangan sepak bola. Tidak hanya itu, dia pun membangun kompleks perumahan untuk para tunawisma.

SBF Ibarat Pablo Escobar di Mata Penduduk Setempat

Dalam terbitan pada hari Senin (26/12), NYTimes melaporkan bahwa penduduk Bahama memiliki pandangan yang baik terhadap SBF, meski telah dituduh menyalahgunakan dana pelanggan sebanyak miliaran dolar AS (USD).

Shemeca Moss, seorang administrator sekolah di Nassau, mendeskripsikan SBF sebagai seseorang yang memiliki hati yang baik. “Dia orang Bahama,” imbuhnya, sebagai bagian dari penjelasan simpatinya.

Perempuan itu sedang berbelanja pada suatu sore baru-baru ini di sebuah toko perlengkapan kecantikan yang terletak beberapa blok dari penjara Fox Hill, tempat SBF ditahan selama seminggu sebelum akhirnya diekstradisi ke AS untuk menghadapi tuduhan penipuan besar-besaran.

SBF tinggal selama setahun terakhir di komunitas berpagar mewah di pantai barat New Providence Island, dekat ibu kota Nassau, Bahama. Hubungan antara Bahama dan SBF, yang menghabiskan sebagian besar hidupnya di California, AS, mencerminkan keadaan yang rumit. Sama seperti yang dia lakukan di AS, SBF menyumbang jutaan dolar AS bagi sejumlah pihak di Bahama.

Pada Maret lalu, FTX menanggung biaya ballroom di sebuah resort mewah yang digunakan untuk resepsi kenegaraan dalam rangka menyambut Pangeran William dan Kate Middleton yang merupakan pasangan suami istri dari keluarga Kerajaan Inggris.

NYTimes melaporkan bahwa penduduk Bahama hampir secara universal mengatakan bahwa praktik kejahatan kerah putih SBF hampir tidak sebanding dengan kekerasan geng yang menyebar di sana.

SBF Ikut Bantu Perekonomian Bahama

Warga Bahama mungkin merasa lebih mudah untuk bersimpati dengan SBF karena tidak mungkin para korban FTX, yang menurut jaksa kehilangan sekitar US$8 miliar dalam praktik penipuan tersebut, termasuk banyak penduduk Bahama.

Pasalnya, penduduk Bahama harus mengajukan izin khusus dari bank sentral untuk berinvestasi dalam kripto dan pemerintah memungut biaya persentase atas hak istimewa itu.

Susul FTX, Crypto Exchange OKX Mendirikan Markas di Bahama

Saat mengadakan konferensi kripto, SBF juga membantu perekonomian Bahama karena mendatangkan ratusan pengunjung kaya. Di Albany, kompleks tepi pantai tempat SBF dan rekan-rekannya tinggal, terkenal sebagai majikan yang murah hati. Seorang pengemudi pengantar paket mengatakan bahwa dia menerima tips lebih dari US$100 (Rp1,5 juta) untuk mengambil pesanan Burger King sederhana kepada investor kripto di sana.

Dalam beberapa kasus, sikap warga Bahama mencerminkan empati sederhana. “Saya merasa kasihan kepadanya [SBF],” kata Philip Butler, anggota pengurus gereja Christian Life Church di Nassau.

Hanya ada satu orang yang diwawancarai NYTimes tampaknya memberikan komentar negatif tentang dugaan praktik penipuan yang dilakukan pendiri FTX.

“Saya sekarang memiliki pandangan negatif tentang kripto. Saya keluar,” kata pihak terakhir yang diwawancarai oleh NYTimes.

Perlu diketahui, CEO FTX yang baru, John J. Ray III, dalam sebuah kesaksian sempat menuduh bahwa otoritas Bahama secara ilegal menarik sekitar US$100 juta dari FTX beberapa jam sebelum runtuh. Namun, regulator Bahama lantas membantah tuduhan tersebut.

Mendapat Hujatan

Terkai hal ini, sejumlah pihak dalam komunitas kripto mengutuk laporan tersebut. Ada yang bertanya mengapa NYTimes menerbitkan hal ini dan ada yang menilai ini memalukan. Kemudian, ada yang secara satir mengatakan bahwa NYTimes harus dihormati karena kembali membuat laporan yang ganjil mengenai SBF.

Bagian yang mendapat kritikan tajam adalah mengenai kutipan bahwa ‘praktik kejahatan kerah putih SBF hampir tidak sebanding dengan kekerasan geng yang menyebar’ di Bahama.

Terkait hal ini, akun Twitter Olayemi Olurin, yang memiliki 98 ribu followers Twitter, mengatakan, “NYTimes ingin menopang dan merehabilitasi penjahat kerah putih ini dan mereka segera mulai mencoba untuk mengkriminalisasi negara kulit hitam [dengan kekerasan antar geng]. Bahama bukanlah negara yang dilanda kekerasan antar geng. Tinggalkan Bahama dari propaganda Anda atau setidaknya perbaiki nama negara ini jika Anda bersikeras berbicara tentang kami. Orang Bahama tidak peduli dengan pria itu [SBF].”

Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia | Maret 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.

userpic_14-1.jpg
Ahmad Rifai
Ahmad Rifai adalah seorang jurnalis yang meliput sektor startup, khususnya di Asia Tenggara, dan penggila open source intelligence (OSINT). Dia bersemangat mengikuti berbagai cerita tentang perang, tetapi percaya bahwa medan pertempuran saat ini adalah di dunia kripto.
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori