FTX, crypto exchange yang dipimpin Sam Bankman-Fried (SBF), dikabarkan sedang menjajaki peluang apakah mungkin mereka dapat mengakuisisi Robinhood. Namun, SBF memberikan respon bahwa tidak ada pembicaraan aktif untuk melakukan akuisisi.
Menurut orang-orang yang mengetahui hal ini, FTX sedang mempertimbangkan secara internal bagaimana cara membeli platform investasi saham dan kripto yang telah go public itu. Berkat berita ini, harga saham Robinhood melonjak 14% dalam sehari.
Kabar ini pertama kali dilaporkan oleh Bloomberg pada hari Senin (27/6). Robinhood dijelaskan belum menerima pendekatan terkait akuisisi secara resmi dari FTX. Selain itu, belum ada keputusan akhir yang dibuat dan FTX dapat memilih untuk tidak mengejar kesepakatan tersebut.
Berita ini mencuat di tengah diskusi hangat tentang SBF yang memberikan bailout atau pemberian bantuan keuangan ke sejumlah perusahaan kripto yang tengah mengalami masalah baru-baru ini. Melalui FTX dan Alameda Research, SBF benar-benar ‘menolong’ BlockFi dan Voyager.
Bahkan, founder SkyBridge Capital, Anthony Scaramucci sempat mengatakan bahwa SBF adalah the new John Pierpont Morgan.
“Dia menyelamatkan market kripto seperti yang dilakukan J.P. Morgan asli setelah krisis pada tahun 1907,” jelasnya, mengacu pada kepanikan perbankan pada tahun itu yang menyebabkan terciptanya Federal Reserve System atau bank sentral AS.
SBF: Tidak Ada Pembicaraan Aktif untuk Akuisisi Robinhood
“Kami sangat senang dengan prospek bisnis Robinhood dan cara-cara potensial yang dapat kami lakukan untuk bermitra dengan mereka, dan saya selalu terkesan dengan bisnis yang dibangun oleh Vlad [CEO Robinhood] dan timnya. Dengan demikian, tidak ada percakapan merger & akuisisi (M&A) aktif dengan Robinhood,” jelas SBF, founder & CEO FTX.
Informasi ini datang di tengah FTX yang mencoba melakukan ekspansi ke bisnis perdagangan saham. Pada Mei 2022, FTX mengumumkan mulai meluncurkan platform perdagangan saham Amerika Serikat (AS). Tidak hanya itu, mereka diketahui telah mengakuisisi Embed Financial Technologies pada 21 Juni 2022 yang memberikan FTX pijakan dalam perdagangan dan kliring saham AS.
Dalam sebuah komentar kepada TechCrunch, juru bicara Robinhood memberikan referensi pada aturan pemegang saham kelas ganda (dual-class), yang memungkinkan para pendiri perusahaan mengendalikan lebih dari setengah voting power yang ada. Dengan demikian, tidak ada kesepakatan yang dapat dicapai untuk membeli Robinhood tanpa persetujuan eksplisit dari mereka.
Sebagai informasi, co-founder Robinhood, Vlad Tenev selaku Chief Executive Officer (CEO) dan Baiju Bhatt selaku Chief Creative Officer (CCO), mengendalikan lebih dari 50% voting power di perusahaan itu. Pada Mei 2022, SBF mengungkapkan bahwa perusahaan yang dia kendalikan yaitu Emergent Fidelity Technologies membeli 7,6% saham Robinhood.
- Baca Juga: Tantang MetaMask & Coinbase Wallet, Robinhood Perkenalkan Web3 Crypto Wallet Non-Custodial
Kinerja Robinhood Melemah pada Q1/2022
Total pendapatan bersih (total net revenues) Robinhood pada kuartal I/2022 turun 43% menjadi US$299 juta (Rp4,3 triliun), dibandingkan dengan US$522 juta (Rp7,5 triliun) pada kuartal I/2021. Kemudian, rugi bersih (net loss) Robinhood menyusut menjadi US$392 juta (Rp5,6 triliun) pada kuartal I/2022 bila dibandingkan dengan net loss US$1,44 miliar (Rp20,3 triliun) pada kuartal I/2021.
Transaction-based revenues menyumbang 72,91% bagi total pendapatan bersih Robinhood pada kuartal pertama tahun 2022, sementara net interest revenues berkontribusi 18,39% dan other revenues 8,7%. Bila dibedah lebih dalam, kinerja transaction-based revenues pada kuartal I/2022 turun 48% menjadi US$218 juta dibandingkan dengan US$420 juta pada kuartal I/2021.
Pendapatan berbasis transaksi Robinhood yang berasal dari options turun 36% menjadi US$127 juta. Sedangkan, yang berasal dari cryptocurrencies turun 39% menjadi US$54 juta dan equities turun 73% menjadi US$36 juta. Menariknya, kontribusi sektor cryptocurrencies melampaui sumbangan sektor equities pada kuartal I/2022.
Sayangnya, pengguna Robinhood turun 10% menjadi 15,9 juta monthly active users (MAU) pada akhir Maret 2022, dibandingkan dengan 17,7 juta MAU pada Maret 2021.
Selanjutnya, Assets Under Custody (AUC) atau aset keuangan yang dikelola kustodian atas nama klien di Robinhood meningkat 15% menjadi US$93,1 miliar per akhir Maret 2022, dibandingkan dengan US$80,9 miliar pada Maret 2021. Namun, posisi AUC Robinhood sebenarnya turun 5% bila dibandingkan dengan US$98 miliar pada akhir Desember 2021.
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.