Pemerintah Ukraina menggunakan Dogecoin untuk menerima donasi dari masyarakat dunia. Konflik yang terjadi antara Rusia dan Ukraina terus berlanjut dan membuat Ukraina semakin kesulitan. Hal ini memaksa mereka untuk meminta donasi kepada masyarakat dunia. Namun, kesulitan tidak hanya diderita Ukraina. Rusia juga mengalami kesulitan setelah Amerika dan juga Uni Eropa memberikan sanksi ekonomi kepada Rusia. Mata uang Rubel terus mengalami penurunan, bahkan saat ini nilai tukar Rubel lebih rendah dari Dogecoin. Saat artikel ini ditulis, nilai 1 DOGE berada di kisaran 13,69 Rubel. Hal ini membuat masyarakat Rusia mengalami kesulitan untuk melakukan transaksi antar negara.
Hingga saat ini, pemerintah Ukraina masih terus membuka donasi untuk negaranya. Kali ini mereka meminta donasi dalam bentuk Dogecoin. Setelah beberapa hari sebelumnya mereka membuka donasi dalam bentuk BTC, ETH, USDT, dan juga DOT.
Meminta Elon Musk untuk Ikut Sumbang DOGE
Dalam cuitan Twitter-nya, Mykhailo Fedorov yang menjabat sebagai Menteri Transformasi Digital Ukraina, meminta pendiri Dogecoin yaitu Billy Markus untuk berdonasi. Ia juga mengajak CEO Tesla, Elon Musk, untuk ikut memberikan sumbangan bagi negaranya. Seperti yang kita ketahui, Elon Musk memang terkenal sebagai salah satu penggemar berat Dogecoin. Bahkan, ia mampu menggerakkan harga Dogecoin hanya dengan cuitannya di Twitter.
Meskipun banyak orang beranggapan mayoritas para penggemar DOGE bukanlah berasal dari kalangan ekonomi atas, namun Billy Markus mengungkapkan bahwa masih banyak dari mereka yang peduli dan menyumbangkan koin DOGE mereka untuk Ukraina. Jika dilacak pada block explorer, alamat crypto wallet Dogecoin yang tercantum dalam cuitan Mykhailo Fedorov sudah menerima lebih dari 950 kiriman koin DOGE pada saat artikel ini ditulis. Total dana yang masuk berjumlah 511.386 DOGE. Nominal tersebut kurang lebih setara dengan 971 juta rupiah dengan perhitungan 1 DOGE = Rp1.899,-.
Pemerintah Ukraina Mengadakan Airdrop
Akun Twitter resmi pemerintah Ukraina menginformasikan bahwa mereka akan mengadakan airdrop hari ini. Meskipun belum jelas apa maksudnya, namun cuitan pemerintah Ukraina mengenai airdrop ini mengisyaratkan pemberian ‘hadiah’ berupa uang crypto. Sepertinya pemerintah Ukraina ingin melakukan airdrop khusus untuk para donatur yang telah menyumbang dalam bentuk uang crypto selama beberapa hari terakhir.
Selain pemerintah Ukraina, ada beberapa organisasi non-pemerintah lainnya yang juga ikut serta membuka donasi untuk Ukraina. Seperti Come Back Alive, UkraineDAO dibawah pimpinan Nadia Tolokonnikova yang merupakan anggota group music Rusia Pussy Riot, dan juga Unchain Fund.
Sejak 24 Februari 2022 lalu, pemerintah Ukraina sudah menerima banyak sekali sumbangan dalam bentuk mata uang crypto. Berdasarkan informasi dari block explorer, jumlah dana yang sudah berhasil terkumpul dari donasi tersebut cukup besar. Totalnya mencapai US$79,5 juta jika dikonversi ke mata uang fiat.
Peristiwa ini membuktikan bahwa mata uang crypto sangat berguna di berbagai kondisi, terutama kondisi krisis seperti yang Ukraina alami. Pemanfaatan uang crypto juga dipergunakan oleh Rusia, terutama setelah keluarnya Sberbank dari Eropa. Sampai sekarang, berbagai negara masih aktif menyerukan boikot terhadap lembaga perbankan Rusia. Menteri Luar Negeri Inggris, Liz Truss, bahkan mengeluarkan pernyataan untuk membekukan aset di bank Rusia, maupun aset pihak-pihak yang memberikan pinjaman kepada Rusia. Ia juga memerintahkan penguncian sistem kliring sterling pada Sberbank milik Rusia.
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.