Trusted

Selain Harga Kripto yang Anjlok, Penambang Kripto Juga Tengah Dihantui Isu Lingkungan

3 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Parlemen AS, melalui Komisi Energi dan Perdagangan AS, sudah mengirimkan surat kepada beberapa penambang kripto untuk melihat sejauh mana emisi yang mereka hasilkan dan bagaimana dampaknya terhadap lingkungan.
  • Parlemen mengungkapkan bahwa konsumsi energi yang dilakukan oleh penambang kripto dalam beberapa kasus menghasilkan eksternalitas parah berbentuk emisi berbahaya dan kelebihan sampah elektronik.
  • Selain itu, komisi tersebut menggali seberapa banyak penggunaan energi terbarukan dalam operasional perusahaan penambang kripto.
  • promo

Parlemen Amerika Serikat (AS) tengah menggali informasi terkait dampak yang muncul dari aktivitas penambangan kripto. Oleh karena itu, Komisi Energi dan Perdagangan AS sudah mengirimkan surat kepada beberapa penambang kripto, seperti Riot Blockchain, Marathon Digital Holdings, Stronghold Digital Mining dan Core Scientific, untuk melihat sejauh mana emisi yang mereka hasilkan dan bagaimana dampaknya terhadap lingkungan.

Komisi tersebut menyoroti buasnya konsumsi energi penambangan yang masih menggunakan konsensus proof of work (PoW) untuk memvalidasi transaksi dan menambang kripto. Dalam surat yang mereka kirim kepada Stronghold Digital Mining, parlemen mengungkapkan bahwa konsumsi energi yang dilakukan oleh penambang kripto dalam beberapa kasus menghasilkan eksternalitas parah berbentuk emisi berbahaya dan kelebihan sampah elektronik.

“Kami ingin mempelajari lebih lanjut tentang dampak lingkungan dan energi dari operasi penambangan perusahaan,” jelasnya dalam surat tersebut.

Lebih lanjut dijelaskan, Amerika Serikat (AS) berniat untuk menghasilkan nol persen gas rumah kaca pada tahun 2050 mendatang. Munculnya pertambangan kripto dikhawatirkan akan memperlambat rencana pemerintah untuk memberikan kontribusi yang lebih baik kepada lingkungan.

Parlemen menilai bahwa teknologi blockchain muncul di saat banyak negara sudah menabuh genderang perang terhadap perubahan iklim. Pasalnya, dengan pembakaran lebih banyak batu bara untuk menghidupkan areal penambangan kriptonya, akan menghasilkan gas buang dalam jumlah banyak.

Komposisi Sumber Energi Terbarukan dalam Penambangan Kripto

Selain itu, komisi tersebut menggali seberapa banyak penggunaan energi terbarukan dalam operasional perusahaan penambang kripto. Penambangan kripto di Amerika Serikat sendiri memang mengundang kontradiksi.

Di tengah rencana pemerintah untuk memanfaatkan teknologi blockchain guna penerbitan central bank digital currency (CBDC) dalam bentuk dolar digital, efek lain dari masifnya pemanfaatan teknologi tersebut adalah konsumsi energi yang dikhawatirkan akan berdampak buruk terhadap lingkungan dalam jangka panjang.

Sebenarnya, khusus untuk Stronghold, perusahaan pada tahun ini sepertinya bakal lebih sedikit untuk menghasilkan emisi dari penambangan. Pasalnya, perusahaan sudah menyatakan akan memutar haluan bisnisnya dari penambang Bitcoin menjadi penjual listrik. Langkah Stronghold ini bertujuan untuk mengompensasi penurunan harga Bitcoin (BTC) dan diversifikasi sumber pendapatan.

Hal yang sama juga dilakukan oleh penambang kripto lainnya, yakni Riot Blockchain. Demi mengatasi penurunan harga Bitcoin yang sudah mencapai kisaran 50%, perusahaan mencoba mencari sumber pendapatan lain dengan cara menjual daya listrik ke ERCOT yang ada di Texas.

Saat Texas menghadapi gelombang panas, konsumsi listrik di salah satu negara bagian AS itu melonjak signifikan. Banyak orang yang akhirnya menghidupkan mesin pendingin dalam jangka waktu lama.

Meski demikian, di sisi lain, Texas sudah menjadi destinasi baru aktivitas penambangan kripto.

Kombinasi hal tersebut membuat jaringan listrik Texas tertekan cukup dalam. Alhasil, dengan strategi yang mereka jalankan, Riot Blockchain mengaku dapat menghasilkan 50 kali lipat dari harga terendah yang diperlukan untuk menambang 1 BTC.

Mengganti Konsensus PoW dengan Mekanisme Lain Bisa Menjadi Opsi

International Monetary Fund (IMF) juga menyoroti hal yang sama. Menurut mereka, dengan beralih ke konsensus yang lebih ramah, penambangan kripto bisa menjadi lebih hijau. Pasalnya dengan PoW, konsumsi energi menjadi jauh lebih besar ketimbang pemrosesan kartu kredit.

Selain itu, proyek CBDC yang tengah digodok oleh banyak negara juga diprediksi lebih hemat energi ketimbang konsensus PoW. Karena, menurut IMF, proyek tersebut dibangun di atas distribution ledger technology (DLT), yang mana hanya lembaga yang diizinkan yang bisa bergabung dan memvalidasi tanpa harus melibatkan proof of work.

“Pilihan lain yang tidak menampilkan distributed ledger juga sedang dipertimbangkan. Beberapa di antaranya dipandang menjanjikan dari sudut konsumsi energi. Hal itu bisa diartikan bahwa pemanfaatan CBDC berpotensi mengurangi kebutuhan daya untuk pembayaran digital, bahkan lebih hemat energi dibanding jaringan kartu kredit yang sekarang banyak digunakan,” tulis IMF.

🎄Platform kripto terbaik di Indonesia | December 2024
🎄Platform kripto terbaik di Indonesia | December 2024
🎄Platform kripto terbaik di Indonesia | December 2024

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.

BIC_userpic_sb-49-profil.jpg
Adalah seorang penulis dan editor yang pernah berkiprah di banyak media ekonomi dan bisnis. Memiliki pengalaman 7 tahun di bidang konten keuangan, bursa dan startup. Percaya bahwa blockchain dan Web3 akan menjadi peta jalan baru bagi semua sektor kehidupan
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori