Lihat lebih banyak

Hasil Survei Gemini: Separuh dari HODLer Kripto Melakukan Pembelian Koin Pertamanya di Tahun Lalu

2 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Hampir dari separuh HODLer kripto membeli aset digital untuk pertama kalinya di tahun lalu.
  • Brasil dan Indonesia memimpin tingkat adopsi kripto belakangan ini.
  • Sekitar 30.000 orang menjadi responden dalam survei dari Gemini.
  • promo

Nyaris separuh dari HODLer kripto membeli aset digital pertamanya di tahun lalu, menurut hasil survei Gemini.

Hampir 30.000 orang dari 20 negara berpartisipasi dalam sebuah survei yang diselenggarakan oleh perusahaan crypto exchange Amerika Serikat, Gemini. Survei itu berlangsung dari November 2021 sampai Februari 2022. Selain Amerika Serikat, Gemini juga mengadakan surveinya di negara-negara yang ada di kawasan Amerika Latin dan Asia Pasific. Khususnya, pada wilayah yang memang dijumpai inflasi dan devaluasi mata uang, sehingga mendorong adopsi kripto.

Menurut hasil survei itu, Brasil dan Indonesia memimpin angka adopsi kripto global baru-baru ini. Sebanyak 41% responden dari kedua negara itu membeli aset kripto pertamanya di tahun lalu. Akan tetapi, tingkat adopsi kripto di Amerika Serikat dan Eropa justru berbanding terbalik. Hanya 20% responden Amerika Serikat dan 18% responden Eropa yang membeli aset kriptonya pertama kali.

Kesimpulan Survei Gemini: Kripto Jadi Pelindung dari Inflasi

Survei dari Gemini tersebut menyoroti adanya devaluasi mata uang yang signifikan terhadap dolar AS sebagai faktor pengaruh utama bagi orang-orang yang mempertimbangkan membeli aset kripto. Mereka yang tinggal di negara-negara tersebut dan bukan merupakan HODLer kripto, lima kali lebih mungkin untuk membeli kripto sebagai pelindung nilai dari inflasi.

Selama 5 tahun terakhir, nilai tukar rupee India terhadap dolar AS telah menurun 17,5%; sedangkan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS turun 50% dalam rentang waktu 2011 sampai dengan 2020.

Sebanyak 64% dari responden di kedua negara tersebut meyakini bila aset kripto bisa melindungi mereka dari inflasi.

Lagi-lagi, persentase di Amerika Serikat dan Eropa malah kebalikannya. Hanya 16% responden Amerika Serikat dan 15% responden Eropa yang meyakini jika aset kripto dapat membuat mereka terlindung dari inflasi. Di tahun lalu, hanya 17% warga Eropa yang mengatakan mereka memiliki aset digital. Cuma 7% dari antaranya yang bukan HODLer kripto, namun berniat untuk membeli aset kripto.

Hasil survei dari Gemini kali ini menyimpulkan bahwa 79% responden menganggap pembelian aset kripto mereka sebagai investasi jangka panjang.

Sebelumnya, NBC News melaporkan bila mereka telah melakukan jajak pendapat. Hasilnya, 1 dari 5 warga Amerika Serikat telah berinvestasi, memperdagangkan, ataupun menggunakan uang kripto. Demografi terbesar dalam jajak pendapat tersebut adalah laki-laki berusia 18-49 tahun, yang separuh dari antaranya dilaporkan sekedar mencoba-coba di dunia kripto. Setidaknya 21% dari para responden mengaku telah menggunakan atau berinvestasi kripto sebanyak satu kali.

Platform kripto terbaik di Indonesia | April 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.

photo_Nick.jpg.optimal.jpg
Nicholas Pongratz
Nick adalah seorang ilmuwan data yang mengajar ekonomi dan komunikasi di Budapest, Hungaria, tempat di mana ia menerima gelar BA dalam Ilmu Politik dan Ekonomi dan MSc di Analitik Bisnis dari CEU. Dia telah menulis tentang mata uang kripto dan teknologi blockchain sejak 2018. Ia tertarik dengan potensi dari kedua hal tersebut dari segi penggunaan ekonomi maupun politik.
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori