Saat batas akhir pengajuan permohonan lisensi perdagangan kripto di 29 Februari kemarin, Komisi Sekuritas dan Berjangka (SFC) Hong Kong mengaku telah menerima pengajuan dari 22 entitas untuk bisa beroperasi di sana. Beberapa nama besar; termasuk OKX, Bybit, dan Crypto.com, masuk dalam rombongan yang berupaya mendapatkan legalitas dari regulator setempat untuk memulai bisnisnya secara legal di sana.
Derasnya upaya masing-masing entitas dalam melakukan permohonan izin bisa dipahami. Pasalnya, SFC mengultimatum jika setiap perusahaan kripto yang tidak memenuhi syarat tersebut pada periode yang ditentukan, maka harus angkat kaki dan menarik seluruh bisnis aset digitalnya di Hong Kong.
“Seluruh pengajuan perizinan dilakukan oleh entitas yang tidak berlisensi dan belum diatur oleh regulator. Konsumen tetap harus mengacu pada platform perdagangan virtual berizin untuk mewaspadai risiko.”
Sampai saat ini, baru terdapat 2 perusahaan yang secara resmi mendapatkan lampu hijau dari regulator Hong Kong untuk menawarkan layanan kripto. Kedua perusahaan tersebut adalah OSL Exchange dan Haskey Exchange.
Huobi HK Masuk dalam Daftar Entitas yang Mengajukan Izin
Menariknya, dari puluhan daftar perusahaan kripto, Huobi HK, yang merupakan afiliasi dari platform kripto HTX, masuk dalam rombongan tersebut.
Padahal, sebelumnya HGBL Hong Kong Limited dikabarkan sudah menarik permohonan izinnya dari sana. Juru bicara HTX kala itu menyebut bahwa Huobi HK beroperasi secara independen dari HTX.
Jika melihat data SFC, Huobi HK sebenarnya memang pernah menarik berkas pengajuannya di 20 Februari kemarin. Namun, 6 hari berselang, Huobi HK kembali mengajukan permohonannya untuk mendapatkan izin di Hong Kong.
Sikap tegas Hong Kong terhadap industri kripto sebenarnya bisa dipahami. Sejak diberlakukannya rezim yang terbuka terhadap aset digital, beberapa kasus kejahatan berbasis kripto mulai mencuat.
Data dari HKUST menyebutkan semenjak muncul insiden dugaan penipuan platform kripto JPEX, persepsi masyarakat terhadap kripto mulai berubah. Sebanyak 41% responden dalam penelitian mengatakan bahwa mereka memilih untuk tidak memiliki aset virtual. Kemudian, persentase masyarakat yang ingin memiliki mata uang kripto juga ikut turun 5% menjadi 20%.
Sementara itu, persepsi terhadap regulator, khususnya terkait desakan otoritas bagi perusahaan kripto untuk mendapatkan izin sebelum beroperasi, berhasil mendorong tingkat kepercayaan meningkat menjadi 57%.
SFC Hong Kong Juga Tengah Dorong Tokenisasi Aset
Di sisi lain, SFC juga tengah mendorong adanya integrasi antara produk sekuritas di dunia keuangan tradisional dengan teknologi blockchain.
Chief Executive Officer (CEO) SFC, Julia Leung, menyebutkan bahwa pihaknya menyerukan kemitraan yang lebih erat dengan sektor swasta. Menurutnya, produk investasi tradisional; seperti saham, obligasi, dan reksa dana yang menggunakan distributed ledger technology (DLT), bisa mendorong efisiensi, disintermediasi, likuiditas, serta inklusi keuangan di pasar.
“Kami menetapkan ekspektasi yang sangat jelas. SFC juga terbuka untuk industri datang dan berdiskusi terkait produk baru mereka. Sepanjang standar perlindungan investornya sama atau bahkan lebih tinggi dibanding semua produk tradisional, inovasi yang bertanggung jawab sangat disambut,” ungkap Leung, sebagaimana dilansir oleh SCMP.
Hal itu bisa dianggap sebagai sinyal positif atas niatan beberapa perusahaan manajemen investasi asal Hong Kong yang sudah berniat untuk melakukan penawaran perdagangan produk exchange-traded fund (ETF) Bitcoin spot. BeInCrypto melaporkan bahwa Venture Smart Financial Holdings Ltd (VSFG) dan Harvest Fund sudah berambisi untuk memulai debut produk anyarnya di tahun ini.
Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.