Rencana Filipina menerbitkan mata uang digital bank sentral (central bank digital currency/CBDC) di negaranya semakin dekat untuk terwujud. Bank sentral Filipina mengumumkan bahwa mereka akan menjalankan sebuah proyek percobaan bernama Project CBDCPh.
Padahal, di bulan sebelumnya, Gubernur Bangko Sentral Pilipinas (Bank Sentral Filipina/BSP), Benjamin Diokno, sempat menyatakan mereka tidak ada rencana untuk memperkenalkan proyek CBDC ini dalam waktu dekat, karena mayoritas masyarakat Filipina sangat bergantung pada uang tunai.
Situasi pandemi sepertinya telah menjadi bukti titik balik bagi industri perbankan. Di masa sulit ini, mata uang digital justru mampu memberikan manfaat bagi program bantuan tunai dari pemerintah.
Benjamin Diokno mengatakan, “Kami telah menyaksikan selama pandemi ini bagaimana distribusi bantuan tunai telah banyak digunakan oleh pemerintah untuk memberikan bantuan langsung bagi segmen masyarakat yang paling rentan.”
Ia juga menambahkan bahwa adanya CBDC dapat mendukung efisiensi implementasi program bantuan tunai ini agar tepat sasaran.
Benjamin Diokno memperhatikan sejumlah negara ASEAN juga telah meluncurkan CBDC milik mereka sendiri. Ketertarikan terhadap program CBDC ini turut menjadi bahan perhatian bagi lembaga keuangan internasional, seperti International Monetary Fund (IMF) dan Asian Development Bank (ADB).
“Institusi ini muncul dengan riset mendalam dan menginisiasi diskusi kebijakan yang memiliki tujuan untuk berkontribusi pada kerangka adopsi CBDC, sebagai game-changer yang potensial dalam sistem keuangan internasional,” imbuh Benjamin Diokno.
Bank sentral Filipina sendiri telah mulai mempelajari tentang implikasi dan karakteristik CBDC dalam sistem keuangan sejak tahun lalu.
Benjamin Diokno juga menambahkan, “(Kami -red.) Kemudian melakukan penilaian terhadap sistem pembayaran nasional. Hasilnya ada identifikasi dari penggunaan relevan atas CBDC yang ditujukan untuk meningkatkan keamanan, ketahanan, dan efisiensi sistem pembayaran.”
CBDC di Filipina Masih Perlu Aturan Undang-Undang
Gubernur Bank Sentral Filipina juga mengingatkan bahwa adanya CBDC ini akan menimbulkan masalah dari segi hukum dan butuh undang-undang yang dapat mengatur. Apalagi jika melibatkan BSP sebagai penyalur dana ke masyarakat secara langsung, mengingat kegiatan ini tidak tercakup dalam aturan perbankan yang ada.
“Sebagai tambahan, lembaga otoritas keuangan dan regulator akan perlu kemampuan khusus dan kapasitas teknis untuk mengimplementasikan CBDC secara efektif dan mengelola risiko dari penerbitan CBDC,” tegasnya.
Pengumuman tentang proyek percobaan peso digital ini disampaikan dalam acara BSP-AFI Virtual Knowledge Exchange Program-3 yang diselenggarakan oleh Bangko Sentral ng Pilipinas dan Alliance for Financial Inclusion minggu lalu.
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.
