Pasar kripto menunjukkan gelagat positif di paruh kedua April 2025. Sejumlah sinyal divergence mulai bermunculan, menandakan potensi pemulihan untuk Bitcoin maupun altcoin.
Divergence adalah konsep penting dalam analisis data. Fenomena ini muncul ketika dua metrik tiba-tiba bergerak ke arah berlawanan dari tren sebelumnya. Biasanya, ini menjadi pertanda perubahan arah momentum harga. Berdasarkan analisis para ahli dan data pasar terkini, artikel ini menyoroti 5 sinyal divergence utama—tiga untuk Bitcoin dan dua untuk altcoin—guna membantu investor memahami lanskap pasar secara lebih tajam.
3 Sinyal Divergence di April Isyaratkan Reli Harga Bitcoin
Secara historis, Bitcoin dan Indeks DXY (Indeks Dolar AS) cenderung bergerak berlawanan arah. Saat DXY menguat, Bitcoin biasanya turun, dan sebaliknya. Namun, dari September 2024 hingga Maret 2025, kedua aset ini justru bergerak ke arah yang sama.
Korelasi ini akhirnya terpecah pada April ketika AS mengumumkan kebijakan tarif baru. Hubungan terbalik antara keduanya nampaknya telah kembali.
Joe Consorti, Head of Growth di TheyaBitcoin, mencatat bahwa Bitcoin mulai memisahkan diri dari dolar AS setelah pengumuman kebijakan tarif besar-besaran tersebut. Grafik dalam unggahannya memperlihatkan bahwa pada April, ketika DXY anjlok tajam dari 103,5 ke 98,5, harga Bitcoin justru melejit dari kisaran US$75.000 ke atas US$91.000.

Divergence ini mungkin mencerminkan pergeseran preferensi investor yang mulai memandang Bitcoin sebagai aset pelindung nilai alias safe haven di tengah ketidakpastian ekonomi global akibat kebijakan tarif tersebut.
“Sejak AS mengumumkan rezim tarif besar-besaran, Bitcoin mulai menyimpang dari dolar AS. Di tengah penataan ulang ekonomi global ini, emas dan Bitcoin mulai bersinar,” prediksi Joe Consorti.
Adapun sinyal divergence penting lainnya disampaikan oleh Tuur Demeester, penasihat di Blockstream. Ia menyoroti perpecahan antara pergerakan Bitcoin dan Indeks NASDAQ, yang mewakili saham-saham teknologi. Secara historis, Bitcoin kerap bergerak seiring dengan NASDAQ karena keterkaitannya dengan sektor teknologi dan sentimen ekonomi makro.
Namun, pada April 2025, Bitcoin mulai menunjukkan pola pertumbuhan independen. Aset ini tak lagi bergerak serempak dengan NASDAQ. Meski sebagian pihak seperti Ecoinometrics menilai divergence ini belum tentu bersifat bullish, Demeester tetap menyimpan optimisme.

“Divergence Bitcoin” dan “decoupling Bitcoin” akan menjadi tajuk utama dominan pada 2025,” ujar Tuur Demeester.
Secara khusus, NASDAQ menghadapi tekanan turun imbas kekhawatiran suku bunga dan pelambatan pertumbuhan. Sementara itu, Bitcoin menunjukkan kekuatan dengan lonjakan harga yang substansial. Hal ini mengindikasikan bahwa Bitcoin semakin mengukuhkan posisinya sebagai aset mandiri yang tidak terlalu terikat dengan pasar tradisional.
Data dari CryptoQuant menyoroti divergence lainnya—kali ini dari segi perilaku investor. Holder jangka panjang Bitcoin (LTH, mereka yang telah memegang BTC lebih dari 155 hari) mulai mengakumulasi lagi setelah puncak lokal baru-baru ini.
Sebaliknya, holder jangka pendek (STH) justru mulai menjual. Divergence ini seringkali menandakan tahap awal fase akumulasi ulang dan memberi petunjuk soal kemungkinan rebound harga di masa depan.

“Kenapa Divergence Ini Penting? Perilaku LTH umumnya terkait dengan keyakinan makro, bukan pergerakan spekulatif. Aktivitas STH seringkali emosional dan reaktif, dipengaruhi oleh volatilitas harga dan ketakutan. Ketika akumulasi LTH bertemu dengan kapitulasi STH, ini cenderung menandakan tahap awal fase akumulasi ulang,” prediksi IT Tech, analis dari CryptoQuant.
Pemulihan Altcoin di Ambang Pintu
Sinyal divergence juga muncul untuk altcoin, menandakan prospek positif dalam jangka pendek.
Jamie Coutts, Kepala Analis Kripto di Realvision, menunjukkan adanya divergence penting menggunakan indikator “365-day new lows”. Indikator ini melacak berapa banyak altcoin yang mencapai titik terendahnya dalam setahun terakhir.
Pada April 2025, meskipun kapitalisasi pasar altcoin turun ke titik terendah baru, jumlah altcoin yang mencapai level terendah 365 hari berkurang drastis. Secara historis, pola ini acapkali mendahului pemulihan dalam kapitalisasi pasar altcoin.

“Divergence menunjukkan bahwa momentum turun telah habis,” kata Jamie Coutts.
Dengan kata lain, semakin sedikit altcoin yang mencapai titik terendah berarti semakin sedikit pula aksi panic selling. Ini mengindikasikan bahwa sentimen pasar negatif mulai melemah. Sementara itu, harga yang naik menunjukkan minat beli yang kembali muncul. Faktor-faktor ini memberi petunjuk bahwa altcoin mungkin sedang bersiap untuk pemulihan—atau bahkan memasuki “altcoin season“, periode ketika altcoin mengungguli Bitcoin.
Divergence teknikal lainnya muncul dari RSI (Relative Strength Index) pada grafik Bitcoin Dominance (BTC.D), yang disorot oleh analis Merlijn The Trader. Grafik ini menggambarkan porsi Bitcoin terhadap total kapitalisasi pasar kripto.

“Bearish Divergence Terlihat pada BTC.D. Titik tertinggi yang lebih tinggi pada grafik. Titik tertinggi yang lebih rendah pada RSI. Setup ini tidak bohong. Kekuatan altcoin sedang berkembang. Perhatikan peluang trading,” tutur Merlijn.
Divergence teknikal murni ini menunjukkan bahwa BTC.D mungkin segera mengalami koreksi yang kuat. Jika itu terjadi, investor mungkin akan mengalihkan lebih banyak modal ke altcoin.
Kapitalisasi pasar altcoin (TOTAL3) tercatat rebound sebesar 20% pada April, dari US$660 miliar menjadi lebih dari US$800 miliar. Sinyal divergence yang dibahas di atas menunjukkan bahwa pemulihan ini berpotensi berlanjut.
Bagaimana pendapat Anda tentang 5 sinyal divergence di atas? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.
